[ part 30 ]

1.8K 164 6
                                    

Keirlan terkekeh pelan, laki-laki itu menatap pria baya yang ada di hadapannya ini dengan ekspresi penuh makna.

"Kalian jadi miskin, ya? makanya dateng ke kehidupan saya dan minta aset perusahaan, waktu nggak dikasih malah nyelakain keluarga saya," ujar Keirlan.

"Cuma beberapa aset emang nggak bikin saya miskin, tapi saya nggak mau aja ngasih ke kalian yang bukan siapa-siapa," imbuhnya.

Meskipun ada darah papanya yang mengalir di tubuhnya, namun Keirlan tidak sudi mengakuinya. Anggap saja dirinya waktu kecil dulu telah melakukan kesalahan karena menginginkan Deon bersikap layaknya seorang ayah.

"Ck, ck, ck, tiga generasi nggak tau diri semua," imbuhnya.

Pria baya itu hanya diam dan menatap Keirlan dengan tatapan tajam, hal itu membuat Keirlan terkekeh sinis. Sekarang ia tahu darimana sifat papanya itu berasal.

Dan Keirlan juga merasa heran dengan pemikiran kakek, paman dan juga sepupunya itu yang sedikit diluar perkiraan, biasanya orang akan menjilatnya lebih dulu sebelum merampas barang yang ia inginkan. Tetapi, mereka tanpa basa-basi langsung meminta aset perusahaan.

Keirlan dibuat bingung. Apa mereka tidak memikirkan konsekuensi nya?

"Ck, nggak seru. Gue tunggu dipengadilan, Kakek bau tanah," ujar Keirlan yang kemudian beranjak dari duduknya dan keluar dari ruangan itu.

"Paan dah, gue kira bakalan marah-marah, taunya diem doang," katanya pada Yuan yang juga keluar dari ruangan sebelah yang merupakan tempat pengawasan.

"Maklum aja, Bos. Udah tua," balas Yuan.

Keirlan mengangguk-anggukan kepalanya, lalu mendesis pelan.

"Kasian bener bukannya nikmatin masa tua malah ngedekem di penjara," gumamnya.

Sejujurnya laki-laki itu tidak ingin melakukannya karena jika Kimberly mengetahuinya, istrinya itu akan marah besar. Namun jika ia tidak melakukannya, Keirlan akan merasa tidak puas.

"Gue kira lo cuma tau mukulin orang doang, Bos," celetuk Yuan.

"Emang, tapi khusus mereka gue nggak mau main fisik," balas Keirlan.

Yuan meringis pelan. "Luka batin emang lebih nyiksa," ujarnya.

Keduanya berjalan keluar dari pekarangan rumah itu, saat Keirlan hendak memasuki mobil, sebuah panggilan telepon membuat ponselnya berdering. Laki-laki itu langsung mengangkatnya ketika nama Zeffrey tertera disana.

"Lan, dateng ke ruang VVIP nomer empat, penting!"

Setelah mengatakan itu, Zeffrey langsung mematikan panggilannya secara sepihak, tidak membiarkan Keirlan bertanya sedetik pun.

"Ke rumah sakit sekarang," kata Keirlan pada Yuan yang baru saja menyalakan mobilnya.

"Oke."

👶🏻

"Bos, tenang. Kalo panik lo bisa nyasar," kata Yuan sebelum Keirlan keluar dari mobil.

"Ya," balas Keirlan.

Laki-laki itu akhirnya keluar dari mobilnya setelah mengambil nafasnya sejenak, begitu juga dengan Yuan yang juga ikut turun. Setelah itu, keduanya berjalan memasuki gedung rumah sakit dengan langkah tenang.

Seperti yang dikatakan Yuan, mereka akhirnya sampai di ruangan yang dimaksud oleh Zeffrey tanpa tersesat lagi.

Keirlan masuk ke dalam ruangan itu, sementara Yuan berjaga di luar ruangan bersama dua bodyguard lainnya yang sedari awal sudah stanby disana.

Giant Baby S2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang