Sudah lima hari berlalu semenjak Kimberly dinyatakan koma oleh Dokter, selama itu juga Keirlan terlihat seperti mayat hidup.
Laki-laki itu selalu menangis setiap hari, tidak fokus saat bekerja hingga membuat Brian kembali mengambil alih perusahaan, bahkan ia terus melamun saat menemani Keith hingga membuat anak itu menangis berkali-kali.
Hampir semua jam kunjung disetiap harinya Keirlan gunakan untuk berada di ruang ICU yang ditempati Kimberly, laki-laki itu hanya duduk diam menatap Kimberly yang terbaring di atas brankar dengan mata terpejam dan alat-alat yang menempel di tubuhnya.
Setelah menatap Kimberly cukup lama, laki-laki itu menangis, lalu tertidur dengan tangannya yang menggenggam erat tangan Kimberly.
Ia melakukannya hingga berulang kali setiap harinya, membuat Gabriel dan Zeffrey yang melihat itu menjadi jengah namun juga merasa iba karena Keirlan benar-benar tidak bisa hidup tanpa Kimberly.
"Bius aja dah, Bang. Bisa gila dia kalo gini," bisik Gabriel pada Zeffrey ketika mereka tengah mengamati Keirlan.
Zeffrey berdecak pelan, lalu meminta bawahannya untuk mengambil suntikan berisi obat bius di ruangan dokter keluarga.
Tak lama kemudian bawahannya datang dengan membawakan barang yang diinginkan Zeffrey, bertepatan dengan itu Keirlan keluar dari ruang ICU karena jam kunjungnya sudah habis.
Zeffrey menghampiri Keirlan, lalu menyodorkan jarum suntik itu pada adik iparnya yang membuat Keirlan menatapnya.
"Bius, kalo lo nggak istirahatin tubuh sama pikiran lo itu, yang ada Queen sembuh lo nya mati," ujar Zeffrey dengan kalimat yang sedikit kasar.
Keirlan menatap jarum suntik itu, mungkin dengan cara itu dapat membuatnya tidur tanpa bermimpi buruk dan pikirannya kembali jernih.
Tanpa mengatakan sepatah katapun, Keirlan mengulurkan lengannya pada Zeffrey, meminta laki-laki itu untuk melakukannya.
"Damn!" kata Gabriel dalam hatinya ketika melihat Keirlan yang terlihat pasrah, tidak seperti biasanya yang selalu melarikan diri begitu melihat jarum suntik.
Sementara Keirlan tampak tenang saat Zeffrey menarik lengannya, ia merasakan dingin pada lengannya dan didetik berikutnya ia dapat merasakan jarum suntik yang menancap di lengannya.
Perlahan kesadaran Keirlan mulai menghilang, Zeffrey segera menopang tubuh laki-laki itu saat Keirlan kehilangan keseimbangannya.
"Bawa ke ruang inap," titah Zeffrey pada dua bodyguard yang sedari tadi berjaga disana.
👶🏻
Seumur hidupnya, Keirlan tidak pernah membayangkan jika akan ada kejadian seperti ini yang terjadi padanya.
Keirlan tidak bisa menjalani hari-harinya tanpa mendengar suara merdu Kimberly, suara yang mengatakan selamat pagi padanya ketika ia bangun tidur, suara yang selalu membuatnya merasa tenang saat ia sedang berada dalam kondisi rumit, suara yang selalu membuatnya merasa bahagia saat gadis itu mengatakan jika ia mencintainya atau mengatakan jika ia bangga padanya.
Keirlan juga tidak bisa menjalani hari-harinya tanpa merasakan sentuhan dari Kimberly, seperti kecupan singkat setiap saat ketika ia ataupun gadis itu menginginkannya, pelukan hangat yang ia rasakan setiap harinya, usapan lembut di kepala dan punggungnya.
Keirlan sudah terbiasa dengan semua itu, hampir seumur hidupnya. Lalu tiba-tiba ia dipaksa harus bisa menjalani hari-harinya tanpa Kimberly, meskipun hanya sementara, namun mampu membuat laki-laki itu sangat tersiksa.
Ia sangat tidak suka saat merasakan ada sesuatu yang kosong dan hampa karena tidak mendengar suara dan merasakan sentuhan dari istrinya karena bagi Keirlan, dua hal itu adalah sesuatu yang wajib ia rasakan setiap harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Giant Baby S2 [COMPLETED]
RandomDi season kedua ini berisi cerita tentang Keirlan dan Kimberly setelah lulus sekolah, dan mungkin konflik ceritanya akan sedikit lebih berat dari season satu. So, happy reading guys!