"Baby, name a woman."
"Hah?"
Keirlan baru saja datang menyusul istrinya dan teman-temannya yang saat ini berada di cafe langganan mereka saat sekolah, lalu tiba-tiba disuguhi dengan pertanyaan dari Kimberly, sementara Jayden dan Rafael menunjuk Kimberly secara diam-diam.
"Name a woman," kata Kimberly lagi.
"A woman?" tanya Keirlan.
Kimberly menganggukkan kepalanya. "Yeah, gimme name a woman," katanya.
"Why? is it for our future baby?" tanya Keirlan dengan ekspresi bingungnya.
Sedangkan teman-temannya terlihat menahan tawanya dan beberapa dari mereka menepuk dahinya, menyayangkan sifat Keirlan yang lemot.
"Just gimme name a woman," ujar Kimberly disertai dengan senyuman penuh arti.
"Elsa?" jawab Keirlan dengan ragu.
"Ahh failed!" seru Jayden.
"Mana Elsa projen lagi," ujar Rafael.
"Gue marah sih kalo jadi Kim," imbuh Adira.
"Ngambek sebulan kalo gue jadi Kim," timpal Serlin.
"Hah?" beo Keirlan yang dibuat semakin bingung.
Laki-laki itu duduk di sebelah Kimberly karena sedari tadi ia berdiri, lalu menatap istrinya dengan penuh tanda tanya.
"I'm not a woman, huh?" kata Kimberly yang membuat Keirlan melongo, namun beberapa saat kemudian ia paham.
"Of course, you're a woman," balas Keirlan.
Kimberly menghela nafasnya, memalingkan wajahnya dari Keirlan. Hal itu membuat Keirlan menjadi panik karena tiba-tiba istrinya membuang muka seperti itu.
"Panik nggak? panik nggak? ya panik lah!" celetuk Jayden tiba-tiba, memukul-mukul meja menggunakan tangannya.
"Berantem! berantem! berantem!" kompor Gabriel sembari bertepuk tangan, ikut meramaikan suasana.
"Gue tim Kimberly!" sahut Rafael yang juga mengikuti jejak Gabriel.
"Ntar dulu pesenannya belom sampe!" ujar Adira, gadis itu melihat ke arah para waiters yang membawa berbagai menu makanan namun nomor yang tertera disana bukan nomor meja mereka.
"Kamera gue udah stanby nih!" pekik Serlin yang memang sedari tadi sudah merekam semuanya sejak Keirlan datang memasuki cafe.
Jovanka dan David? mereka hanya ikut bertepuk tangan dan tertawa saja, sebuah kemajuan kedua manusia pendiam dan introvert itu mau berpartisipasi.
Berbeda dengan wajah Keirlan yang saat ini terlihat panik namun juga kesal secara bersamaan, justru Kimberly hanya menutupi wajahnya menggunakan satu tangannya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya melihat teman-temannya yang mulai bertingkah.
Mendadak suasananya semakin heboh ketika Keirlan mencondongkan tubuhnya ke arah Kimberly, laki-laki itu menatap istrinya dengan mimik wajah yang berubah menjadi memelas.
Rafael berseru heboh saat melihat mata Keirlan yang tiba-tiba mengeluarkan airmata.
"Anjing ini first time gue liat Keirlan nangis cok!" seru Rafael dengan tangannya yang memukul-mukul bahu Jayden brutal.
Kimberly yang tadinya memalingkan wajahnya dari Keirlan sontak melihat ke arah suaminya begitu mendengar seruan Rafael.
"Jangan direkam lagi, Ser," kata Kimberly sembari menutupi wajah Keirlan menggunakan kedua tangannya agar wajah suaminya tidak terekam oleh Serlin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Giant Baby S2 [COMPLETED]
RandomDi season kedua ini berisi cerita tentang Keirlan dan Kimberly setelah lulus sekolah, dan mungkin konflik ceritanya akan sedikit lebih berat dari season satu. So, happy reading guys!