"Baby, you want a baby boy or girl?" tanya Kimberly tiba-tiba.
Saat ini mereka tengah berada di rumah sakit untuk cek kandungan, mengantri bersama bumil-bumil lainnya.
"Whoever God gives, I can love them," ujar Keirlan sembari mengusap perut Kimberly yang mulai semakin membesar, cukup besar untuk kandungan yang baru memasuki usia 14 minggu.
"I can't wait to see my baby," bisiknya.
Kimberly hanya tersenyum simpul, hari ini mereka juga akan melakukan USG untuk pertamakalinya. Meskipun sebenarnya sudah bisa melakukan USG saat usia kehamilan dua bulan, namun entah mengapa Kimberly tidak mau, lalu semalam tiba-tiba menginginkannya.
"Lily," panggil Keirlan disertai dengan tubuhnya yang semakin mendekat ke arah istrinya.
"Apaa?" jawab Kimberly.
"Kenapa mereka liatin Ilan kaya gitu?" tanya Keirlan sembari mengarahkan matanya ke arah para ibu-ibu hamil yang ternyata curi-curi pandang ke arah mereka, atau lebih tepatnya Keirlan.
"Ilan kaya diarahin laser senapan, bikin merinding," ujar laki-laki itu dengan wajah ekspresifnya yang membuat Kimberly tertawa.
"Mereka itu terpesona sama kamu tau, kapan lagi cek kandungan dikasih pemandangan cowok ganteng?" kata Kimberly dengan nada bercanda.
Setiap datang kesini untuk cek kandungan memang ia sudah sering memergoki beberapa ibu hamil yang curi-curi pandang ke arah Keirlan, bahkan ada yang terang-terangan.
Contohnya seperti bulan lalu, mereka tiba-tiba dihampiri oleh seorang ibu muda yang sudah hampir tua bersama suaminya, ibu hamil itu meminta ijin pada mereka untuk mencubit pipi Keirlan. Kimberly tentu saja mengijinkannya karena itu adalah permintaan sang bayi, sementara Keirlan dengan berat hati setuju karena permintaan Kimberly.
"Ah, besok pake topeng Ironman aja deh," dumel Keirlan pelan.
Dulu memang ia sudah terbiasa dengan semua mata yang tertuju padanya, namun semakin lama ia semakin risih, apalagi jika mereka menatapnya terang-terangan dengan ekspresi muka pengen.
Mendengar nama Kimberly dipanggil, keduanya sontak beranjak dari tempatnya dan bergegas masuk ke dalam.
Begitu mereka masuk, keduanya disapa dengan ramah oleh Dokter kandungan yang sudah akrab dengan Kimberly, Dokter Nazma namanya.
"Bulan ini ada keluhan, Kim?" tanya Dokter Nazma.
"Bulan ini baik, cuma berat badan aku tambah banyak aja," balas Kimberly disertai dengan senyumannya.
Seperti kebanyakan perempuan, Kimberly juga merasa takut jika berat badannya naik secara drastis, meskipun ia sudah tahu jika itu adalah hal yang wajar untuk ibu hamil.
"Bagus, dong! kalau berat badannya nggak naik malah bikin panik," ujar Dokter Nazma sembari tertawa kecil.
Keirlan yang mendengar itu sontak mendapatkan ide di benaknya, setelah ini ia harus menyediakan banyak stok makanan untuk Kimberly. Setiap pulang bekerja ia harus membeli makanan untuk Kimberly, atau setiap ia pergi keluar rumah.
"Ada keluhan lain nggak? misalnya seperti morning sickness?" tanya Dokter Nazma lagi.
Kimberly menggelengkan kepalanya. "Masih sering, tapi udah mulai terbiasa," katanya.
"Mau USG sekarang?" tawar Dokter Nazma yang dibalas anggukan oleh Kimberly, Keirlan pun tampak antusias meskipun wajahnya terlihat biasa saja.
Dokter Nazma menuntun Kimberly untuk merebahkan tubuhnya di atas brankar, lalu ketika Dokter itu hendak menyibakkan baju yang dikenakan Kimberly, Keirlan menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Giant Baby S2 [COMPLETED]
DiversosDi season kedua ini berisi cerita tentang Keirlan dan Kimberly setelah lulus sekolah, dan mungkin konflik ceritanya akan sedikit lebih berat dari season satu. So, happy reading guys!