CELINE POV
Seorang anak mengenal dunia melalui kedua orang tuanya. Baik caranya memandang dunia, menghadapi masalah hingga memberikan perhatian pada orang lain.
Hitam... Putih.. dan pahit manisnya kehidupan diperkenalkan pertama kali oleh orang tua. Sejak dia membuka mata, mengucap kata pertama hingga saat pertama kali berjalan, akan selalu ada tangan orang tua yang mengelilinginya.
Aku menyadari bahwa diriku saat ini adalah hasil dari peran orang tuaku. Sebuah memori dimana rasa sakit akan kehilangan dan amarah menguasai diri. Namun, saat diri ini berusaha mengendalikannya, semuanya sudah terlambat.
Pada akhirnya kami melukai satu sama lain. Luka yang tidak akan hilang ataupun terhapus oleh waktu. Karena bagi kami waktu untuk sembuh itu telah membeku bersama dengan malam dingin yang merenggut nyawanya.
Aku rindu ibuku.
Aku rindu ayahku.
Aku rindu kami yang dulu. Saat semua terlihat baik-baik saja. Ketika aku menjadi pusat dunia mereka. Dan mereka menjadi duniaku.
.
.
.
"Coba ibu lihat, bagaimana penampilan tuan putriku."
Celine memutar tubuhnya dan berusaha tersenyum selebar mungkin sembari menggerakan ujung roknya yang mengembang.
"Astaga.. ini benar Cloeku? Kenapa cantik sekali." Ucap Bella dengan dua tangan yang merengkuh tubuh Celine gemas.
"Hari ini ibu akan mengantarku?" Tanya gadis kecil itu ragu.
Mengingat selama masih di preschool hanya madam Dhita yang rajin mengantar dan menjemputnya. Selain itu, Bella akhir-akhir ini juga semakin sibuk karena sedang di puncak karirnya sebagai seorang model.
"Tentu. Hari ini kan hari pertama putriku masuk sekolah. Ibu akan mengantarmu dan menjemputmu bersama ayah nanti." Bella bergerak memasang beberapa jepit di atas rambut hitam sang putri. "Putri ibu sudah tahu hari ini pulang jam berapa?"
"11." Jawab Celine penuh semangat dengan mengangkat kedua telunjuknya membentuk angka 11.
"Baik, ibu akan disana sebelum jam 11 jadi, tuan putri tidak akan menunggu lama."
"Yeay.. aku senang sekali. Terima kasih!" Celine berseru senang dan memeluk leher Bella erat yang masih berjongkok di depan meja rias. "Aku sayang ibu."
"Ibu juga menyayangimu Cloe." Bella menyelesaikan acara mendandani Celine. "Ayo turun dan sarapan bersama ayahmu."
Kaki kecil Celine langsung bergerak cepat menyusuri lantai rumah itu hanya dengan beralaskan kaos kaki.
"Cloe sepatunya!"
Tidak menggubris panggilan sang ibu, Celine menuruni tangga rumahnya dengan terburu-buru. Hingga sebuah rengkuhan mengangkat tubuhnya ke udara dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
broken PRINCESS
RomanceCeline James memiliki segalanya selain satu hal... Kebahagiaan. Sosok putri kerajaan terlihat begitu indah dari luar, namun siapa sangka jika di dalam diri Celine tidak tersisa apapun selain... Kehampaan. Bagaikan porselen kaca yang berkilau, Celine...