Celine James memiliki segalanya selain satu hal... Kebahagiaan.
Sosok putri kerajaan terlihat begitu indah dari luar, namun siapa sangka jika di dalam diri Celine tidak tersisa apapun selain... Kehampaan.
Bagaikan porselen kaca yang berkilau, Celine...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
#princessCELINE
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
#cloebf
| | | | |
Suara gesekan daun yang tertiup angin membuat Jason sesekali mengalihkan pandangan, merasa tertarik dengan pemandangan malam yang baru dalam hidupnya. Sinar lampu Club yang biasa terlihat penuh warna terasa begitu biasa daripada pancaran sinar jingga hangat yang menyentuh kulit putih Celine. Menyadari jika gadis itu mulai bergetar kedinginan, Jason melepas jaket yang dipakainya dan menyampirkannya di pundak Celine. Melihat itu Celine tersenyum lagi.
“Darimana kau tahu tempat seperti ini?” Mulai Jason yang sudah menghabiskan makanan miliknya dan menyisakan sebuah gelas berisi teh dengan es yang mulai mencair.
Celine menelengkan kepalanya, “Kiara. Adik Mike. Saatku tanya dimana tempat nongkrong favoritnya, dia mengatakan tempat ini.”
“Lalu, kau bersama siapa kemari?”
“Bersama siapa lagi? Tentu saja Artyo.”
“Berdua?” Buru Jason yang membuat Celine tersenyum.
“Tentu ada Zari juga, mereka itu sepaket denganku. Mana mungkin aku pergi sendiri.” Jawab Celine sembari menyesap jus stroberinya.
“Kau ke rumahku sendiri waktu itu.”
“Itu hal yang berbeda.”
“Terserahlah.” Jason melipat kedua tangannya di atas meja. “Mulai sekarang kau tidak boleh pergi kemanapun selain denganku.”
“Posesif sekali.” Celine ikut melipatkan tangannya, kini wajah keduanya berhadapan. “Memangnya kau siapaku, sehingga melarangku melakukan ini itu?”
“Kau bercanda? Semua tindakanku ini tidak artinya. Kau masih butuh pengakuan secara formalitas?”
“Formalitas tidak buruk, kurasa aku menyukainya.” Ucap Celine yang membuat Jason semakin tidak habis pikir dengan jalan pikiran presdir di depannya ini. “Soal Mike.”
