CELINE - 02*

171 16 0
                                    

|
|
|
|
|

"Maaf saya terlambat." Leo memasuki ruang meeting dengan setelan kaos dan celana jeans yang pas di tubuhnya. "Hei, kau sudah menunggu lama?" Tanyanya pada Celine dan mengambil duduk di sebelah kanannya.

"Kami juga baru sampai." Bukan Celine, itu Zari yang menjawab.

Leo tersenyum dan melirik Celine yang fokus pada lembaran di depannya. Sepertinya, bagi Celine James wajah tampan Leonard Peter itu tidak lebih menarik daripada lembaran yang berisi rangkaian flow chart dan kata di tangannya.

"Sebelumnya, saya ingin berterima kasih karena kalian mau datang sepagi ini. Jadi, untuk mempersingkat waktu kita mulai briefiengnya." Kepala editor majalah itu memulai. "Seperti yang sudah kami jelaskan dan juga ada pada handbook yang dibagikan, kalian akan mengisi majalah Tarius untuk edisi bulan depan dengan tema 'Next Couple Icon'. Kita akan mengambil pada beberapa tempat dan konsep yang berbeda. Kita juga akan membuat video wawancara singkat yang dapat diakses oleh pembaca."

Jujur saja Celine tidak terlalu mendengarkan penjelasan Kepala Editor Majalah itu. Tangannya sibuk membolak-balik halaman dan terhenti di satu halaman yang menunjukkan sebuah konsep pemotretan.

"Jika, ada saran atau permintaan khusus silakan diutarakan. Saya dan tim akan berusaha untuk memenuhinya, karena project ini adalah project skala besar yang dilakukan oleh majalah kami." Ucap Kepala Editor mengakhiri sesi penjelasan.

Tentu saja Celine tidak membuang kesempatan ini begitu saja, "Sebelumnya saya minta maaf, saya ingin mengganti konsep pemotretan terakhir." Celine meletakkan halaman yang memuat konsep itu ke atas meja.

Mendengar permintaan Celine, sederet orang yang duduk di samping kepala editor majalah saling tatap. Hal ini cukup membingungkan, dikarenakan konsep yang ingin diganti Celine adalah konsep utama dari pemotretan ini.

Leo memundurkan kursinya dan menatap Celine, "Apa kau keberatan untuk bergandengan tangan denganku, nona Celine? Sampai kita harus mengganti pose sederhana seperti ini?" Tanyanya yang dibalas Celine dengan santai.

"Iya, aku keberatan."

Leo tertawa pelan. "Kuharap kau ingat apa tema pemotretan kali ini. Pasangan mana yang tidak bergandengan tangan? Bukankah itu akan tampak aneh nanti?"

"Dan kuharap anda juga mengingat salah satu kontrak untuk pemotretan ini adalah tidak ada skinship antara saya dengan model laki-lakinya." Bukannya menjawab Leo, Celine malah menyerang kepala editor dengan fakta. Sekali lagi, Leo dibuat tidak habis pikir dengan tindakan Celine.

"Tentu, kami ingat dengan poin kontrak tersebut..."

"Bagus kalau begitu. Lakukan seperti yang tertera di kontrak atau anda kehilangan model di saat terakhir." Potong Celine membuat beberapa staf berbisik.

"Apa anda punya saran untuk mengganti konsep ini?" Tanya Kepala Editor hati-hati setelah berunding dengan salah satu stafnya.

"Kita lakukan pose yang lebih sederhana, seperti saling tersenyum saat berjalan bersama, ini akan terhubung dengan konsep sebelumnya. Lagipula, seperti yang sudah dikatakan sepasang kekasih akan terlihat natural jika bersikap malu-malu dan saling perhatian. Bukan memaksa untuk hal yang tidak disukai. " Tutur Celine yang membuat kepala editor mengangguk dan Leo tertawa pelan.

"Lalu, Leo apakah anda punya permintaan khusus untuk pemotretan ini?"

Leo menatap Celine dari samping dengan tajam, "Pastikan saja orang di sampingku ini menghadiri setiap pemotretan dengan tepat waktu. Jangan sampai aku memaksanya untuk datang."

broken PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang