This is Point Of View from.
BELLA Hamilton
For Her First Love Ever.
KEANU James
.
.
..
.
.Kata orang kau tidak membutuhkan cinta saat kau sudah punya segalanya. Rumah, perhiasaan, mobil, prestasi, kecantikan. Kurasa itu benar.
Karena saat semua teman sebayaku sibuk mencari tambatan hati dan bualan tentang cinta pertama. Kehidupanku hanya berisi tentang pesta, belajar dan bersenang-senang.
Untuk apa cinta? Jika aku sudah mendapatkan hal yang lebih berharga.
Lagipula, apa itu cinta? Apakah itu sepadan dengan semua hal yang sudah kumiliki?
.
.
.
.
."Bels, musim panas ini kau mau ikut kami tidak?"
Bella yang sedang fokus memeriksa ulang hasil try out mingguannya, hanya menyahut pelan. "Ikut kemana?"
"Swiss. Liburan kali ini kami akan pergi ke sana." Terang Fani salah satu teman Bella.
"Kenapa harus ke sana?"
"Kau tidak tahu? Orang tua Stevan baru saja membuka resort bintang 5 di sana, dia mengajak kita semua untuk menjadi orang pertama yang mengunjunginya." Terang Fani penuh Antusias.
Mendengar nama yang tidak asing Bella mengangkat wajahnya. "Stevan? Stevan Pior?"
"Iya.. Stevan yang itu. Aku sudah bertekad untuk ikut ke sana dan mendekatinya. Kau tahu kan jika dia itu sangat tampan dan keluarganya sangat kaya."
"Kau hanya mendekatinya karena harta?"
Mendengar pertanyaan Bella, Fani malah mengerutan kening. "Tentu. Memangnya untuk apa lagi? Cinta? Kau lucu sekali Bels. Dalam lingkungan sosial kita mana ada hubungan atas dasar cinta. Kalaupun ada, mereka pasti sudah terbuang karena menikahi orang yang kastanya lebih rendah." Ucap Fani dengan rambut yang disibakkan penuh gaya.
Dengan anggun, Bella menutup buku di depannya dan meraih tas ranselnya. "Pernikahan atas dasar cinta itu pasti ada. Meskipun aku juga tidak terlalu memercayainya. Tapi, ayahku buktinya. Ibuku itu hanya seorang gadis dari keluarga biasa saja tuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
broken PRINCESS
RomanceCeline James memiliki segalanya selain satu hal... Kebahagiaan. Sosok putri kerajaan terlihat begitu indah dari luar, namun siapa sangka jika di dalam diri Celine tidak tersisa apapun selain... Kehampaan. Bagaikan porselen kaca yang berkilau, Celine...