|
|
|
|
|Milan, Italia.
"Astaga.." keluh Jason begitu tubuhnya bersandar di sebuah mercedez yang menjemputnya di bandara.
"Kita akan langsung ke hotel, Jason?" Tanya Brian yang duduk di samping driver.
Jason menggeleng, "Tidak, kita langsung pergi ke alamat yang kau dapatkan. Waktu kita tidak banyak sampai rapat direksi dilakukan."
"Setidaknya kau harus makan atau mandi dulu, apa kau tidak merasa jet lag?"
"Aku ini pria yang menepati janji Brian, aku tidak bisa membiarkan Celine menunggu lebih lama dan semakin kesusahan." Arang Jason sembari melepas jaket kulit yang terpasang di tubuhnya.
"Jujur, awalnya aku merasa aneh saat kau mau menerima permintaan Celine. Membayar orang untuk mencarikannya informasi. Lalu, sekarang kau mau jauh-jauh pergi ke Milan untuk mencari ayahnya. Kupikir kau ini sedang beramal atau bagaimana, tapi setelah dipikir-pikir aku tahu alasannya." Terang Brian di sela laju mobil yang membelah jalanan.
"Sok tahu, coba katakan apa alasan yang ada di otakmu itu?"
Brian menjulurkan kepalanya ke kursi belakang dan memasang wajah iseng, "Kau menyukainya kan?" Jason melotot, mendengarnya. "Jika bukan itu, lebih tidak masuk akal lagi kau membantunya karena hanya sedang ingin. Celine James bukanlah gadis yang bisa kau peluk dan miliki sesuka hatimu. Dan kau bukanlah Jason Dazl yang mau melakukan hal baik secara cuma-cuma."
"Jaga ucapanmu tentangnya."
"Kau marah? Cemburu? Kalau begitu sudah dipastikan." Brian kembali menggoda Jason.
"Dipastikan apanya?"
"Kau menyukainya, apalagi."
"Ya! Itu tidak benar. Kau mengada-ada." Seru Jason kesal setengah mati.
"Kalau kata anak jaman sekarang apa namanya... ah. CLBK a.k.a Cinta Lama Belum Kelar." Tambah Brian yang membuat Jason semakin dongkol.
"Tarik kata-katamu atau..."
"Atau apa?" Lempar balik Brian yang terintrupsi oleh bunyi ponsel Jason. "Ah itu dia, CJ." Ucap Brian saat melihat nama Celine James muncul di layar Jason yang berkedip.
"Diam kau." Peringat Jason yang segera mengangkat panggilan itu. "Halo. Celine." Panggil Jason saat tidak ada sahutan terdengar.
Apa dia sedang bailk mengerjaiku? Pikirnya yang langsung berubah khawatir saat nada suara Celine terdegar serak. Dia habis menangis?
[Kau sudah sampai?]
"Ya, belum lama." Balas Jason. "Jadi, kau sudah berhasil melakukan sesuatu hari ini?"
Celine berdeham, [Ya. Aku sudah berhasil.]
"Baguslah, kalau begitu tinggal kabar baik dariku." Ucap Jason berusaha santai. "Tenang saja kau tahu bisa mengandalkanku kan?" Mendengar bualan Jason Brian mendengus.
[Tentu.] Balas Celine singkat.
Ingin sekali Jason bertanya macam-macam, seperti kau baik-baik saja. Sesuatu terjadi hari ini? Atau kau mau cerita? Tapi semuanya tertahan di ujung lidahnya. Tentu egonya melarang keras bersikap lebih pada Celine saat ini.
[Hari ini aku pergi ke pernikahan George.] Ucap Celine yang membuat Jason berseru dalam hati, sudah kuduga!. [Tapi, semua baik. Kau tidak perlu khawatir.]
"Apa menurutmu aku terlihat seperti orang yang mudah khawatir?" Jason berucap sarkas menutupi kekesalannya entah karena apa.
Tawa ringan terdengar di rungu Jason. [Tentu. Sebenarnya aku menelpon karena ingin memberitahumu untuk tidak terlalu kelelahan. Jangan paksa dirimu mencari ayahku.]
KAMU SEDANG MEMBACA
broken PRINCESS
RomanceCeline James memiliki segalanya selain satu hal... Kebahagiaan. Sosok putri kerajaan terlihat begitu indah dari luar, namun siapa sangka jika di dalam diri Celine tidak tersisa apapun selain... Kehampaan. Bagaikan porselen kaca yang berkilau, Celine...