CELINE - 03*

128 11 0
                                    

|
|
|
|
|

Sesuai keinginan Elina, hari sabtu jam 1 siang. Celine datang ke salah satu restoran yang masih satu lingkup dengan lapangan golf yang sering dikunjunginya.

Celine datang dengan gaun berwarna biru dan blazer. Rambutnya di kuncir rapi menyisakan beberapa anak rambut yang membuat penampilannya tampak manis.

Saat sampai disana Celine menyadari jika Elina sudah mempersiapkan banyak hal. Terbukti ketika Celine baru saja menginjakkan kaki, seorang pelayan yang terlihat menunggu langsung mengarahkannya pada meja yang memiliki pemandangan paling bagus. Awalnya Celine sedikit bingung karena di meja itu hanya ada dua kursi.

Namun, logikanya bekerja dan berpikir mungkin teman Elina hanya menemuinya berdua? Tidak berhenti disana, kebingungan Celine berlanjut saat pelayan menyiapkan beberapa dekorasi yang membuat suasana menjadi romantis? Pemain biola. Itu mulai terasa aneh sekarang.

"Maaf nona, apa anda ingin dihidangkan makanan sekarang?" Tanya pelayan sopan yang langsung ditolak Celine lembut.

"Nanti saja, tamuku belum sampai." Bila orang yang akan ditemuinya adalah teman Elina tentu umurnya pasti berada di sekitar 50 tahunan. Celine tidak mungkin bertindak lancang dengan mendahuluinya makan. Itu bukan Celine sekali.

Akhirnya, pelayan tadi hanya menuangkan segelas jus dingin di gelas dan pamit.

Celine mengedarkan pandangan, dan menyadari kejanggalan lainnya.

'Kenapa tempat ini sangat sepi?'

Tempat ini salah satu arena golf paling terkenal di kota. Apalagi ini hari sabtu, seharusnya ada banyak orang disini. Setengah jam menunggu, Celine mulai merasa tidak nyaman disana dan memutuskan untuk memanggil salah satu pelayan.

"Ada yang bisa saya bantu nona?"

"Apakah Nyonya Elina me-reservasi satu restoran hari ini?"

Pelayan itu tersenyum, "Benar nona."

Celine terkejut, kenapa Elina bertindak sebesar itu hanya untuk pertemuan singkat. "Boleh aku tahu untuk apa tempat ini di reservasi?"

"Menurut informasi, akan ada kencan buta nona."

"Kencan buta?" Celine berusaha menahan pekikan ketika mendengar penuturan pelayan itu. "Kau yakin?"

"Iya nona, kami bahkan sudah menyiapkan pengiring musik." Tutur pelayan itu, sembari sedikit menoleh pada jajaran pemain biola di belakang Celine yang sejak tadi berada di sana menunggu momen.

'Apa aku dijebak?'  Celine langsung mengambil ponselnya dan berniat menghubungi Elina. Tapi, belum sempat melakukan panggilan sebuah pesan masuk.

\Cloe sayang, maaf tante membohongimu. Tapi, tante hanya ingin kau menemui pria pilihan tante. Dia akan datang terlambat, Lili baru saja memberitahu. Tolong bersabar dan temui dia ya.\

Celine kehabisan kata-kata. Apa yang harus dilakukannya sekarang. Jika, dia pergi begitu saja tanpa menemui pria itu Elina akan merasa tersinggung. Tapi, jika tetap menunggu di sini sama saja menerima untuk dikenalkan dengan pria itu.

'Ah, dasar Lili. Ini pasti idenya. Lihat saja nanti.' Rutuk Celine dalam hati.

Memutuskan untuk menunggu, Celine menatap pelayan di sampingnya. "Sepertinya tamuku akan datang terlambat tolong hidangkan makananku lebih dulu." Baiklah, Celine akan menunggu dan akan langsung pergi setelah pria itu datang. Ya begitu saja.

3 jam kemudian

Ponselnya berdering. Nama Zari terpampang.

"Halo."

broken PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang