CELINE - 05

108 10 0
                                    

|
|
|
|
|

"Itu tidak adil."

"Aku bekerja di rumah sakitnya." Jawab Mike tanpa menunggu. "Apa yang kau lakukan di Indonesia?" Tanya Mike balik, yang dijawab Kiara singkat.

"Bekerja."

"Bagaimana kuliahmu?"

"Aku berhenti."

"Kau berhenti?" Tanya Mike tidak percaya. "Kenapa?"

Kiara ikut menyederkan punggung di kursi. "Aku tidak mau kuliah lagi di sana."

"Lalu, kalau kau tidak kuliah, kau pikir boleh seenaknya bekerja di tempat ini tanpa mengabari keluargamu begitu?"

Kiara memberengut tidak setuju, "Kenapa kakak bilang begitu."

"Aku harus bilang bagaimana? Kau tahu rasanya kepalaku mau pecah karena tiba-tiba melihatmu di Indonesia, ditambah kau bekerja di Club." Mike menurunkan nada ucapannya. "Kiara apa yang sebenarnya terjadi. Apa kau tidak akan memberitahuku?"

"Apa kakak akan memahamiku jika kujelaskan?" Kiara melirik Mike tajam, "Tidak kan, kakak akan marah dan malah menceramahiku. Seolah-olah  kakak yang paling tahu keadaanku."

Mike terkejut, reaksi Kiara sesuai dengan gambaran Celine. Gadis itu menyimpan sesuatu dalam hatinya yang tidak bisa diungkapkan dengan mudah.

"Akan kucoba untuk mengerti, jadi beritahu aku." Ucap Mike mencoba menggali jawaban.

"Berjanjilah untuk tidak mengatakan apapun hingga aku selesai bicara." Kiara menyodorkan jari kelingkingnya, Mike menautkan kelikingnya dan diam.

"Sebenarnya aku sudah lama tidak kuliah. Kakak tahu kan kuliah seni tidaklah murah. Apalagi, universitas itu termasuk 3 terbaik di Australia. Ada banyak hal yang kulewatkan karena harus membayar ulang di luar uang kuliah pokok. Aku tidak bisa meminta kakak terus-menerus hanya demi keinginanku." Kiara memilin ujung bajunya.

"Jadi, kuputuskan untuk mencari pekerjaan paruh waktu. Tapi, ternyata itu tetap tidak berjalan lancar karena semakin tinggi semesternya semakin besar pula kebutuhannya. Selama ini aku sudah merepotkan kakak dan bibi untuk merawatku sejak kecil. Mana mungkin aku merepotkan kalian lagi."

Mike terkejut mendengarnya.

"Akhirnya aku memilih untuk pulang dan mencari pekerjaan di sini. Aku berniat untuk menabung lebih dulu dan kembali kuliah agar tidak mengecewakan kalian. Saat aku tahu Club ini membuka lowongan barista dengan bayaran yang cukup tinggi aku langsung mendaftar dan diterima." Terang Kiara yang membuat Mike mengelus dahinya.

"Sudah berapa lama kau di Indonesia?"

Kiara terlihat mengingat sesuatu, "1 tahun. Aku sudah bekerja di sini juga selama itu."

"Satu tahun kau di Indonesia tetapi tidak pulang ke rumah?"

"Kakak." Kiara memanggil dengan keras. "Aku ingin berhenti, bergantung pada kalian. Aku ingin mengusahakan semuanya sendiri, dengan kemampuanku sendiri. Ya, benar aku salah karena aku tidak memberitahu kalian tentang keberadaanku. Tapi, aku melakukannya agar kalian tidak mengirimku kembali ke Australia dan menghabiskan banyak uang lagi untukku."

"Kenapa kau merasa seperti itu Kiara? Kami sungguh tulus merawatmu, kami benar-benar ingin yang terbaik untukmu."

"Kakak yakin?" Alis Mike bertatut. "Tidak semua orang mau menerima orang lain dengan penuh lapang dada kak, mereka pasti juga merasa kesulitan. Aku melihatnya, bagaimana kakak harus belajar begitu rajin agar bisa mendapat beasiswa. Paman dan bibi yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhanku. Apa kakak pikir melihat kalian seperti itu aku merasa bahagia? Tidak, aku merasa bersalah kak."

broken PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang