CELINE - 06*

91 8 0
                                    

|
|
|
|
|

Seharian ini Mike tidak melihat matahari sama sekali. Pagi buta sudah masuk ruang operasi dan sore ini cuaca cukup mendung. Rasa lelah di tubuhnya semakin berlipat-lipat. Dengan tubuh lesu, Mike turun dari mobilnya dan berjalan memasuki rumah.

Ketika, pintu rumah sudah terbuka sebuah seruan menyambutnya.

"Suprise!"

"Kiara?"

"Yes, its me." Ucap Kiara dengan senyum lebar dan memeluk Mike.

Seolah menyalur, Mike ikut tersenyum dan membalas pelukan Kiara. "Kau pulang?"

"Yap, aku akan tinggal di sini mulai sekarang. Kita akan bersama lagi seperti dulu." Terang Kiara penuh semangat. "Jadi, pak dokter kau harus membiasakan diri denganku lagi. Karena aku akan sering menganggumu."

"Tentu, aku tidak keberatan." Mike mengurai pelukan dan menatap Kiara. "Tunggu, apa ayah dan ibu sudah tahu semuanya?"

"Aku sudah jelaskan keadaannya, tapi tidak semuanya. Aku tidak ingin bibi dan paman khawatir jadi, kumohon untuk ikuti saja alurnya ya pak dokter." Peringat Kiara yang membuat Mike tersenyum lagi.

"Baiklah. Apapun itu selama kau baik-baik saja sekarang." Ucap Mike dengan sebelah tangan mengusap rambut Kiara lembut.

"Mike kau sudah sampai?" Keduanya tersenyum mendengar panggilan sang nyonya rumah.

"Iya ibu, aku disini."

"Lihat karena Kiara ada di rumah, ibu memasak banyak untuk merayakan kepulangannya."

Mike melihat makanan yang berjejer di atas meja. "Aku bisa melihatnya."

"Ibu senang Kiara di Indonesia, seharusnya kita tidak perlu mengirimnya ke Australia untuk bersekolah. Ibu merindukannya setiap hari." Tasya bergerak memeluk Kiara.

"Dan jika itu terjadi Kiara tidak akan mendapat kesempatan ini. Aku sudah mengeceknya, tempat itu yang terbaik di negara ini." Chiko -Ayah Mike- muncul membawa mangkuk salad dari dapur. "Tidak usah mandi nak, langsung saja makan ayah sudah lapar sejak sore tadi."

"Kau ini, tidak ikhlas sekali membantuku ya." Goda Tasya yang disambut Chiko enteng.

"Ya, membantu... kurasa hampir aku yang memasak semuanya dan kau hanya mengobrol dengan Kiara sepanjang sore karena terlalu senang."

"Ayolah Paman, aku ikut membantu mencuci sayur dan buah tadi." Kiara beralih menghampiri Chiko dan mengambil salad di tangannya. "Silakan duduk biar aku yang membawanya." Kiara menarik satu kursi di meja makan dan mempersilakan Chiko duduk.

"Kalian berdua memang baik kalau ada maunya. Mike jangan tertipu oleh mereka." Peringat Chiko yang disambut tawa Mike.

"Jadi, apa yang terjadi? Kau diterima bekerja atau bagaimana?" Mulai Mike diiringi denting sendok dan garpu di atas meja.

"Kiara bilang dia bekerja di sebuah gallery ternama, apa namanya?"

"Star Gallery." Sambung Chiko.

"Benar, Star Gallery. Dan kata Kiara mereka juga mensposori kuliahnya, bukankah itu luar biasa. Mereka sangat jeli dan mengenali bakat putriku yang cantik ini." Ucap Tasya dan dibalas senyuman Kiara.

Merasa janggal Mike akhirnya bertanya, "Jadi, siapa pemilik Star Gallery ini kalau aku boleh tahu?" Mike menatap Kiara yang mengalihkan pandangan.

"Setahu ayah, Star Gallery salah satu anak perusahaan J's Company. Bukankah sekarang presdir nya adalah anaknya." Terang Chiko.

broken PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang