Aries menyambut Chiara dengan pelakun erat, seperti biasa setiap pulang kerja putrinya itu selalu menyambutnya dengan tawanya. Setiap kali Aries mendengar suara putrinya itu, semua rasa lelahnya langsung menghilang.
"Gimana hari anak Mama?"
"Baik Ma, hari ini Ara belajar hitungan lagi."
"Oh yah?" Sembari mendengarkan Chiara, Aries menarik Athan untuk mengikutinya ke lantai dua dimana kamar seseorang berada.
"Tante Nana tidur, Ma." ujar Chiara. "Tadi Ara mau ngajak main, tapi dia tidur."
"Sudah lama dia tidur?" tanya Aries pada pelayan yang melayani Leona.
"Sejak sarapan."
Itu artinya Leona tidak melakukan apapun selain tidur.
"Buka pintunya."
Pelayan itu membuka pintu.
Yang pertama Athan lihat adalah helaian rambut seseorang, kemudian dia melihat tangan putih yang kurus terjatuh di sisi tubuhnya, gaun putih yang menjuntai dari sofa dan sebuah buku di atas ambal dan seorang wanita cantik yang sedang tertidur dengan kepala miring ke lengan sofa.
Dia terlihat seperti patung buatan manusia.
Sangat cantik, indah, elagan dan bersinar.
Athan terpesona.
"Dia mendorong sofa nya ke dekat balkon." Aries bergumam lirih, dia mendekati Leona dan menampar kecil pipi wanita itu. "Bangun."
Kelopak mata Nana bergerak gelisah, dia ketakutan. "Siapa?!"
"Gue, Aries." jawab Aries.
Leona memang agak sensitif, dia sepertinya masih trauma dengan beberapa kejadian.
Nana segera duduk, dia menguap kecil dan mengucek-ngucek matanya, dia jatuh tertidur setelah membaca sebuah novel yang ia temukan di tumpukan koleksi Leona.
"Tante Nana, selamat siang." sapa Chiara.
Nana tersenyum tipis, dia mengelus kepala Chiara, hanya gadis kecil ini hiburannya. "Siang sayang, baru pulang sekolah?"
Chiara mengangguk. "Hari ini Ara belajar hitung-hitungan."
"Paham gak? Mau Tante ajari?".
Kedua mata Chiara berbinar senang. "Mau!"
Aries berdeham kecil. "Kayaknya lo engga menyadari kehadiran seseorang."
Nana mendongak, kedua matanya membelak kaget melihat siapa pria yang ada di belakang Aries. Tanpa membuang banyak waktu Nana segera bangkit, dia berdiri dengan susah payah, berjalan dan memeluk pria itu dengan penuh air mata.
Nana menangis di pelukan Athan, dia meraung dengan keras.
Aries terkejut melihat itu.
Begitu juga dengan Athan, dia berdiri kaku.
Chiara awalnya biasa saja, namun lama kelamaan dia ikut menangis, Aries segera membawanya keluar dan meninggalkan kedua orang itu bersama.
"Nana minta maaf, Nana minta maaf, maafin Nana karena waktu itu bawa Tante Wulan ke sekolah, maafin Nana."
Akal sehat Athan kembali, dia mendorong bahu wanita itu.
Nana menatap Athan dengan linglung, wajannya basah.
"Lo gila yah?" Athan tertawa geli, tidak habis pikir dengan wanita di hadapannya ini. "Mau sejauh apa lagi lo hancurin hidup gue? Segitunya harga diri lo kesinggung karena gue engga mau tidur sama lo?! Dan sekarang lo pura-pura jadi adik gue?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Leona (The End)
Romance~Don't copy my story if you have brain~ Nana menyukai teman kakak laki-lakinya sekaligus tetangganya Athan. Nana dan Athan itu berbeda 8 tahun, meskipun begitu Nana masih tetap menyukai Athan. Namun pada akhirnya takdir berkata lain. Ini cerita ke-7...