Delapan

11.3K 891 15
                                    

"Perasaan gue aja atau gaya berpakaian lo berubah?"

Pertanyaan itu mengejutkan Nana yang sedang menikmati sarapan paginya dengan selai Nutella yang dulu hanya ia nikmati beberapa bulan sekali. Pagi ini ia menggunakan dress rumahan sederhana berwarna hijau muda.

"Lebih fresh gitu, ada manis-manis nya."  sambung Carpi.

"Le Mineral." saut Cancer.

Semua orang tertawa mendengarnya, pagi-pagi saja semuanya sudah terlihat bahagia dengan mood yang baik.

"Biasanya kan cewek Mamba sekarang lebih ke cewek bumi yah sebutannya?"

"Merinding gue, cowok kok tahu istilah gituan." ujar Aries ketika mendengar perkataan adiknya itu.

"Gue kan punya binik jelas tahu." jawab Carpi.

Casia tertawa mendengarnya. "Aku sering jelasin ke dia kak, aku kira masuk kiri keluar kanan, tahunya diingat."

"Jelas lah, semua omongan kamu selalu aku ingat."

Wajah Aries dan Cancer berubah jijik.

Nana menatap keduanya penuh rasa iri dan kagum.

Mereka tidak malu menunjukkan cinta dan kemesraan mereka di depan orang lain, itu bagus.

"Cantik banget putri Papa pagi ini."

Papa memasuki ruangan dengan dia orang pelayannya, dia menggunakan tongkat.

"Pagi Papa."

"Pagi Papa."

"Pagi, Pa."

"Pagi, Ayah."

"Pagi, Kakek!" suara Chiara yang paling melengking.

Pelayan menarik kursi yang berada di tengah-tengah meja, Papa Leona duduk disana. "Kamu mau pergi ke suatu tempat Nana?"

Nana menggelengkan kepalanya. "Nana hari ini mau di kamar aja, ada tugas membaca dari kak Aries."

"Oh yah untuk konferensi pers nanti."

"Kakek, Kakek, ini, roti panggang buatan Ara." Chiara tiba-tiba turun dari kursinya dia membawa roti panggang yang sudah di balut berbagai macam selai.

"Chiara..." Aries ingin mengambilnya.

"Tidak apa-apa." Papa Leona mengambil piring itu. "Terima kasih cucu kakek sayang."

Chiara tertawa senang, dia melompat kecil dan kembali berlari ke kursinya disamping Aries.

"Hari ini Chiara naik ke kelas dua kan?"

"Iya, Ara sekarang udah kelas 2 kakek." Dia memegangi kedua rambut yang diikat. "Mama ikat dua rambut Ara."

"Cantik, baik-baik lah di kelas, jangan nakal dan selalu?"

"Patuhi guru, sayangi teman, itu lah tandanya Ara murid Budiman!" sambung gadis kecil itu dengan semangat.

Nana tertawa kecil melihatnya, dia benar-benar sangat lucu, lincah dan bersemangat, namun suasana damai itu terhenti ketika seorang pelayan tidak sengaja menyenggol gelas jus Nana dan membuat pakaiannya dipenuhi warna orange.

"Maaf, maaf Nona Leona, saya tidak sengaja, maafkan saya."

Chiara memeluk Mamanya, dia tahu hal ini aka mengarah ke mana.

Casia mengenggam tangan suaminya.

Cancer menghela nafas, mulai lagi.

Papa Leona menatap putrinya, menunggu responnya.

Leona (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang