Nana mengintip dari balik pintu, dia melihat pada dua orang anak kecil yang sedang bermain dengan mainan mereka, yang satu bermain dengan boneka nya dan yang satu lagi bermain dengan mobil-mobil nya.
Nauval yang membawa mereka kesini, setelah bangun tidur dia memberi tahu Nana dimana keberadaan mereka.
Nana mengetuk pintu pelan untuk menarik perhatian keduanya.
Ghani dan Ghina segera menoleh mendengar suara ketukan itu.
Nana tersenyum manis. "Halo, Ghani dan Ghina."
"Halo..." jawab Ghani.
"Halo kak..." Ghina menjawab dengan ceria, berbeda dengan Ghani yang agak dingin.
Mereka berdua membalas sapaan Nana.
"Kakak boleh masuk dan ikut main?"
Keduanya saling tatap, kemudian mengangguk.
"Boleh..." Ghina mendekati Nana dan memberikannya satu bonekanya. "Ayo main..."
Nana menerima boneka itu dan berjalan masuk bersama Ghina.
Nana duduk diantara keduanya.
Ghani memberikan satu mobil-mobil nya pada Nana.
"Ndak, main boneka." Ghina mendorong jauh mobil Ghani.
Ghani cemberut.
Nana tertawa geli. "Kakak bisa main keduanya kok." Nana mengambil kedua mainan itu.
"Kakak siapa?" tanya Ghani tiba-tiba.
"Kak Nana, temannya kak Athan." Hm dia bingung bagaimana harus memperkenalkan diri.
"Kak Nana, cantik, mirip Barbie."
Nana hanya tertawa, sejujurnya Leona lah yang cantik, dia biasa saja.
"Ghani dan Ghina umur berapa?"
Keduanya menunjuk angka dua dengan jari.
"Pintar." Nana bertepuk tangan. "Oh yah kalian udah makan sebelum kesini?"
Keduanya mengangguk.
"Mau makan sesuatu?" tanya Nana.
"Milo?" ujar Ghina.
"Milo? Kalian suka Milo?"
"Suka." ujar Ghani.
Pintu kamar tiba-tiba terbuka, seorang pelayan datang dengan beberapa kotak Milo dan cemilan untuk mereka bertiga.
"Milo!" Keduanya langsung bersemangat dan berlari mendekati pelayan itu.
"Eh tunggu..." Nana merebut nampan di tangan pelayan.
"Ghani mau."
"Ghina mau."
Keduanya menatap Nana dengan netra berwana cokelat yang bulat dan mengkilap.
Ugh, mereka terlalu mirip dengan Tante Wulan.
Nana memberikan satu-satu pada mereka.
Keduanya langsung diam dan duduk di tempat.
Mereka menyedot Milo itu dengan mata menatap Nana.
Astaga lucu sekali.
Kok mereka lucu-lucu.
Nana senang karena tubuhnya melindungi mereka.
"Mau biskuit?" Nana memberikannya satu-satu.
Keduanya mengambilnya, mereka berhenti menyedot dan berkata. "Terima kasih kak Nana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Leona (The End)
Romance~Don't copy my story if you have brain~ Nana menyukai teman kakak laki-lakinya sekaligus tetangganya Athan. Nana dan Athan itu berbeda 8 tahun, meskipun begitu Nana masih tetap menyukai Athan. Namun pada akhirnya takdir berkata lain. Ini cerita ke-7...