Sebelas

10.3K 862 20
                                    

Nana membuka kasar pintu bilik Toilet di dekat ruangan Aries. Dia bersimpuh di atas lantai, membuka tutup Closet dan memuntahkan isi perutnya.

Semakin teringat dengan kenyataan yang diucapkan Aries, semakin kuat suara Nana dan semakin banyak carian perutnya yang keluar.

Lo amnesia atau apa?

Lo itu jalang Leona, hampir tiap malam lo tiduri pria tampan.

Mungkin setengah dari karyawan di perusahaan ini udah pernah lo tiduri.

Masalah suami gue, gak apa-apa dari awal gue juga engga cinta sama dia.

Kami sama-sama selingkuh dan kebetulan aja malam itu dia ketangkap basah tidur sama lo yah gue jadikan aja alasan cerai.

Gue sama lo itu saling benci.

Apa yang gue lakukan sekarang mungkin lo pikir untuk kebaikan lo, tapi nyatanya ini semua demi kebaikan perusahaan.

Lo itu trouble maker akibat kecelakaan 2 tahun lalu, lo pikir berapa banyak kerugian perusahaan? Berapa banyak yang harus disuap? Berapa miliyaran yang harus dikeluarkan?

Sebenernya gue engga mau lo bangun tapi yah karena lo udah bangun, lo harus tanggung jawab.

Nana tertawa miris.

Ternyata kebaikan yang ia terima ada untuk tujuan lain.

Benar kata Athan.

Kebaikan dari manusia itu harus dicurigai.

Nana tersenyum miring. "Ternyata oh ternyata gue yang salah paham."

Nana bangkit dia menelan tombol Closet sembari menatap air yang mengalir itu.

Nana berpikir.

Apa dia bunuh diri aja disini? Tinggal masukan aja kepalanya.

Nana menggelengkan kepalanya, itu jorok.

Bukanya mati, yang ada di jadi bau.

Menghela nafas Nana berbalik arah dia mendorong pintu toilet, tapi pintu itu tidak terbuka, seperti terganjal sesuatu, Nana berulang kali mendorongnya kesal dia menarik pintu itu dan terkejut melihat siapa yang saat ini di hadapannya.

"Kak Athan..." Tepat setelah itu Nana menutup mulutnya.

Dahi pria di hadapannya mengkerut. "Kakak?" beo nya.

Nana melangkah mundur, bahaya, bahaya, bahaya, pria ini berbahaya.

Menyadari rasa takut di wajah wanita itu Athan menyeringai, dia melangkah masuk, menutup pintu dan menguncinya.

Nana didorong duduk ke atas Closet,  rambutnya ditarik paksa.

"Lo gak tahu berapa lama gue tunggu momen ini?"

Mata Nana berkaca-kaca, tarikan Athan di rambutnya sangat kuat, kulit kepalanya terasa terangkat.

Athan mengeluarkan sapu tangan dan menutup mulut wanita di hadapannya dengan itu.

"Uhm!" Nana menatap pria itu tidak percaya.

Dia bertanya-tanya.

Apakah ini beneran Athan yang ia kenal?

Kenapa Athan yang lembut padanya menjadi sekasar ini?

Bahkan rasa sakit dihatinya tidak sebanding dengan sakit di kepalanya.

Bukan! Bukan seperti ini Athan yang ia kenal!

Athan selalu tersenyum, ramah, memperlakukannya dengan baik, mengacak-acak rambutnya dengan lembut, memanggil namanya dengan indah, menatapnya penuh perhatian keitka ia banyak bicara, mengajarinya lebih banyak hal daripada kakaknya sendiri.

Leona (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang