Tiga Puluh Tujuh

9K 772 14
                                    

Nana tergerak gelisah ketika merasakan sentuhan seseorang di pipinya, kelopak matanya bergetar, rasa takut kembali menyerang dirinya. Terbayang di benak Nana apa saja yang dilakukan pria-pria itu dengan dirinya, menjijikkan, menjijikkan, dia mual.

Siapapun tolong dirinya!

Nauval mengehentikan gerakannya, dia mengusap lembut pelipis Nana.

Adiknya pasti trauma dengan sentuhan.

Dia terlihat ketakutan setiap kali Nauval ingin menyentuhnya.

Nauval menyesal.

Seandainya dia tiba di Indonesia lebih cepat setelah permintaan Skyler.

Tidak, tidak ada yang salah.

Satu-satunya yang harus disalahkan adalah wanita itu.

Syukurlah dia sudah mati, dia tidak hidup kembali.

Nauval sangat lega Nana kembali, hidupnya dipenuhi kegelapan setelah Nana pergi, penderitaan, rada sakit, dendam, dan perasaan tidak adil bercampur aduk di dadanya, dia bahkan tidak sanggup melihat tubuh adiknya yang bergelimang darah ketika kecelakaan itu terjadi.

Nauval hancur.

Dia hancur untuk kedua kalinya.

Tapi sekarang....

Tidak apa-apa.

Nana ada disini.

Meskipun tubuhnya berbeda, jiwanya adalah adik perempuannya.

Nauval tidak akan pernah membiarkannya terluka, dia akan menjaganya.

Tidak akan dia biarkan pria-pria itu menyentuh nya.

Dia memiliki kekuatan sekarang, dia mampu menghancurkan mereka, tidak seperti dulu.

2 tahun.

Butuh 2 tahun untuk mempersiapkan rencana balas dendam ini.

Satu target balas dendamnya ternyata sudah tiada, sekarang sisa mereka yang membantunya dan mereka yang menyakiti adiknya.

"Kakak.... tolongin Nana...." Nana mengigau, dalam tidurnya dia mengenggam erat tangan Nauval.

"Hush, kakak disini, kakak disini Nana." bisik Nauval lembut, dia menenangkan mimpi buruk adiknya.

Pasti sangat menderita.

Sendirian di tempat asing.

Semua orang menyalahkan dirinya atas sesuatu yang tidak ia lakukan.

Saudara-saudare Leona memiliki pemikiran yang gila sama seperti wanita itu.

Untung lah Tuan Leonardo baik, dia satu-satunya orang yang menyayangi Nana.

Nauval teringat ketika dia menonton acara konferensi pers itu dari Rusia, dia dipenuhi amarah ketika menontonnya, namun sekarang rasa bersalah lah yang mendominasi perasannya.

Seandainya lebih cepat.

Nana tidak akan menjadi seperti ini.

Seandainya dia bisa melihat jiwa seseorang.

Nana terbangun dalam keadaan setengah sadar, dia mengerjapkan matanya dan berusaha fokus untuk mendengar sebuah suara yang membuatnya sadar.

Menolah ke samping Nana melihat Nauval yang mengenggam tangan nya, pria itu menangis.

"Maafin kakak, maafin kakak Nana....." lirih Nauval, suaranya dipenuhi rasa bersalah.

Nana tertegun, matanya kembali berkaca-kaca, dia mengigit bibirnya.

Leona (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang