"Salah! Dagu naik ke atas, mata ke depan, jangan bungkuk! Apa ini? Tangannya jangan gerak-gerak, diam di tempat."
"I-ya!" seru Nana, Aries benar-benar guru yang sangat tegas.
"Fokus ke depan..." Aries mengangkat dagu Nana dengan tongkat kayu di tangan nya. "Busungkan dada, jangan terlalu di majukan tuh melon, lo mau jual diri atau minta maaf?!"
Serba salah terus.
"Jangan dipukul juga dong, sakit tahu." Nana menutupi dadanya, dia sebenarnya merasa sangat tidak nyaman dengan tubuh ini, dada nya terlalu besar, untuk Nana yang dulunya datar tiba-tiba menjadi sebesar ini sama sekali tidak membuatnya senang.
"Lo udah nyusun kata-katanya?"
Nana mengangguk, dia memberikan kertas yang berisi tentang permintaan maafnya untuk konferensi pers bulan depan.
Aries mengambilnya, dia sedikit membaca, namun matanya terlalu sakit melihatnya, dia merobek kertas itu berkeping-keping.
"Kenapa di robek?!" tanya Nana terkejut, padahal dia udah capek-capek nulisnya.
"Lo tahu PPB gak? Istilah untuk polos-polos bangsat nah di kertas itu lo kelihatan kayak gitu."
Nana terdiam.
Aries menatap adiknya itu. "Pemerintah maaf itu tujuannya hanya satu untuk mendapatkan maaf, sasaran permintaan maaf kita kali ini bukan satu orang atau dua orang, tapi satu indonesia, jangan terlalu merendahkan diri, jangan ucapkan maaf berkali-kali, jangan sok polos, intinya tiga, pembukaan, isi, penutup."
Nana mencatat semua perkataan Aries itu di kertas baru, entah kenapa dia sangat mempercayai wanita ini, mungkin karena kharismanya atau karena dia adalah kakak kandung Leona, pokoknya dia mempercayainya hidupnya pada wanita ini.
"Mama, Ara lapar."
Aries menatap putrinya itu. "Tugas kamu gimana? Udah siap?"
Chiara mengangguk, dia memberikan buku tugasnya untuk Aries lihat.
Aries melihatnya, dia tersenyum senang melihat semua jawaban benar. "Oke, ayo kita makan, bentar lagi jam makan malam."
Nana menghela nafas lega, akhirnya dia bisa beristirahat, dia tidak tahu jika Aries akan pulang cepat untuk mengajarkannya apa yang harus dilakukan di depan umum nanti.
"Jawaban kamu bener semua, anak Mama hebat, mau dessert apa?"
"Kue cokelat."
"Oke-oke, suka banget sama kue cokelat."
Nana menatap interaksi keduanya penuh dengan rasa rindu, dia jadi teringat dengan ibunya.
"Hai sayang..."
Hadir di ruang makan Nana melangkah mundur melihat kehadiran John dan Skyler.
"Nana makan di kamar aja." Nana berbalik arah, dia berniat pergi.
"Tidak apa-apa Nana, ada Papa disini, mereka tidak akan berani menyakiti mu."
Nana menolah melihat Papa Leona, pria itu tersenyum menenangkan.
"Baiklah." Tidak tega menolak permintaan pria itu, Nana akhirnya menurut.
Untuk menjauh dari mereka berdua, dia duduk disamping Cancer dan Papanya, dia tidak mau dekat dengan mereka lagi.
"Mereka terus-menerus menghubungi Papa untuk bertemu dengan mu, jadi yah malam ini adalah waktunya." ujar Papa Leona.
"Om kenapa kami di blacklist dari rumah anda?" John bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leona (The End)
Romance~Don't copy my story if you have brain~ Nana menyukai teman kakak laki-lakinya sekaligus tetangganya Athan. Nana dan Athan itu berbeda 8 tahun, meskipun begitu Nana masih tetap menyukai Athan. Namun pada akhirnya takdir berkata lain. Ini cerita ke-7...