Sebisa mungkin Nana menjauh dari Cancer. Dia satu mobil dengan Papa Leona, Chiara dan Aries, sepertinya Aries juga membantu Nana untuk menghindari Cancer, mungkin kata-katanya kejam, tapi sebenarnya Aries sangat peduli pada Leona secara diam-diam.
Mungkin Aries adalah tipe wanita yang menunjukkan kasih sayang dalam diam, tapi untuk Chiara dia menunjukkan cintanya terang-terangan, mungkin karena Chiara tumbuh tanpa sosok ayah dan membuat Aries lebih memperlihatkan perhatian dan kasih sayang nya.
"Kalau udah beser Ara mau jadi kayak Tante Nana."
Perkataan Chiara membuat Aries batuk darah dalam hati.
Nana melirik wanita itu sejenak, dia tahu apa yang dipikirkan Aries hanya dengan melihat wajahnya saja.
Aries mengalihkan pandangannya.
"Ara mau jadi secantik Tante Nana." Chiara tertawa kecil.
"Ara udah cantik kok, kalau udah besar pasti tambah cantik." balas Nana.
Chiara tertawa geli. "Tante tahu tadi di sekolah ada murid cowok yang bilang Ara cantik."
Eh?
Eh?
Aries dan Nana saling tatap.
Papa Leona yang sejak tadi diam langsung menatap cucunya itu.
"Itu kewajiban seorang laki-laki untuk mengatakan semua wanita cantik, sayang." ujar pria paruh baya itu.
Chiara ber-oh panjang dia mengangguk mengerti. "Kalau ada cowok yang bilang cewek jelek, gimana kakek?"
"Artinya dia tidak menghargai wanita, jauhi dia."
Chiara berseru iya dengan semangat.
Mobil berhenti di Basement hotel, supir membuka pintu.
"Leona tetap didekat Papa."
Nana dengan senang hati melakukannya, dia memeluk erat lengan Tuan Leonardo, tidak akan Nana biarkan siapapun memisahkannya dari pria yang akan selalu membela nya ini apapun yang terjadi.
"Lo bukan bocah lagi." Capri tertawa geli melihat raut wajah Leona, dia seperti akan bersiap untuk perang, padahal mereka hanya akan masuk ka Ballroom hotel.
"Lebih lengket dari Chiara ke gue." ujar Aries, Leona tidak melepaskan tangan Papanya sedikit pun.
Cancer hanya diam, dia berdiri di samping Aries dengan tatapan yang mengarah pada Leona, sejak tadi Aries melarangnya untuk mendekati Leona.
Papa Leona tertawa senang. "Mau kalian bertambah umur tiap tahun, dia mata Papa kalian masih tetap anak-anak." Pria paruh baya itu menerawang jauh, mengingat kembali masa ketika anak-anak masih kecil dan bermain di taman rumahnya. "Tidak disangka kalian semua tumbuh sebesar ini, anak-anak kecil yang sering nyangkut di semak-semak." Mata pria itu berkaca-kaca. "Apalagi Leona, rambutnya sering banget nyangkut di semak-semak, lalu dia akan menangis keras, dan Cancer datang membantunya sampai tangannya lecet."
Cancer mengalihkan pandangannya, dia tidak mau mendengar hal itu.
Rasanya dia seperti ditampar oleh kenyataan.
Leona dan dirinya adalah saudara meskipun berbeda darah, tidak seharusnya dia memiliki perasaan seperti itu, tapi apakah ini salahnya? Sejak awal dia tidak pernah memikirkan hal seperti ini pada Leona, wanita itu lah yang memancing dirinya, sejak masuk SMA Leona memang tumbuh menjadi lebih liar dari remaja seusianya dan itu berjalan ketika dia dewasa.
Gosip tentang Leona dari dulu terdengar sangat mengerikan dan membuatnya geleng-geleng kepala.
Hei, Cancer gue dengar dari Papa kita bukan saudara kandung loh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leona (The End)
Romance~Don't copy my story if you have brain~ Nana menyukai teman kakak laki-lakinya sekaligus tetangganya Athan. Nana dan Athan itu berbeda 8 tahun, meskipun begitu Nana masih tetap menyukai Athan. Namun pada akhirnya takdir berkata lain. Ini cerita ke-7...