Kritik

5.8K 390 4
                                    

"Saya tidak pulang malam ini, Bi. Kalau Ilham pulang, pastikan dia makan sebelum tidur." Ikhsan berbicara melalui telepon pada ART di rumahnya. Sudah hampir sepekan ini dia tidak bertemu Ilham. Dia berangkat kerja, Ilham masih tidur atau bahkan tidak tidur di rumah. Dia pulang kerja, Ilham tetap tidak di rumah. Dia hanya tahu Ilham masuk sekolah dari informannya saja. Itu sudah cukup.

01.00 WIB

Malam itu dia memakai kaos hitam dipadu dengan celana panjang. Tidak menggunakan seragamnya. Begitupun dengan semua anggotanya yang berdiri di hadapannya.

"Hari ini kita akan melakukan penggrebekan ke sebuah rumah yang sebelumnya telah diinformasikan kepada kita sebagai tempat dilaksanakannya transaksi narkoba ...." Dia memberi pengarahan kepada anggota-anggotanya. Sebelum berangkat, mereka berdoa bersama.

Rumah yang dimaksud adalah rumah yang diubah menjadi kedai kopi agar tak dicurigai dan terletak di sebuah gang sempit yang jauh dari jalan utama.

Mereka memarkir mobil jauh dari pintu masuk gang, dan berlari pelan memasuki gang yang tampak hening, lantaran semua warga yang tinggal di sana tengah beristirahat.

Begitu dekat dengan rumah yang dimaksud, Ikhsan menarik pistolnya. Semua anggotanya pun mempersiapkan pistol masing-masing.

Setelah sampai pada rumah yang dimaksud, dua orang berjaga di pintu, dan Ikhsan memberi isyarat.

1

2

3

PRAAAAKKKK

Dia menendang keras pintu yang tak tertutup rapat itu, dan semua penghuni di dalamnya sontak terkejut ketika Ikhsan dan anggotanya masuk sambil menodongkan senjata.

"ANGKAT TANGAN!!"

"ANGKAT TANGAN!!"

"ANGKAT TANGAN!!"

Beberapa pria yang tak memakai baju itu mengangkat tangan dengan panik. Tampak banyak bubuk sabu-sabu yang dibungkus pada plastik-plastik kecil bertebaran di lantai yang akan mereja jadikan sebagai barang bukti.

"TUNJUKKAN DIMANA KAU SIMPAN BARANGMU!!"

"TUNJUKKAN!!"

Beberapa dari mereka dipaksa mengeluarkan semua stok yang mereka miliki di lemari, bahkan di atap pun digunakan sebagai tempat penyimpanan.

Dua anggota Ikhsan masuk ke ruangan lain dan mendapati ada target yang tengah berada antara kondisi sadar dan tidak sadar, di depannya terdapat alat untuk meracik zat terlarang itu agar dapat dikonsumsi.

Beruntung Ikhsan melirik cepat ke arah dapur, dan melihat seseorang yang berhasil kabur dengan melompat dari jendela.

"BERHENTI KAU!!" Sontak Ikhsan langsung mengejarnya.

Tepat sekali di depan mereka terdapat kali yang cukup deras dan pria itu berlari ke sana.

TUSSS

Ikhsan melepaskan tembakan peringatan, tapi pria itu tetap berlari kencang memasuki kali membuat dia pun terpaksa menahan dinginnya air kali pada dini hari.

Beberapa anggotanya langsung memutar arah, dan menunggu target di pinggir kali.

Begitu target sampai, langsung dikunci dengan cepat ke tanah. Ikhsan yang baru keluar dari kali dengan kondisi celana yang basah pun naik pitam. "KAU MENYUSAHKAN SEKALI!!"

Pada akhirnya mereka berhasil menangkap semua target dan membawa banyak barang bukti.

Setelah menyelesaikan urusannya di kantor, Ikhsan memilih pulang ke rumahnya. Dia malah heran ketika membuka sepatu, rupanya 4 jari kaki kanannya terluka. Entah kapan dia mendapatkan luka itu, dia pun tak sadar.

Tuan Polisi VS Ibu Guru (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang