NX Respati tetap belum sadarkan diri, membuat Naura dan semua yang sedang menunggunya pun diliputi kecemasan berhari-hari. Terlebih ruang ICU yang dingin itu menimbulkan ketakutan tersendiri bagi Naura.
Bagaimana tidak, setiap hari selalu ada yang dikeluarkan karena telah meninggal dunia. Sementara Naura harus melihat ayahnya masih setia terpenjam dengan kondisi yang bisa tiba-tiba berubah.
Gadis itu sering merasa sangat tak tenang. Jika sudah demikian, dia mengalihkannya pada berdoa dan berdzikir.
NX Respati yang awalnya sangat sehat, tiba-tiba kondisinya berubah begitu cepat, membuat Naura belajar tentang betapa berharganya kebersamaan dengan orang-orang yang dicintainya. Karena dia tak tahu, kapan dia akan kehilangan mereka.
Sayup-sayup dia teringat pada ceramah yang didengarnya pekan lalu.
Dari Abu Darda radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya." (HR. Tirmidzi no. 1900, Ibnu Majah no. 3663 dan Ahmad 6: 445. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Dari Humaid, ia menyatakan, ketika ibunya Iyas bin Mu’awiyah itu meninggal dunia, Iyas menangis. Ada yang bertanya padanya, "Kenapa engkau menangis?" Ia menjawab,
"Dahulu aku memiliki dua pintu yang terbuka menuju surga. Namun sekarang salah satunya telah tertutup." (Al-Birr li Ibnil Jauzi, hlm. 56. Dinukil dari Kitab min Akhbar As-Salaf Ash-Shalih, hlm. 398)
Tak lama Naura keluar dari ruang ICU. Manik hitamnya tak sengaja menangkap keberadaan Ikhsan yang tengah duduk dengan kepala tertunduk dan mata yang terpejam. Rupanya pria itu tengah tertidur. Berhari-hari kurang tidur dan harus tetap aktif ke kantor, membuatnya terkadang baru duduk saja sudah bisa tidur.
Naura terpaku lama melihat wajah kelelahan milik Ikhsan. Dia ingat bagaimana pria itu menjadikan rumah sakit bak rumah keduanya pasca NX Respati ada di sana. Dia tidur dan makan di sana. Selalu ada untuk Naura. Tak henti-hentinya ikut berjaga meskipun banyak pengikut NX Respati yang ada di sana, padahal dia pun sama tak dapat melihat keadaan NX Respati secara langsung.
Sebelum operasi pun dia juga ikut membersihkan kotoran NX Respati tanpa jijik sama sekali, gesit membelikan beberapa hal yang dibutuhkan, selalu mengingatkan Naura dan pengikut NX Respati yang lain untuk beribadah dan makan, dan pernah membelikan makanan untuk Naura dan pengikut NX Respati lantaran tak tahu makanan mereka sudah disediakan oleh Firman.
Naura heran bagaimana pria itu benar-benar berkorban untuk hal yang menurutnya tak akan dilakukan oleh orang yang bukan keluarganya.
Semuanya terasa tak ada niat terselubung sama sekali. Dilakukan Ikhsan dengan tulus tanpa pamrih.
"Ya Allah ... ada orang yang sebaik ini," batin Naura. Dia tersentuh.
"Astaghfirullah ...." Naura tersadar tak menjaga pandangannya karena menatap Ikhsan. Meskipun NX Respati menganggap pria muda itu seperti putranya sendiri, tapi nyatanya, Ikhsan dan Naura tetap bukan mahrom.
Tiba-tiba Naura berjalan mendekat ke arah Ikhsan. "Pak Ikhsan?" panggilnya dengan pelan.
Ikhsan terkejut dan menoleh dengan mata sedikit memerah khas orang yang sangat mengantuk berat. "Ada apa Bu Naura? Apa terjadi sesuatu dengan Abah?" tanyanya dengan panik.
"Pak? Di sini sudah ada Om Firman dan beberapa anak buahnya ayah. Lebih baik Pak Ikhsan pulang dan tidur di rumah. Besok pagi baru kembali ke sini. Pak Ikhsan kurang tidur."
Ikhsan menggeleng pelan. "Saya malah tidak bisa tidur kalau di rumah, Bu. Susah tidur. Selalu terpikir Abah. Mending saya di sini. Kalau ada apa-apa dengan Abah, saya bisa cepat membantu kalau ada yang bisa saya bantu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Polisi VS Ibu Guru (TAMAT)
Spiritual#Karya 13 📚PART LENGKAP Naura tak akan lupa bagaimana Polisi muda itu menginterogasi dan menahannya tanpa permisi. Setelah tahu kesalahannya, pria berpangkat Inspektur Polisi Satu (Iptu) itu tak meminta maaf padanya yang membuat Naura semakin muak...