chapter 3

702 52 0
                                    


" Itu zhaff....."

Apa yang bisa adrian katakan bukti sudah ada didepan mata, tidak mungkin dia bilang habis merampokkan

"Ck. Loe nggak perlu bohongin gue. Gue tahu loe nggak main sama mereka. Gue ketemu sama mereka hari ini "

Sudah jelas adrian berbohong dua orang yang disebutkan adrian tadi siang bertemu dengan narel, sayangnya adrian tidak beruntung dalam kebohongannya

Zhaffa berjalan menajauh dari adrian menuju kasur dan merebahkan dirinya seolah kamar itu adalah miliknya. Sudah biasa seperti dan adrian tidak protes toh yang bayar kos juga zhaffa

" Bang yadi udah cerita semuanya ke gue, loe nggak perlu bohong lagi "

Adrian merutuk dalam hati, padahal yadi sudah berjanji untuk tidak memberitahu zhaffa sampai suatu hari nanti dia sendiri yang memberitahu zhaffa

" Loe seriusan punya sugar mommy? " Adrian mengangguk sebagai jawaban tidak ada yang perlu dia sembunyikan lagi zhaffa pasti sudah mendengar semuanya dari yadi

" LO GILA YA " suara zhaffa tiba-tiba berteriak

" Anjing zhaffa pelan "  Adrian membekap mulut zhaffa tidak mau teman kosnya yang lain pada terganggu untung sebagiannya tidak disini

Zhaffa melepas paksa tangan adrian yang membekapnya, tatapannya tajam menusuk adrian

" Gue udah bilang itu bukan cara yang benar "

" Gue tahu zhaff, tapi gue butuh duit cepet buat bertahan dikota ini "

Adrian bukan orang bodoh yang tidak tahu apa yang dia lakukan, dia sedang mencoba menjadi simpanan seseorang dan itu sama saja dengan menjual diri. Hanya saja saat ini dia benar-benar sedang gila karna butuh duit dan dengan pekerjaan ini dia bisa mendapatkan lembaran-lembaran itu dengan cepat.

" Gue udah berapa kali bilang ian, kalau lo butuh duit ngomong sama gue "

" Dan gue juga udah berkali-kali bilang sama loe zhaff, gue malu sama loe, gue selalu ngerepotin loe, orang-orang bergosip kalau gue cuma manfaatin loe, gue nggak bisa terima uang yang loe kasi secara percuma " adrian malu dan juga ada harga diri yang harus adrian pertahankan

" Teru lo nggk malu harus jual diri keorang gitu? Kalau sama gue lo malu terus kenapa lo nggk ngerasa malu ngelakuin hal bodoh itu hah " zhaffa membentak adrian

Adrian terkejut untuk pertama kalinya selama mereka berteman zhaffa membentaknya. Perkataan zhaffa ada benarnya tapi adrian sendiri tidak bisa jika harus terus-terusan merepotkan zhaffa

" Lo nggk bakal ngerti posisi gue zhaff " Adrian tidak ingin berdebat lagi lebih baik dia pergi nembersihkan diri dan mendinginkan kepala

" Iya gue nggk ngerti ian, tapi setidaknya lo bisa minta tolong ke gue " zhaffa berujar dengan wajah datar

" Harus berapa kali gue bilang zhaff, gue nggk bisa terus-terusan nyusahin lo disetiap masalah gue "

" Udahlah gue capek, lo kalau mau tidur, tidur aja gue mau mandi " zhaffa sudah berjalan ke arah kamar mandi saat dia baru saja memegang knop pintu tangannya terhenti karna mendengar ucapan zhaffa

" Adrian gue butuh bantuan lo " Untuk pertama kalinya zhaffa meminta bantuan pada adrian

" Apa? gue bisa bantu apapun selain melakukan kriminal " jawab adrian

" Jadi pacar gue " Terkejut tentu saja terkejut adrian terkejut mendengar permintaan zhaffa

" Gila lo "

Friend To BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang