Maaf kalau ada typo
.
..
...
Happy reading
...
..
.Setelah mengantar adrian pulang, zhaffa pergi lagi untuk bekerja di kantor papa nya. Adrian terkadang heran, zhaffa sudah punya penghasilan sendiri tapi masih saja pergi bekerja. Jika ditanya, zhaffa akan selalu menjawab " supaya bisa beliin apapun yang kamu mau " . Adrian tidak pernah meminta uang pada zhaffa, tapi zhaffa selalu memberikan nya tanpa diminta.
" ian, gue pergi dulu kalau ada apa-apa lo bisa telpon gue " ujarnya sebelum pergi
" iya bawel " balas Adrian
Zhaffa tidak menanggapi ucapan Adrian, dirinya justru memajukan bibirnya artinya dia meminta cium sebelum berangkat kerja.
" apa? " tanya ardian membuat wajah seolah-olah tidak mengerti
" biar gue semangat, ian " ucap zhaffa dengan menekuk wajannya
Adrian hampir tertawa melihat bagaimana tingkah zhaffa yang sekarang ada dihadapan nya. Dirinya tidak pernah menyangka kalau zhaffa akan bertingkah bodoh di depannya.
Adrian dengan cepat mencium zhaffa sebelum zhaffa menarik nya terlalu lama, bisa-bisa zhaffa telat bekerja dan berakhir dimarahi walaupun sebenarnya tidak.
Zhaffa tersenyum puas setelah mendapatkan ciuman dari Adrian.
" Abang pergi dulu ya dek, jangan kangen ya " ucap zhaffa dengan wajah menggoda seperti om-om pedo.
" najis, jijik gue liat muka lo begitu " sarkas Adrian
Zhaffa tertawa keras menanggapi ucapan Adrian yang kesal karna dirinya. Puas tertawa Zhaffa berangkat ke kantor sedangkan Adrian mulai membersihkan rumah. Mereka sudah seperti pasangan suami istri bukan.
Selesai dengan pekerjaan rumah, Adrian ingin memasak sesuatu untuk zhaffa mengingat zhaffa mungkin tidak akan makan diluar. Adrian membuka kulkas melihat-lihat isinya ternyata hanya ada telur. Adrian akan pergi berbelanja keperluan dapur tapi, sebelum itu dia harus memberitahu zhaffa terlebih dahulu.
" hallo Ian " Adrian menelpon zhaffa
" gue mau pergi beli keperluan dapur, stok makanan sudah habis " ucap Adrian memberitahu maksudnya menelpon zhaffa ketika dirinya sedang sibuk karna pekerjaan
" okay, nanti aku transfer " balas zhaffa
" jangan, yang kemarin aja masih banyak. Lo kebanyakan transfer, gue kayak morotin lo "
Adrian merasa tidak enak, selama tinggal dengan zhaffa, dia tidak pernah mengeluarkan uang sepeserpun.
" Ian, lo tanggung jawab gue. Jadi wajar kalau gue kasih lo uang banyak "
" tapi gue nggak enak, gue juga belum jadi tanggung jawab lo karna kita belum resmi "
Adrian sadar kata tanggung jawab itu tidak cocok jika status mereka masih sebagai pacar, bukan pasangan resmi seperti orang-orang yang sudah mengikrarkan janji di hadapan Tuhan.
" baiklah, Hati-hati di jalan, Ian "
" hm, iya "
Sambungan telepon terputus dan Adrian mulai bersiap-siap untuk pergi berbelanja.
.
.
.
.
.
.
.
Adrian memilih supermarket yang lumayan jauh dari apartemen zhaffa karna disana persediaan untuk keperluan dapur sangat lengkap.Selesai dengan berbelanja Adrian akan kembali ke apartemen, tapi sebuah motor menghadang jalannya. Adrian mengerutkan alisnya, bertanya dalam hati siapa orang yang ada didepannya ini. Dari motornya seperti bukan motor Tristan ataupun naresh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friend To Boyfriend
RomanceZhaffarael dijuluki si brengsek dikampus tapi banyak yang jatuh cinta dengan ketampanannya, si dingin yang sulit untuk didapatkan Adrian sahabat zhaffarael, yang belum mengetahui keseluruhan hidup zhaffarael, tapi tetap menyanyangi zhaffa walau saha...