Chapter 49

161 22 0
                                    


Maaf kalau ada typo
.
..
...
Happy reading
.
..
...




Zhaffa sampai di area parkiran universitas nya, melepas helm dan berjalan menuju kelasnya. Sesampainya disana zhaffa melihat naresh duduk sendirian tanpa adanya revan.

" Revan mana? " tanya zhaffa saat sudah duduk di bangku nya

" Nggak tahu " jawab naresh dengan mengangkat bahu tanda tidak tahu

" Biasanya kalian saling tempel kayak perangko "

" Ngaca bangsat, kesayangan lo mana " Kesal naresh dan saat melihat ke arah zhaffa tidak ada Adrian disana

" Lagi sakit "

" Makanya kalau main itu pelan-pelan, kebiasaan gempur orang sampai pingsan pantes kalian temenan " sindir naresh

" Tapi kalian nikmatin tuh "

" Si anjing "

" Resh, kalau Revan pergi lo bakalan tungguin nggak? " Zhaffa bertanya dengan maksud ingin tahu bagaimana jika Revan memilih pergi ke luar negeri.

Beberapa hari sebelum adanya pertengkaran antara naresh dan Revan, pemilik sekolah menawarkan Revan beasiswa untuk bersekolah ke Amerika. Tapi, revan belum memutuskan karna masih memikirkan perasaan naresh entah kalah sekarang.

" Maksudnya? " Naresh tidak pernah memikirkan sedikitpun kalau suatu saat revan akan pergi. Mereka memang sudah putus tapi naresh ingin revan tetap ada dalam penglihatan nya.

" Revan belum cerita ke lo? "

" Cerita apa? "

" Revan di tawarin pindah ke amerikan sama pemilik sekolah, dia kan pintar jadi dia dapat beasiswa " jelas zhaffa

Naresh diam mencerna apa yang dikatakan zhaffa, benarkah revan akan pergi. Bisakah dia sendirian tanpa kehadiran laki-laki itu. Naresh tidak yakin karna selama ini dia terlalu bergantung pada revan.

Naresh ingin mencari revan tapi dosen yang akan mengajar mereka sudah masuk. Naresh harus menahan diri untuk sebentar.


" Lo mau kemana? " Zhaffa menahan lengan naresh yang terlihat buru-buru akan keluar kelas begitu pelajaran sudah selesai.

Naresh tidak menjawab dia menepis tangan zhaffa dan berlari keluar.

" Kalau lo mau nyari revan mending ikut gue " teriak zhaffa ketika naresh sudah di ambang pintu. Beberapa menit lalu revan mengirimkan nya pesan untuk bertemu itulah kenapa dia mengajak naresh.

Naresh berhenti dan menunggu zhaffa yang masih membereskan buku-buku nya.

" Cepat bangsat " teriak naresh tidak sabar

" sabar jing, dia nggak akan kemana-mana untuk sekarang " balas zhaffa saat sudah didepan naresh

Zhaffa dan naresh sudah sampai di ruangan salah satu dosen mereka.

" Ruangan pak jenan? " gumam naresh tapi masih bisa zhaffa dengar

" ayo masuk " baru saja zhaffa membuka pintu, naresh sudah bersembunyi dibelakang nya

Friend To BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang