>> Happy Reading <<
Gitta tak mengerti, kemana pun ia pergi ia selalu saja bertemu Maxime yang membuatnya mau tak mau semakin dekat lagi dengan pria itu. Mereka bahkan sudah bertukar nomor telepon dengan alasan jika Maxime sedang butuh teman untuk mengobrol, ia bisa WhatsApp Gitta. Dan Gitta pun tak keberatan dengan itu. Ia sudah menganggap Maxime teman selayaknya teman sebagaimana mestinya seperti ia berteman dengan Caca dan Bara.
Dan malam ini pun Gitta dan Maxime bertemu lagi secara tak sengaja di salah supermarket besar. Gitta akan berbelanja kebutuhan pokok begitu juga dengan Maxime. Sebenarnya ini bukan lah tugas Gitta melainkan tugas Mbak Tri. Tapi karena Mbak Tri sedang tidak enak badan, Gitta menawarkan diri untuk berbelanja. Kebetulan stok bahan makanan di rumah sudah habis. Lagipula Gitta bosan berada di rumah sembari menunggu pengumuman kelulusan tanpa melakukan apa pun. Gitta senang dengan yang namanya berbelanja kebutuhan pokok seperti ini.
Setelah perbincangan seriusnya dengan Inggrid malam itu, sudah dua hari dua malam Gitta tak bertatap muka langsung dengannya. Ia dan Inggrid hanya berkomunikasi via WhatsApp saja. Mbak Tri bilang Inggrid selalu pulang larut malam disaat Gitta sudah tidur dan pergi pagi-pagi sekali saat Gitta belum bangun. Padahal ada banyak sekali hal yang ingin Gitta tanyakan pada Inggrid mengenai kesepakatan pernikahan itu. Tapi rupanya ia harus menunggu sampai bisa berbicara langsung dengannya.
Sementara Bara, ada urusan mendadak yang mengharuskannya pergi ke Bandung. Sedangkan Caca, pulang kampung ke salah satu kota di provinsi Sumatera karena ada sanak saudaranya yang meninggal.
Lengkap sudah kesendirian Gitta tanpa satu pun yang menemaninya. Dan beruntungnya ia karena memiliki Maxime, teman barunya yang secara kebetulan ada disaat ia merasa sendirian. Maxime seolah tahu bahwa ia butuh teman.
Tunggu, tunggu! Beruntung? Bukan beruntung. Hanya saja ... Gitta merasa beruntung bisa memiliki teman sebaik Maxime. Obrolan ia dan Maxime pun mengalir begitu saja dan nyambung satu sama lain. Dari membicarakan masalah pribadi seperti keseharian yang mereka lalui hingga membahas makanan. Maxime benar-benar membantunya saat Gitta kesulitan menjangkau sesuatu yang tinggi dan mengambil sesuatu yang berat.
Gitta dan Maxime berjalan menuju lorong yang terdapat mie, pasta dan segala jenis makanan instan. Sebelumnya mereka sudah memilih buah, sayur, daging segar, susu, peralatan mandi dan juga camilan ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET LIES [COMPLETED]
RomanceDalam hidupnya, tak pernah terlintas sedikitpun di benak BRIGITTA INDIRA, akan menikah di usia yang masih sangat muda, 17 tahun. Semua bermula ketika bisnis keluarganya jatuh ke titik terendah, membuat keluarganya terlilit hutang dalam jumlah besar...