[35] "Bernegosiasi?"

391 45 2
                                    

>> Happy Reading <<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>> Happy Reading <<

Karena merasa tidak tenang Gitta tak kunjung diketahui keberadaannya, sembari merokok di atap tertinggi gedung ini, Maxime menunggu Aslan memberikan kabar padanya. Semilir angin yang berhembus kencang terasa begitu dingin menerpa kulit tubuhnya.

Lihat saja, jika Gitta sudah ditemukan dan nyatanya Gitta benar ingin kabur darinya maka Maxime akan memberikan hukuman dengan menyetubuhi Gitta sampai Gitta tak sanggup lagi dan ia akan mengulanginya terus-menerus.

"Kabur," geram Maxime, mengepulkan asap rokok ke udara.

"Jangan harap kamu bisa kabur dariku, Brigitta Indira. Hidupmu, tubuhmu adalah milikku."

Maxime mengepalkan tangannya kuat-kuat.

Namun pada kenyataannya, setelah Aslan menghubunginya, anggapan Maxime itu salah besar. Gitta tidak kabur. Dari rekaman CCTV yang Aslan berikan, Gitta di paksa masuk ke dalam sebuah mobil SUV berwarna hitam kemudian dengan sengaja orang di dalam mobil itu melempar tas dan ponsel Gitta ke jalanan.

"Nona di culik, Tuan."

Maxime memejamkan mata. Rasanya ini terdengar lebih buruk daripada Gitta kabur darinya.

"Kerahkan semua orang dan cari dia sampai ketemu. Jangan hubungi saya jika kamu belum berhasil menemukannya."

Maxime menutup teleponnya kemudian mengumpat marah. Maxime berpikir keras mengenai siapa dan alasan apa seseorang menculik Gitta. Tunggu! Apa ini ada hubungannya dengan ia atau pun Inggrid?

Saat Maxime akan menghubungi Inggrid, Maxime mengurungkan niatnya. Tidak! Ia tidak akan memberitahu Inggrid karena ia bisa menangani ini sendiri. Lagipula jika Inggrid tahu, maka permasalahan ini akan semakin runyam. Inggrid pasti akan melaporkan penculikan ini pada pihak berwajib dan Maxime tidak akan membiarkan ini terjadi. Ia bisa mengatasi masalah ini dengan bantuan Aslan dan orang-orangnya.

***

Tepat pukul sebelas malam, Inggrid tiba dikediamannya. Inggrid merasa lega juga senang karena perayaan hari jadi perusahaan berjalan dengan lancar sesuai dengan harapannya. Namun Inggrid merasa heran dengan Gitta. Gitta pulang tapi Gitta tidak berpamitan padanya.

Inggrid juga sudah menelepon Gitta tapi tak mendapatkan jawaban.

Kemudian Inggrid pun menelepon Maxime dan Maxime mengatakan mereka sudah tiba di rumah. Saat Inggrid menanyakan Gitta pada Maxime, Maxime bilang Gitta ketiduran.

Inggrid memahami karena ini kali pertama Gitta terlibat lebih jauh dengan acara perusahaan. Gitta bahkan berdiri menemani Maxime di atas panggung untuk memberikan beberapa patah kata sambutan. Hal yang baru pertama kali Gitta lakukan di depan ratusan pasang mata.

Inggrid yakin cepat atau lambat keponakan tercintanya itu akan terbiasa. Ia yakin Maxime dan juga Pak Raymond mampu membimbing Gitta mengelola perusahaan. Dan ia juga yakin Gitta tidak akan sebodoh dan seserakah dirinya. Ya, Inggrid yakin Gitta tidak akan melakukan kesalahan fatal seperti yang sudah pernah ia lakukan.

SWEET LIES [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang