>> Happy Reading <<
Salah satu hari bersejarah dalam hidup Gitta yang Gitta nanti-nantikan pun tiba. Para orang tua murid dan perwakilan dari orang tua murid sudah hadir memenuhi undangan dari pihak sekolah termasuk juga dengan Inggrid yang sudah duduk cantik di salah satu kursi yang sudah disediakan, menunggu dengan tak sabar nama Gitta dipanggil untuk mendapatkan surat pengumuman kelulusan. Sesekali Inggrid bertegur sapa dan bercengkrama dengan wali murid yang ia kenali, para sosialita yang berasal dari keluarga pengusaha kaya raya.
Inggrid benar-benar sudah sangat tidak sabar dengan pengumuman ini karena ini lah yang menentukan nasib perusahaannya. Jika Gitta lulus maka pernikahan yang sudah disepakati akan segera terlaksana. Tapi jika Gitta tidak lulus maka pernikahan ini akan di undur dan ... Tidak! Pernikahan ini tidak akan di undur. Meski Gitta tidak lulus, Gitta tetap harus menikah demi menyelamatkan perusahaan keluarga. Gitta bisa home schooling maka dengan begitu Gitta tetap bisa menamatkan sekolahnya meski sudah menikah.
"Brigitta Indira."
Pada akhirnya nama Gitta pun disebut. Dengan senyum hangat, Inggrid melangkah maju ke depan menghampiri wali kelas Gitta. Inggrid duduk dan berbasa-basi sewajarnya perihal Gitta dengan wali kelasnya.
Inggrid tersenyum lebar kala membuka amplop dan mendapati ponakan tercintanya itu lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Tidak! Bukan nilainya yang terpenting, Gitta lulus saja sudah lebih dari cukup.
***
Saat membuka amplop yang Inggrid berikan dan ternyata ia dinyatakan lulus, Gitta tersenyum bahagia kemudian memeluk erat Inggrid menyalurkan rasa bahagianya lewat pelukannya. Tapi sedetik kemudian seolah Gitta tersadar akan sesuatu, senyum kebahagiaan itu pun sirna.
Gitta mengurai pelukannya. Andai saja bisnis keluarganya tidak jatuh, mungkin saat ini Gitta akan lebih bahagia dari ini karena bisa melanjutkan pendidikannya di universitas impiannya. Sebenarnya dia masih bisa melanjutkan pendidikannya setelah menikah nanti tapi tetap saja rasanya berbeda.
"Bibi masih ada urusan lain. Pokoknya nanti malam kita bicara mengenai ... " Inggrid menjeda ucapannya. Ia masih berada di lingkungan sekolah yang dipenuhi oleh para siswa dan wali murid. Bisa bahaya jika ada yang mendengar obrolan mereka. Ia yakin Gitta mengerti apa yang ia maksud tanpa ia mengatakannya secara spesifik.
"Kamu mau pulang bareng Bibi atau naik transportasi umum? Kalau mau bareng, nanti Bibi minta Pak Supri buat anter kamu pulang dulu."
"Gitta naik ojek online aja."
Inggrid pun pamit pergi kemudian berlalu dari hadapan Gitta yang termenung di tempatnya berpijak.
Gitta mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Teman-teman satu angkatannya berbagi kebahagiaan dengan tertawa bahagia di hari kelulusan mereka bersama orang tua mereka. Ya, jelas saja mereka bahagia karena setelah ini mereka-mereka sudah menentukan akan melanjutkan kuliah di universitas impian mereka. Mereka bebas menentukan masa depan yang mereka mau. Sementara Gitta? Nasib hidupnya sudah ditentukan oleh sang Bibi dan ia tak bisa memilih selain pasrah pada keadaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET LIES [COMPLETED]
RomanceDalam hidupnya, tak pernah terlintas sedikitpun di benak BRIGITTA INDIRA, akan menikah di usia yang masih sangat muda, 17 tahun. Semua bermula ketika bisnis keluarganya jatuh ke titik terendah, membuat keluarganya terlilit hutang dalam jumlah besar...