>> Happy Reading <<
Setelah lelah menangis dan karena tidak bisa tidur, Gitta berusaha menghubungi seseorang untuk bisa bercerita mengenai apa yang ia rasakan. Setelah mencari-cari kontak di ponselnya, Gitta menghela napas berat kala tak menemukan siapa pun yang pas ia ajak bicara.
Jari jemari Gitta berhenti saat melihat nomor telepon Maxime. Mengingat usia Maxime yang berada jauh diatasnya, Maxime pasti punya pemikiran yang lebih dewasa darinya dan Gitta yakin Maxime punya solusi untuk masalah ini. Yang pertama kali harus ia lakukan adalah menceritakan segalanya pada Maxime.
Gitta pun menghubungi Maxime. Namun setelah beberapa kali mencoba, Gitta menggigit bibir bawahnya kala Maxime tak juga menerima panggilan teleponnya.
Gitta menghapus kasar air matanya yang tak juga bisa berhenti disaat ia sudah benar-benar lelah menangis.
"Sekali lagi," ucap Gitta pada dirinya sendiri. Jika sekali lagi Maxime tak jua menerima telepon darinya maka Gitta akan melakukan apa yang saat ini ia pikirkan.
"Gitta."
Mendengar suara Maxime tangis Gitta kembali pecah.
"Apa yang terjadi?"
Gitta bingung harus mulai dari mana dulu menceritakannya.
"Gitta, apa yang terjadi?"
"Max."
"Ya."
"Max ... "
"Ya, Gitta. Ada apa? Apa yang membuatmu menangis?"
"Apa ada cara mengakhiri hidup yang tidak menyakitkan, Max?" Gitta sendiri bingung kenapa tiba-tiba ia bertanya hal konyol ini disaat tujuan utamanya adalah untuk bercerita pada Max.
"H-huh?!"
"Max, maksudku—"
"Gitta dengar. Jangan lakukan hal apa pun yang nantinya akan kamu sesali."
"Max, aku—"
"Kamu tunggu aku. Aku akan datang menemuimu sekarang juga."
"Max."
"Aku mohon tunggu aku datang dan jangan melakukan hal bodoh."
"Max."
"Ya, Gitta. Teruslah bicara dan jangan matikan teleponnya."
Diseberang telepon sana, tanpa peduli pada penampilannya yang acak-acakan khas orang bangun tidur, Maxime buru-buru keluar dari hunian apartemennya kemudian menaiki lift yang membawanya turun ke lantai basemen tempat mobilnya terparkir. Maxime meminta Gitta untuk tak menutup panggilan teleponnya sampai ia datang. Maxime meminta Gitta untuk terus berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET LIES [COMPLETED]
RomanceDalam hidupnya, tak pernah terlintas sedikitpun di benak BRIGITTA INDIRA, akan menikah di usia yang masih sangat muda, 17 tahun. Semua bermula ketika bisnis keluarganya jatuh ke titik terendah, membuat keluarganya terlilit hutang dalam jumlah besar...