[04] Kita bertemu lagi

580 58 4
                                    

>> Happy Reading <<

Meskipun selama menonton film hingga selesai kecanggungan itu masih terjadi, tapi karena malam semakin larut, Gitta tetap diantar pulang oleh Bara sebagai bentuk tanggung jawab Bara karena sudah mengajak Gitta keluar. Dan beruntungnya malam ini, helm yang Gitta pakai bisa ia lepas sendiri tanpa perlu bantuan Bara.

Setelah mengucapkan terima kasih pada Bara, Gitta pun melesat masuk ke kediamannya begitu saja.

Sepeninggal Gitta, Bara memegangi dadanya yang entah kenapa terus berdebar tak karuan terlebih setelah Gitta menangkap basah dirinya yang tadi tengah memperhatikannya.

Bara membuang kasar napasnya sebelum akhirnya ia kembali melajukan motor matic-nya. Nanti, setibanya ia di rumah, ia akan menelepon Caca dan menceritakan apa yang terjadi pada Caca. Dan seperti biasa, ia juga akan meminta saran dan masukan dari Caca.

***

Tiba di ruang tengah yang mana terdapat mini bar untuk menjamu tamu, Gitta mendapati Inggrid tengah duduk dan mengamatinya. Tatapan mata Inggrid tak biasa seperti ada kemarahan, kesedihan dan kekecewaan bercampur jadi satu.

"Bibi udah di rumah?" Gitta menghampiri Bibinya, menjabat tangan bibinya, mencium punggung tangannya sebagai bentuk hormatnya pada sang Bibi yang sudah merawatnya sedari kecil dengan mencurahkan limpahan kasih sayang yang tidak pernah ia dapatkan dari seorang Ibu. Inggrid adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki.

Indera penciuman Gitta mendapati sesuatu yang belakangan ini sering Inggrid lakukan. Bau alkohol dan asap rokok yang sangat menyengat, menyeruak di ruangan itu. Benar, alkohol dan nikotin seperti teman baik untuk Inggrid kala Inggrid tengah sendiri.

"Sudah makan?"

Gitta menganggukkan kepala. "Tadi—"

"Kamu pergi dan pulang sama bocah laki-laki itu lagi?"

"Gitta ... "

"Jangan bohong Gitta. Bibi tahu kamu diantar olehnya. Jujur sama Bibi, kamu nggak pergi sama Megan, Naomi dan yang lainnya kan?"

"Bibi, Gitta ... " Gita menjeda ucapannya kala Inggrid merentangkan kelima jarinya agar Gitta berhenti memberikan pembelaan.

"Kamu mandi dulu, ganti baju kamu. Nanti kita bicara. Ada hal penting yang mau Bibi bicarakan."

Gitta menganggukkan kepalanya. Saat Gitta akan memutar tubuhnya untuk melanjutkan langkahnya menuju kamarnya namun ...

"Mending kamu jaga jarak deh sama bocah lelaki itu. Nggak ada gunanya kamu dekat sama dia. Dia nggak bisa bantu keadaan kita saat ini. Bibi takut dia manfaatin kamu dan numpang hidup enak sama kamu disaat keadaan kita lagi jatuh kayak gini."

"Bara nggak kayak gitu, Bi." Gitta tidak mungkin tidak melakukan pembelaan untuk Bara karena apa yang Bibinya katakan tidak lah benar.

Inggrid terkekeh kecil. "See, kamu bahkan membelanya."

"Tapi Bara itu baik. Bara tulus. Bara—"

"Nggak ada yang benar-benar tulus sama kamu di dunia ini selain Bibi," sela Inggrid geram. "Jangan percaya pada siapa pun, Gitta. Kamu lihat kita sekarang. Semua ini terjadi karena Bibi terlalu percaya pada seseorang sampai-sampai Bibi nggak sadar kalau orang itu punya niat nggak baik. Bibi terlambat menyadari dan ... " Inggrid menggantung ucapannya kemudian menyesap wine dalam gelas sloki dihadapannya. Sementara Gitta memperhatikan apa yang Bibinya lakukan.

"Kita benar-benar jatuh miskin."

Berkali-kali Gitta mendengar Inggrid mengatakan hal demikian tapi Inggrid tak pernah menjelaskan secara detail mengenai siapa orang itu dan apa penyebab mereka bisa seperti ini selain karena terlilit hutang.

SWEET LIES [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang