>> Happy Reading <<
Sesaat setelah Gitta bangun tidur dan ketika ia tak mendapati Maxime berada disebelahnya, Gitta mencari Maxime ke kamar mandi kemudian ke walk in closet kemudian ke ruangan yang menjadi ruang kerja Maxime tapi tetap saja hasilnya nihil.
Dengan masih memakai gaun tidur Gitta keluar kamar kemudian turun ke lantai bawah tepatnya menuju ruang makan. Ia yakin Maxime tengah sarapan mengingat ini masih sangat pagi.
Namun setelah tiba disana, Gitta tak mendapati Maxime selain satu gelas kopi yang hanya tersisa setengahnya saja yang masih terasa hangat. Itu artinya Maxime baru meminumnya.
"Mbak Ria, apa Max sudah berangkat ke kantor?"
Riani membenarkan. "Baru aja Non. Ini saya mau cuci gelas kopi bekas Tuan."
Gitta mengangguk-angguk mengerti. Ia heran kenapa Maxime tak membangunkannya? Apa Maxime sengaja karena tak ingin mengganggu tidurnya?
Ya, mungkin saja. Gitta masih tetap berpikiran positif tentang sikap suaminya itu.
"Non, mau saya siapkan sarapan?"
Gitta mengangguk-anggukkan kepalanya sebagai jawaban. Kebetulan sedari semalam ia memang lapar. Tapi tunggu!
"Mbak Ria bisa masak?"
"Iya atuh Non. Kalau saya nggak bisa masak mana mungkin Pak Aslan milih saya buat kerja disini."
"Maksud saya Mbak Ria bisa masak makanan apa saja?"
"Makanan lokal semuanya saya bisa, Non."
"Makanan Jepang, Turki? Mbak Ria bisa?" tanya Gitta sedetail mungkin pada asisten rumah tangga yang usianya sekitar tiga puluh tahunan yang hingga saat ini masih single.
Riani tersenyum lebar seraya menggelengkan kepalanya. "Saya bisa ngolah makanan lokal. Makanan western juga bisa sih dikit-dikit mah," jawab Riani jujur. Pak Aslan bilang ia tidak akan terlalu dibutuhkan karena kedua majikannya yang merupakan pasangan pengantin baru akan sering makan malam di luar.
"Nggak apa-apa," balas Gitta. "Hari ini Mbak Ria bisa kan ajarin saya masak?"
"Bisa banget. Dengan senang hati, Non."
Gitta tersenyum lebar. "Abis ini aku mandi dulu. Terus Mbak Ria temenin aku ke supermarket."
Riani menganggukkan kepalanya patuh.
Baiklah. Tidak ada salahnya belajar memasak dengan diajari oleh asisten rumah tangganya sembari menunggu Maxime pulang kantor. Lagipula hari ini Gitta tidak punya rencana pergi kemana pun.
***
Setelah berbelanja di supermarket bersama Riani sebanyak dua troli besar yang berisikan cemilan, bahan-bahan dan juga bumbu-bumbu, dengan begitu fokus Gitta memperhatikan apa yang Riani lakukan dan ajarkan padanya. Dari mulai menyiapkan bahan-bahan, menyiapkan bumbu-bumbu, mencuci bersih daging dan sayur mayur yang sudah dipotong, pokoknya segala macam hal yang dibutuhkan dan dilakukan saat memasak Gitta memperhatikannya dengan seksama, mencoba mengingat-ingat dan sesekali bertanya jika ada yang tak ia mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET LIES [COMPLETED]
RomanceDalam hidupnya, tak pernah terlintas sedikitpun di benak BRIGITTA INDIRA, akan menikah di usia yang masih sangat muda, 17 tahun. Semua bermula ketika bisnis keluarganya jatuh ke titik terendah, membuat keluarganya terlilit hutang dalam jumlah besar...