>> Happy Reading <<
Inggrid tak mengerti karena selama tujuh hari tujuh malam Gitta di rawat di rumah sakit dan ia lah yang menemaninya, belakangan ini Gitta jadi lebih banyak diam. Saat di ajak bicara pun Gitta tak memberikan respon yang berarti. Saat mereka kembali membahas mengenai kursus memasak, Gitta mengatakan tak lagi tertarik untuk ikut kursus memasak. Gitta juga memaksa Inggrid untuk tidak mengeluarkannya dari rumah rumah sakit ini disaat Dokter sudah mengizinkannya pulang.
Gitta mengatakan ia ingin menginap di rumah sakit ini lebih lama.
Hei! Ini rumah sakit loh, bukan hotel.
Dan saat Maxime datang menjenguk seperti sekarang ini, buru-buru Gitta menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Inggrid tidak bodoh. Ia tahu apa yang sedang terjadi. Ya, ia yakin Gitta dan Maxime tengah bertengkar. Entah apa masalahnya, Inggrid tak tahu. Saat Inggrid bertanya Gitta tak menjawab. Saat Inggrid bertanya pada Maxime, Maxime mengatakan mereka baik-baik saja. Tapi jika baik-baik saja mana mungkin Gitta berperilaku seperti ini?
Sepertinya memang ada masalah yang coba keduanya sembunyikan darinya. Tapi apa pun masalahnya, Inggrid berharap masalah ini cepat selesai.
"Sebaiknya jangan biarkan ini terjadi berlarut-larut, Max. Gitta itu dari dulu emang baperan dan cengeng. Tiap ada masalah dia selalu cerita, tapi sekarang?" Inggrid mengendikkan bahunya. Sebenarnya bukan hanya sekarang saja Gitta tak lagi terbuka padanya. Dulu, saat Inggrid tengah sibuk-sibuknya mengelola perusahaan peninggalan Brian, ada banyak sekali momen tumbuh kembang Gitta yang ia lewatkan. Dan mungkin ini lah yang menyebabkan Gitta tak lagi bercerita seterbuka dulu pada Inggrid karena Inggrid terkesan tak peduli. Padahal Inggrid peduli, amat sangat peduli tapi sayangnya ia selalu sibuk. Dan sekarang satu-satunya harapan Inggrid adalah Maxime. Inggrid berharap Gitta lebih terbuka pada Maxime dan Maxime memahami Gitta sebagai seorang suami sebagaimana mestinya.
"Kalau begitu Bibi keluar dulu. Ada urusan yang harus Bibi—"
"Bibi jangan pergi," sela Gitta. "Gitta nggak mau ditinggal sendirian."
"Kamu nggak sendirian. Ada Maxime. Tuh lihat Maxime bawa buah-buahan kesukaan kamu."
Gitta menggelengkan kepalanya pada Inggrid dengan sengaja mengabaikan eksistensi Maxime. Gitta takut jika hanya berdua saja dengan Maxime, Maxime akan kembali menaburkan garam di atas lukanya.
Ponsel Inggrid berdering nyaring menandakan ada panggilan untuknya. Inggrid pun sedikit menjauh dari Gitta untuk menerima telepon itu.
Saat Inggrid tengah sibuk dengan teleponnya, Maxime mendekatkan wajahnya pada wajah Gitta. Ia heran karena setelah malam itu, Gitta tidak mau jauh dari Inggrid barang sedikit pun. Bahkan ia harus membuat Inggrid sibuk agar setidaknya ia bisa berbicara berdua dengan Gitta. Ya, orang yang baru saja menghubungi Inggrid adalah orang suruhannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET LIES [COMPLETED]
RomanceDalam hidupnya, tak pernah terlintas sedikitpun di benak BRIGITTA INDIRA, akan menikah di usia yang masih sangat muda, 17 tahun. Semua bermula ketika bisnis keluarganya jatuh ke titik terendah, membuat keluarganya terlilit hutang dalam jumlah besar...