>> Happy Reading <<
DEG!!
Inggrid merasa jantungnya seperti akan lepas dari tempatnya berada saat melihat seseorang yang Gitta maksud.
"M-Max?"
"Long time no see, Inggrid Angella."
"Max, Gitta, kalian saling mengenal? Sejak kapan?"
Gitta tak menjawab. Ia heran kenapa mendadak wajah Inggrid pucat pasi saat melihat Maxime. Sekedar informasi bahwa saat di jalan tadi Maxime mengatakan sebelumnya ia mengenal Inggrid karena pernah menempuh pendidikan di universitas yang sama dengannya, dulu sebelum Maxime kembali ke Ankara.
"Gitta, kamu tunggu di kamar. Bibi mau bicara empat mata dengan Max."
Baru saja Gitta akan membuka mulutnya untuk menyanggah perintah Bibinya, Maxime berkata ...
"Kedatanganku kesini adalah untuk melamarnya karena aku menyukainya."
Bukan hanya Inggrid yang terkejut, tapi Gitta juga demikian.
"Max."
Maxime mendekati Gitta kemudian menyentuh pipinya tepat dihadapan Inggrid.
"Aku menyukaimu. Entah sejak kapan rasa ini tumbuh tapi yang jelas aku terluka saat melihatmu menangis. Aku bahagia saat melihatmu tersenyum. Dan aku ingin selalu melindungimu."
"Max." Gitta masih tak percaya dengan kenyataan ini. Maxime, pria yang terpaut usia jauh diatasnya yang baru dalam hitungan hari ia mengenalnya tapi justru belakangan ini Maxime lah yang selalu ada untuknya disaat ia butuh teman, disaat ia merasa sendirian, disaat ia kecewa dengan keputusan sepihak Inggrid, disaat ia membutuhkan seseorang untuk berbagi keluh kesahnya. Tak bisa dipungkiri saat bersama Maxime, Gitta merasa beban berat dipundaknya dan pikiran buruk bisa ia enyahkan sejenak dari isi kepalanya. Gitta merasa beruntung karena Tuhan mengirim Maxime di waktu yang tepat.
Yang Inggrid lakukan hanya diam mematung ditempatnya berpijak memperhatikan apa yang Maxime lakukan dan bicarakan. Demi Tuhan! Belasan tahun berlalu tapi Maxime tak banyak berubah. Maxime tetap tampan seperti dulu. Wajahnya, senyumnya, cara bicaranya. Dia, benar-benar terlihat lebih dewasa dan sempurna dibandingkan belasan tahun lalu.
Inggrid terkejut luar biasa kala Maxime mendaratkan kecupan singkat di pelipis Gitta. Ia tak menyangka Maxime suka pada Gitta dan memperlakukan Gitta begitu manis sama seperti ...
"Aku perlu bicara empat mata dengan Bibi mu."
Gitta menganggukkan kepalanya mengerti. Tadi, saat dalam perjalanan kesini Maxime sudah mengatakannya. Dan pembicaraan ini adalah pembicaraan orang dewasa mengenai permasalahan yang terjadi di perusahaan. Nanti setelah Maxime selesai berbicara dengan Inggrid baru lah Maxime akan menceritakannya. Itu janji Maxime padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET LIES [COMPLETED]
RomanceDalam hidupnya, tak pernah terlintas sedikitpun di benak BRIGITTA INDIRA, akan menikah di usia yang masih sangat muda, 17 tahun. Semua bermula ketika bisnis keluarganya jatuh ke titik terendah, membuat keluarganya terlilit hutang dalam jumlah besar...