[27] Cukup salahkan aku

451 52 23
                                    

>> Happy Reading <<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>> Happy Reading <<

Hal pertama yang Gitta lakukan saat membuka matanya adalah meraih ponselnya di atas nakas yang terus berbunyi nyaring menandakan ada panggilan masuk untuknya.

"Caca," gumam Gitta melihat nama si penelepon. Setelah ia menikah, sudah lama sekali Caca tidak menghubunginya. Chat di group yang beranggotakan Gitta, Bara dan Caca juga sepi.

Gitta menempelkan ponsel berlogo apel itu ke telinganya. Baru saja Gitta akan membuka mulutnya untuk menyapa Caca, diseberang telepon sana Caca sudah heboh membicarakan Bara.

Ya, Caca baru tahu bahwa ternyata Bara di rawat di rumah sakit.

"Katanya kecelakaan ya, Gitt? Ampe parah banget gitu ya. Tulang hidung dan pipinya katanya patah."

Gitta tertegun. Ya, yang orang lain ketahui Bara mengalami luka cukup parah di wajahnya adalah karena kecelakaan padahal kenyataannya tidak seperti demikian dan Gitta lah yang sejujurnya pantas disalahkan untuk ini. Ia lah yang melibatkan Bara dengan permasalahan pribadinya bersama Maxime. Tapi meski demikian, ia hanya bisa menutup mulutnya rapat-rapat dari Caca. Pengecut sekali bukan?

"Gimana kalau siang ini kita jenguk tuh anak."

"Gue nggak bisa, Ca. Siang ini gue ada janji."

"Gimana kalau sore?"

Gitta terlihat berpikir. Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuknya menjenguk Bara dan meminta maaf yang sebesar-besarnya padanya atas kejadian tempo hari yang mengakibatkan Bara terluka separah ini.

"Nanti gue kabarin bisa atau nggak nya. Gue tanya Max dulu." Jika mengharuskannya pergi keluar maka harus seizin Maxime, pengendali hidupnya.

Kemudian topik pembicaraan pun berubah. Caca yang kepo pun menanyakan kabar Maxime dan juga mengenai rencana honeymoon Gitta keliling Eropa. Ya, sebelumnya Gitta pernah menceritakan mengenai honeymoon dan juga mengenai pendidikannya di Inggris pada Caca. Meski itu hanya kebohongan semata yang Maxime janjikan padanya tapi tetap saja Gitta tidak bisa dan tidak boleh menceritakan yang sejujurnya pada Caca. Cukup ia yang tahu, yang merasakannya dan memendamnya sendiri.

Jangankan pada Caca, pada Inggrid saja Gitta tak bisa dan tak sanggup untuk menceritakan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Yang Gitta lakukan saat ini adalah mengunci mulutnya rapat-rapat sesuai dengan apa yang Maxime perintahkan.

Alhasil, Gitta bercerita tentang Maxime dengan penuh kebohongan. Ia memuja dan memuji Maxime dan mengatakan bahwa ia bahagia hidup bersamanya.

Setelah mengobrol banyak dengan Caca, keduanya pun menyudahi obrolan mereka karena Caca masih ada urusan lain.

Jika boleh jujur, sebenarnya Gitta iri pada Caca karena Caca bebas melakukan apa pun yang Caca mau. Caca bisa menentukan masa depan yang Caca inginkan. Sementara Gitta, ia harus menikah dengan orang yang salah yang menawarkan cinta palsu padanya kemudian setelah Gitta percaya dan memberikan hatinya, justru pria itu menyakitinya bertubi-tubi tanpa Gitta tahu alasan apa yang melatarbelakanginya bersikap seperti ini padanya.

SWEET LIES [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang