PROLOG

73.7K 1.9K 68
                                    

sebelum membaca harap follow akun author dan komen sama vote juga ya, biar author makin semangat buat lanjutin cerita ini, thank you guys.❤️🫁🫀

__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________

2019 kala itu


"Ada yang kenal sama Vanila gak?," Tanya seorang laki-laki yang memakai tindik di telinganya. Namanya Arkan.

"Vanila yang sekolah di SMP negeri 1 itu bukan?" Tanya balik temennya. Namanya Danzel.

"Cewek murahan itu yang lagi kalian bahas?" Sambung seorang laki-laki yang sedang merokok. Namanya Faikal.

"Gw udah ngerasain tubuhnya Vanila, dan kalian tau gak? Dia udah gak perawan, Tapi bukan berarti gw yang merawanin dia, waktu gw cobain dia, Dia emang udah gak perawan," Lanjutnya.

"Njir Lo kal, Lo gak ngajak-ngajak kita Cok!" Sambar temen yang ada di sebelahnya laki-laki itu menoyor kepala Faikal.

"Kalian mau nyobain dia juga?," Tanya Faikal sambil menaikkan satu alisnya.

"Ya mau lah." Balas laki-laki yang tadi menoyor kepalanya namanya Jayden.

"Kalian ikut gw."

"Kemana?" Tanya Arkan.

"Ikut aja." Balas Faikal.

Mereka semua mengambil jaket masing-masing itu adalah jaket kebanggaan mereka. Agrasa selaku ketua juga melakukan hal yang sama dia mengambil jaketnya. Mereka mengikuti arah motor Faikal dari belakang.

Hingga mereka sampai di tempat yang di maksud oleh Faikal. Ternyata cowok itu membawa mereka ke halte bus SMA negeri 1.

Dari sebrang jalan mereka melihat seorang gadis duduk di halte sendirian. Gadis itu memakai Sweater pink nude. Dan baju seragam putih biru, Dia adalah Vanila gadis yang mereka incar.

"Lo yakin itu orangnya Kal?," Tanya Jayden memastikan.

Karna jika dilihat dari wajah dan bentuk tubuhnya dia seperti gadis polos dan lugu Tidak seperti yang di ceritakan Faikal tadi.

"Iyalah mana mungkin gw bohong, Jangan percaya sama wajah lugunya aslinya dia itu jalang dan murahan!" Balas Faikal menggebu-gebu.

Faikal berjalan mendekati Vanila. Dan gadis itu belum menyadari keberadaan Faikal karena posisi gadis itu yang sedang menunduk. Saat mendengar langkah kaki, Gadis itu langsung menatap ke arah samping dan betapa kagetnya iya saat melihat Faikal yang berjalan ke arahnya dan di belakang laki-laki itu juga ada lima orang yang memakai jaket yang sama seperti yang di pakai oleh Faikal.

"K_amu..." Kata gadis itu dengan terbata-bata.

"Hay kita ketemu lagi." Sapa Faikal dengan ramah tapi sorot matanya sangat tajam.

Faikal mulai mendekati Vanila Dan gadis itu sudah mundur ketakutan. Kenapa dia bertemu lagi dengan laki-laki brengsek seperti Faikal.

"JANGAN DEKETIN AKU LAGI FAIKAL!" Teriak gadis itu dan berlari entah kemana. Faikal tidak tinggal diam Dia berlari mengejar gadis itu. Dan temen-temennya juga melakukan hal yang sama mereka berlari mengejar Faikal dan Vanila.

Vanila terus berlari dan terus menangis bahkan gadis itu sempat terjatuh beberapa kali dan lututnya yang kini sudah terluka. Tapi sejauh apapun iya berlari dan pada akhirnya tenaganya akan habis dan Faikal berhasil menangkapnya.

"Aku mohon kali ini aja biarin aku sembuhin luka yang udah kamu kasi Kal, Aku mohon jangan apa-apa aku lagi," Mohon gadis itu dengan tatapan yang kosong. Tapi Faikal tidak perduli dengan perkataan gadis itu karena di dalam dirinya kini hanya nafsu dan nafsu.

Faikal menggendong Vanila seperti karung beras, Gadis itu terus memukul bahu Faikal. Bukannya berhenti Faikal justru membawanya ke dalam bangunan yang sudah kosong dan terbengkalai. Dan tak lama setelah itu temen-temen laki-laki itu pun datang menyusul.

Saat ini Vanila sudah di ikat oleh mereka di kursi yang ada di bangunan tua itu. Dan Vanila terus berteriak dan minta untuk di lepaskan.

"Kita apain dia?" Tanya Rafa.

"Seperti yang kita bicarain tadi." Sambung Agrasa selaku ketua.

"Tolong jangan apa-apain aku" Mohon gadis itu dan menatap mereka satu persatu, Mata gadis itu sudah sembab karena terus menangis.

"Resiko jadi cewek murahan Emang gitu, Dan harus siap di apain aja." Kata Rafa dengan mulut pedasnya.

"LEPASIN AKU!" Teriak gadis itu saat Agrasa menyentuh leher jenjangnya. "AKU BUKAN CEWEK MURAHAN YANG SEPERTI KALIAN KATAKAN TADI!"

"Kita bakal lepasin Lo, Asal Lo puasin kita ber enam." Ucap Jayden.

Plak.

Faikal menampar gadis itu saat gadis itu ingin berteriak lagi. "Mulut Lo berisik!" Bentak Faikal.

Agrasa mulai melepas satu persatu kancing seragam gadis itu. Dan sekarang Vanila sudah benar-benar bugil di depan mereka, Gadis itu menutup matanya, Hatinya seperti di iris oleh belati tajam saat melihat badannya yang tanpa busana.

"Aku bukan cewek murahan kan? Tuhan bantu hamba untuk kali ini saja." Pinta gadis itu dalam batinya.

Dan mereka benar-benar menggilir gadis itu. Gadis itu sedari tadi hanya menangis dan terus menangis. Hingga mereka benar-benar muak mendengar tangisan gadis itu.

Vanila sempat melawan tapi yang iya dapatkan justru membuat badannya tambah sakit. Agrasa menendang perutnya hingga gadis itu berlutut di depan Faikal. Dan Faikal menendang gadis itu lagi hingga berada di depan Danzel. Dan Danzel yang juga melakukan hal yang sama mereka bergantian menendang gadis itu. Seluruh badan gadis itu semuanya biru-biru karena dia sama sekali tidak memakai kain sehelai pun.

5 jam lamanya mereka bermain-main dengan tubuh gadis itu, Kini mereka semua pergi dari bangunan tua itu  Dan meninggalkan Vanila sendirian. Gadis itu terus menangis sesenggukan dan memeluk kedua lututnya. Tatapannya benar-benar kosong.

Vanila dengan segala kesakitan dan lukanya.

~o0o~

5 bulan kemudian.

Hari ini semua murid kelas tiga SMP negeri 1 dinyatakan lulus termasuk Vanila yang seperti mayat hidup. Tidak ada kebahagiaan di sorot matanya yang ada hanya luka yang mendalam yang sangat sulit untuk di sembuhkan, Dan trauma yang mendalam.

Masih ingat Enam laki-laki berengsek itu? Setelah kejadian di bangunan tua itu mereka benar-benar tidak pernah muncul lagi mereka seperti hilang bak di telan bumi.

Dan setelah kejadian itu juga Vanila benar-benar jijik pada dirinya sendiri. Setelah selesai acara perpisahan, Gadis itu berlari ke atas roftoop.

Vanila berdiri di pembatas roftoop di dunia rasanya dia hanya seperti sampah yang di beri nyawa oleh tuhan, Dia jijik pada dirinya sendiri, Kedua orang tuanya mendidiknya supaya menjadi anak yang baik dan sukses tapi apa? Di umurnya yang masih 14 tahun dia sudah kehilangan mahkotanya.

"VANILA PENGEN BAHAGIA TUHAN, TOLONG KASI KARMA SAMA ORANG YANG UDAH JAHATIN VANILA! VANILA CAPEK, VANILA MAU NYERAH. TAPI VANILA TAKUT PAPA SAMA MAMA KECEWA KALAU MEREKA TAU AKU UDAH RUSAK. AKU GAK TAU MAU NGELUH SAMA SIAPA. AKU GAK PUNYA TEMAN!!" Teriak gadis itu dengan air mata yang mulai menetes.

Enam laki-laki yang selalu menggauli tubuhnya itu ada di bawah dan mereka berada di parkiran sekolah SMP negeri 1. Entahlah mereka sedang apa datang ke acara perpisahan sekolah Vanila. Salah satu dari mereka melihat Vanila di atas roftoop.

"Gw janji Van, suatu saat jika takdir mempertemukan kita kembali, gw akan tanggung jawab atas dosa gw dan temen-temen gw, meskipun Lo udah di nikmati sama temen-temen gw tapi gw orang pertama yang akan tanggung jawab atas semuanya!" Janji laki-laki itu sebelum mengalihkan pandanganya ke arah lain dia tidak sanggup melihat keputus asaan dari mata gadis itu.

~o0o~

kalau mau lanjut jangan lupa follow komen dan vote ‼️

VANILA ANASTASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang