31. VANILA KECEWA

30.8K 961 150
                                    

sebelum membaca harap follow komen dan vote terlebih dahulu. ♥️🫁🫀

__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________

Vanila menatap Nathan dengan tatapan tidak percaya. Dia tidak menyangka kalau laki-laki itu akan menyetujui perminaan brengsek Agrasa. Nathan juga sama dia menatap Vanila.

"Nah gitu dong, Jangan mau Lo di tipu sama wajah lugunya" Seru Alda dengan wajah sumringah.

"Lo wajib cobain tubuh ni jalang." Tambah Rafa.

Nathan tidak menanggapi perkataan mereka, Dia justru menatap Vanila yang menatapnya dengan tatapan kecewa,Tubuh gadis itu sudah di tutup kembali oleh Agrasa.

"Sini Lo maju, Buka sendiri ni baju nya si jalang," Kata Agrasa dan mempersilahkan Nathan untuk berganti posisi dengannya.

Nathan di lepas oleh Arkan dan Danzel. Sekarang laki-laki itu berjalan ke arah Vanila yang sudah berantakan. Nathan menutup matanya sejenak.

"Cepetan!" Sentak Agrasa saat Nathan tak kunjung menyentuh Vanila.

Nathan memejamkan matanya dan saat dia ingin membuka seragam yang menutupi tubuh gadis itu tiba-tiba bel masuk pun berbunyi.

Kring
Kring

"Sialan tu bel!" Umpat Agrasa.

Nathan sangat bersyukur akhirnya dia tidak membuat Vanila kecewa. Vanila juga bernafas lega.

"Kali ini Lo bisa lolos!" Peringat Alda.

"Ingat nanti malam urusan kita masih berlanjut." Bisik Agrasa sebelum pergi ke bangku nya.

Cup

Agrasa mencium pipi Alda sebelum gadis itu pergi ke kelasnya. Begitupun Alda dia membalas ciuman Agrasa di depan Mata Vanila. Vanila sudah terbiasa melihat mereka bermesraan di depannya.

Murid lain juga mulai masuk ke dalam kelas. Karna Kayra baru saja membuka pintu sedangkan Gorden jendela belum sempat gadis itu buka karena mereka sudah pergi.

Bu Pinca wali kelas XII IPA 1 baru saja memasuki kelas. Beliau heran kenapa gorden sudah di tutup padahal ini masih pagi.

"Selamat pagi semua" Sapa guru itu.

"Pagi Bu." Jawab mereka semua.

"Ini kenapa gorden di tutup seperti ini?" Tanya guru itu.

"A_nu Bu tadi yang piket gak lihat kali kalau gorden belum mereka buka." Sahut Rafa dari bangku belakang.

Bu Pinca mengangguk dan mengabsen mereka satu persatu. Mereka juga di berikan tugas yang belum selesai Minggu kemarin. Guru itu berjalan dan memeriksa semua kerapian muridnya.

Saat di samping bangku Vanila guru itu heran dengan penampilan Vanila yang tidak seperti biasanya. Lebam-lebam di wajah gadis itu masih ada.

"Kamu kenapa Vanila?" Tanya Bu Pinca.

VANILA ANASTASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang