sakit perut

321 73 3
                                    


"MOMMY DADDY JION PULANG! YU HUUU KAKAK, KALIAN DIMANA?"

   Jevan dan Jevin yang tengah menonton TV di ruang keluarga hanya mendengus pelan.

"Adik lu" celetukannya membuat Jevin langsung melemparkan kulit kuaci ke saudaranya itu.

"Adik lu juga ya" kesal nya.

"KAKAK!" Teriaknya lagi saat melihat kedua kakaknya yang berada di depan TV.

  Jevan dan Jevin menatap tidak percaya dengan adiknya yang banyak sekali membawa kantung kresek berisi jajanan belum lagi beberapa boneka kecil yang di bawakan bodyguard mereka.

"Buset banyak amat" kejutnya melihat bagaimana adiknya yang kini menata semua makanan itu sehingga hampir memenuhi meja.

"Iya lah banyak, kan Jion beli le setiap abang jualan, kasian pas Jion beli ke sebelahnya abang yang sebelahnya ngeliatin, yaudah biar adil Jion beli aja semuanya satu satu" ujarnya dengan santai bahkan kedua kakaknya masih menatap tidak percaya.

"Anak mommy udah pu astaga, punya siapa ini banyak banget" Winda menatap ketiga putranya terutama Jion yang sudaj tersenyum ke arahnya.

"Kalau bukan tuh bocil siapa lagi bun" Jevan menyandarkan tubuhnya bahkan film yang mereka tonton sudah tidak menarik, lebih baik melihat bagaimana cara adiknya menghabiskan ini semua.

"Bun, Jion gak kesurupan kan?" Jevin menatap ngeri melihat adiknya yang terlihat masih lahap memakan semua makanan itu, padahal dirinya yang melihat saja sudah kenyang.

  Winda sendiri hanya diam saja, dia ingin melihat apakah putranya masih sanggup menghabiskan semua jajanan itu.









    Tengah malam yang sunyi tapi tidak dengan salah satu kamar yang justru terdengar suara tangisan, bahkan Winda dan cakra sudah terbangun karena kamar mereka bersebelahan.

"Jion udah sayang" Winda sedari tadi sudah mengompres perut putranya yang tiba-tiba sakit.

   Jion sendiri sekarang hanya bisa bersandar di dada daddy nya.

"S ssakit hiks mommy" isaknya bahkan wajahnya sudah memerah nafas anaknya pun sudah tersenggal senggal.

"Kita bawah kerumah sakit saja" Cakra dengan hati hati memindahkan putranya.

"Aku ganti baju dulu setelah itu kamu juga ganti baju, kita kerumah sakit sekarang" Cakra berlalu begitu saja.

   Sedangkan Jion semakin terisak mendengar kata rumah sakit.

"M mmommy hiks gak mau, gak mau ke r rumah hiks sakit" lirihnya menatap mommy nya yang memijat perutnya pelan.

"Biar gak sakit sayang, diperiksa ke dokter hm" sesekali Winda menyeka keringat putranya dan menyiapkan jaket untuk putranya.

"Kamu ganti baju, aku yang akan menyiapkan putra kita" ujar cakra yang sudah kembali dengan memakai kemeja pendek.

"Dad gak mau hiks gak mau pergi" lirih Jion apalagi saat daddy nya membangunkan nya dan memasangkan jaket untuknya.

  Cakra sendiri tidak mendengarkan rengekan putranya, dia membawa putranya dalam gendongannya untuk keluar lebih dulu.





   Jion masih menangis bahkan waktu sampai di rumah sakit membuat Cakra terpaksa menggendong putranya ala bridal style karena putranya memberontak.

   Para dokter dan perawat yang berjaga sedikit terkejut melihat kedatangan Cakra yang membawa putranya.

"Tuan" ucap seorang donter yang langsung membantu Cakra membaringkan putranya di atas brankar.

"Tiba tiba putraku sakit perut" ujarnya membuat dokter tersebut mengangguk.

"Gak mau hiks daddy mommy pulang" Jion sedari tadi sedikit berontak, dia tidak ingin ke rumah sakit.

  Cakra sendiri juga berusaha memegangi putranya bahkan dia dan istrinya terpaksa ikut masuk ke IGD.

"Huusstt sama daddy, ada daddy di sini hm" sembari memegang kedua tangan putranya.

  Winda sendiri hanya diam melihat dokter tersebut membuka sedikit pakaian putranya di bagian perut dan menekannya pelan.

"Sakit hiks mommy, lepas hiks" Jion semakin terisak apalagi melihat dokter dan perawat itu sudah mulai menyiapkan jarum suntik dan infus.

"Tuan saya izin menyuntikkan obat" ujarnya karena baru kali ini dia menangani keluarga Zaveer.

  Cakra yang paham langsung memegang tangan putranya tapi membuat Jion semakin menangis histeris.

"Apakah harus di rawat dok?" Ujar Winda karena dia takut penyakit putranya parah.

"Tidak perlu nyonya, sebenarnya apa yang terakhir kali tuan muda makan?" Tanyanya dengan ragu.

"Ah aku ingat tadi malam Jion memakan banyak sekali jajanan yang di belinya di pasar malam" ujarnya dan dia baru sadar mungkin itu yang menyebabkan putranya sakit perut.

"Mungkin itu yang menjadi salah satu tuam muda sakit perut, dari makanan siap santap dan kurang higienis juga makanan pedas bisa memicu sakit perut" ujarnya.

"Setelah ini awasi apapun yang di makan putra kita Winda" Cakra menatap istrinya yang mengangguk.

"Siapkan kamar VVIP, saya ingin putra saya benar-benar baik baik saja, biar besok Steven yang memeriksanya kembali"










   Ayo jangan lupa vote sama komen oke

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JiondraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang