BAB:8 Kau yakin ingin kembali kesana?

166 17 2
                                    

Tinggalkan vote dan komentar kalian jika ceritanya menarik....

Happy Reading~
.

.

.
"hmm...baiklah" vino hanya mengangguk, walau tidak mengerti apa yang di ucapkan alan.

Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi, sampai tubuh Alan di telan oleh cahaya putih yang menyilaukan.

🌸

Lima belas menit sudah berlalu, kini Alan sudah tersadar dari pingsannya setelah berbicara dengan vino di alam mimpinya,

Alan terbaring sambil mengamati pemuda yang mengaku-ngaku sebagai abangnya, yang sedang mendengarkan penjelasan dari seorang dokter,

"Sepertinya, Alan mengalami pendarahan di syaraf otaknya yang menyebabkan ingatannya menjadi hilang, namun secara perlahan alan akan mendapatkan ingatannya kembali, asalkan tidak ada masalah yang malah menambah beban pikirannya agar Alan cepat pulih" ucap dokter itu menjelaskan, pemuda itu hanya mengganguk saja tanda mengerti.

Setelah itu mereka menyadari jika Alan sudah sadar dari pingsannya, dokter itu mulai mendekati Alan untuk memeriksa keadaan Alan "adek manis, apa masih ada yang sakit? " tanya dokter itu kepada Alan sambil mengusap usap kepalanya.

Alan hanya mengeleng kepala sambil menatap lekat wajah dokter itu, wajah dan prilakunya terlihat mirip sekali dengan lian teman sekelasnya, Alan sangat merindukan teman-temannya, entah bagaimana keadaan mereka sekarang?

"Umm, baiklah kalau begitu saya permisi dulu, jika ada apa-apa panggil saja saya, atau prawat lain yang sedang bertugas" ucapnya dan kemudian meninggalkan mereka di ruang itu.

Ruangan itu kembali di selimuti keheningan, sampai salah satu dari mereka berdua membuka pembicaraan.

"Jadi... Kamu benar benar melupakan abangmu?" Tanya pemuda itu memastikan, Alan tidak menjawabnya kerna sudah malas dengan pertanyaan yang di ulang-ulang.

"Baiklah, abang akan memperkenalkan diri lagi okey" ucap pemuda itu sambil mengusap kepala Alan tapi Alan langsung menepis tangan pemuda itu,
"Aku abang kandung mu, namaku DEON SELDE BRAMANTYA, dan kau memiliki dua abang kembar sepupu, namanya VELEN XENOX ADIWIRANJAYA, dan VEDEN EDENAT ADIWIRANJAYA anak dari GALEN ADIWIRANJAYA, yang merupakan adik dari daddymu SERLO VINOVAL BRAMANTYA, tapi kau bisa memanggilnya dengan sebutan papa" ucap deon memperkenalkan keluarga nya "dan namamu adalah Melvino Alan Bramantya."

"Sedangkan keluarga kita..." ucapan deon terpotong oleh Alan.

"Tidak perlu! Aku perlahan sudah mulai mengingat mereka" ucap Alan sambil mengepalkan tangannya, karna berbagai memori tentang penindasan vino mulai muncul di ingatannya seperti kaset film yang rusak.

"Hmm... Apa adek ingin tinggal saja di mansion papa di negara prancis?" tanya deon.

"Tidak, karna aku masih punya urusan dengan mereka" "maksud adek?" deon bertanya dengan tatapan bingung.

"Tidak ada, lupakan saja" setelah perkataan itu, suasana kembali hening.

"Pulang" satu kata yang di ucapkan Alan memecah keheningan.

"Tapi adek belum pulih total, kita tunggu seminggu lagi ya?" ucap deon dengan nada lembut.

"Aku bilang pulang!" Alan seketika menjadi kesal, "vino! " deon mencengkeram tangan Alan dengan kuat sampai membuat sang empu nya meringis kesakitan, "akhh.." deon sadar bahwa ia mencengkram tangan Alan dengan kuat, kemudian melepaskannya.

"Hah... Kita tunggu seminggu lagi okey, jangan membantah, dan abang tidak menerima penolakan" ucap deon dengan menekankan kata penolakan.

Sementara alan yang mendengar kata deon yang tiba-tiba menjadi dingin, nyali nya seketika menjadi ciut.

🌸

Seminggu sudah berlalu, kini Alan sudah di perbolehkan pulang oleh dokter yang merawatnya, Alan sambil mendengarkan musik di speaker kecil di mobil itu, sedang duduk dengan antengnya di bangku belakang pengembudi mobil, menunggu deon yang entah kemana perginya

Tak berselang lama deon datang dengan menenteng sebuah tas warna hitam pekat, berisikan baju Alan dan barang-barang lain.

Deon membuka bagasi mobil dan meletakkan tas Alan di dalam bagasi itu,
Setelah itu menuju pintu depan mobil, membukanya dan kemudian masuk kedalam mobil, setelah itu mobil melaju kearah mansion yang di tuju.

Di dalam mobil hanya diisi keheningan semata tanpa adanya pembicaraan dari kedua belah pihak, semua sibuk dengan kegiatannya masing-masing Alan yang sibuk melihat pemandangan lewat kaca jendela mobil, sementara deon yang fokus menyetir.

Deon sebenarnya ingin berbicara kepada alan untuk mengurangi keheningan di dalam mobil itu, namun karna melihat sifatnya yang sekarang, deon jadi mengurungkan niatnya untuk berbicara kepada Alan.

🌸

Tiga puluh menit kemudian mobil yang di tumpangi Alan sudah sampai di garasi mansion serlo, karna waktu perjalanan dari rumah sakit ke mansion serlo hanya membutuhkan waktu sekitar setengah jam.

Deon turun dari mobil diikuti oleh alan, dan mengambil tasnya dari bagasi, kemudian, Alan dan Deon perlahan berjalan menuju halaman mansion serlo yang begitu luas namun sepi, Deon dan Alan melewati halaman itu dan menuju pintu utama mansion sambil Alan menenteng tasnya, setelah sampai di pintu itu, Alan mulai membukanya dan masuk kedalam diikuti deon dari belakang dan menutupnya kembali.

Semua yang ada di ruang keluarga itu mengalihkan atensi mereka yang tadinya di penuh dengan kebahagiaan, kini melihat si pelaku pembuka pintu dingin dan datar.

"ABANG VINO..." teriakan dari seorang pemuda mungil yang tadinya duduk di pangkuan pria berumur sekitar 30 tahunan, kini sedang berlari kecil menuju Alan, dan langsung saja memeluk Alan dengan erat, Alan sempat melihat wajahnya sekilas disaat ia tengah berlari menghampirinya, Alan yakin ia adalah cello si anak pungut sialan itu.

"Heh.. Masih hidup lo, dasar hama" bisik cello tepat di telinga alan, tubuh Alan seketika membeku, berusaha mencerna bisikan cello tadi.
.

.

.

.

.

.
TBC.
Okey, silakan tinggalkan vote dan komentar kalian jika berminat kalo mau tau kelanjutannya, Vira maksa loh ni, kan maksa dikit gak ngaruh ye kan🙃

LOVE BETWEEN THREEE SOULS {Transmigrasi Alan) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang