Tinggalkan vote dan komentar kalian jika ceritanya menarik....
Happy Reading~
..
.
Lain halnya di kelas saat ini...Terlihat dua manusia yang sedang menunggu alan dengan perasaan cemas, siapa lagi kalau bukan Devan dan aksen "sen, si alan kemana sih udah hampir satu bulan dia ga masuk, gue takut dia kenapa-kenapa lagi sen" ujar devan membuyarkan lamunan aksen yang sedang memikirkan alan saat ini.
Waktu itu saat alan masih di rumah sakit Devan dan aksen mampir ke Mansion alan, namun yang mereka dapatkan hanya kata pengusiran dari daddy nya alan, Devan dan aksen tak menyerah ia terus datang ke mansion berulang kali, tapi hasilnya sama hanya di sambut dengan kata pengusiran, mereka mencoba melawan namun serlo menyuruh para penjaga untuk mengusir mereka.
Alhasil mereka pergi dari mansion itu dengan tangan kosong tanpa mendapatkan informasi apapun, sampai hari ini, mereka bingung sebenarnya apa yang dilakukan alan sampai ia jarang masuk sekolah, apakah keluarga nya menyiksa alan lagi?
Jika itu benar, mereka harus segera menemui alan, "Dev, apa kita bolos sekolah aja ya buat cari alan?" tanya aksen tiba-tiba, "nah! Ide bagus tuh, sekali-kali bolos gapapalah kan bolos buat cari temen kita juga" ujar Devan menyetujui usulan aksen.
"Mmm oky ayo berangkat" ajak aksen kemudian segera beranjak dari kursinya di ikuti oleh Devan, namun mereka baru ingin bangkit dari duduknya melihat alan sudah lebih dulu memasuki kelas dengan keadaan yang ngos-ngosan kayak abis di kejar setan.
"Hah,hah~ akhirnya sampe juga" ujar alan dengan keadaan yang letih lemas.
"alll!" pekik devan yang membuat pandangan alan menoleh ke arah nya, seketika devan berlari menghampiri alan, namun karena reaksi tubuh alan yang kurang siap di tambah lagi keadaan tubuh nya yang belum pulih total, membuat mereka berdua terjatuh di lantai, "akhh! Sakitt" "akhh."
"Astaga alan, devan kalian gapapa" ujar aksen khwatir lalu segera menghampiri mereka berdua, "aduhh pantat gue sakit nyium lantai, al lo gapapa?" tanya devan yang berada di samping jatuhnya alan.
"Mmm gue gapapa, dah cepetan bangun biar lo berdua bisa bantuin gue bangun, ga bisa berdiri gue" ujar alan memerintah, "a-ahh/oky" devan pun berdiri dan mengulurkan tangan nya untuk membantu alan berdiri di ikuti aksen yang juga membantu alan.
Alan mulai bangkit, namun karna ia tak bisa menopang tubuhnya devan dan aksen pun membawa alan ketempat duduk nya dan mendudukkan Alan, "Alan maafin gue ya, gue ga bermaksud bikin lo kaget terus jatuh, gue tadi cuma..." "iya gapapa udah gue maafin kok, lagian ga terlalu sakit juga" ujar Alan sembari melepas tas yang sedari tadi ia sandang di kedua bahunya.
"Hmm al lo kemana aja sih kenapa sering ga masuk sekolah?" tanya devan yang kini duduk di atas meja samping meja Alan, "eumm itu....gue di ajak abang sepupu kembar gue buat nginep di rumah papa, gue ga bisa nolak jadinya gue ikut sampai lupa ngasih kabar ke kalian gitu deh, hehehe" jawab Alan di sertai suara tawa manis yang sengaja ia buat.
Padahal ia hanya berniat menutupi kebohongan nya dengan menunjukkan tawa kebahagiaan, karna yang ia katakan itu sedikit tidak benar, "Alan katakan dengan jujur apa yang sebenarnya terjadi!" ujar aksen seketika dengan nada tajam dan terlihat sangat mengintimidasi, bahkan Atemosfer di ruang kelas yang tadinya sejuk dan damai tiba-tiba berubah menjadi sangat dingin dan mencekam.
Sampai Alan yang tadinya tidak merasakan hawa dingin justru sekarang merasakan nya bahkan lebih dingin dari gunung Antartika, "katakan Alan" ujar aksen lagi memaksa Alan untuk mengatakan yang sebenarnya, sementara alan saat ini sudah mengeluarkan keringat dingin nya, bahkan untuk bernafas pun rasanya sangat sulit, "se-sebenarnya a-aku....."
Krinkkkkkkk!!
Belum selesai devan dan aksen mendapatkan jawaban dari alan bel tanda jam pelajaran sudah lebih dulu berbunyi, semua para siswa/i langsung berhamburan ke kelas masih masih, begitupun dengan devan dan aksen yang segera kembali ke bangkunya masing-masing, "alan di jam istirahat nanti kau harus menceritakan semuanya pada kami" ujar aksen datar lalu kembali ketempat duduk nya.
Sementara alan saat ini Sedang berusaha meneguk ludah nya kasar, karna apa yang baru saja alan lakukan sudah membangkitkan aura kemarahan dalam diri aksen, ia berharap devan dan aksen tak akan memarahinya setelah mengetahui apa yang terjadi sampai ia tak masuk sekolah.
"Hahhh, Semoga saja tak ada hal buruk setelah ini" gumam alan pelan sambil melipat kedua tangan sebagai bantal lalu menaruh kepalanya di dalam lipatan tangan nya dan mulai tidur, namun di saat alan tertidur guru pun masuk ke kelas dengan membawa seseorang di belakang nya, sepertinya itu adalah murid pindahan baru.
Para siswi yang ada di kelas itu tak terkecuali siswa memekik histeris melihat siswa baru yang terlihat sangat tampan dan dalam sekejap bisa menarik perhatian mereka, "Baik anak-anak madesu ku sekalian, sebelum kita memulai pelajaran hari ini kita kedatangan murid pindah baru, kamu silakan memperkenalkan diri" ujar guru itu yang bernama ibu dilah.
"Mmm, Halo semuanya perkenalkan nama ku lintang bagas kara, but just call me lintang, aku murid pindahan dari sma Negeri 1 bangsa dan semoga kita bisa berteman baik" ujar lintang memperkenalkan diri.
Yap! Kalian ga salah baca gess, orang yang dulu pernah mencampakkan alan adalah lintang yang kini pindah kesekolah yang sama dengan alan, entah apa yang membuat nya pindah kesekolah yang sama dengan alan, tapi jika ia bisa berharap kedatangan lintang semoga tak membawa dampak buruk baginya.
Sementara alan yang mendengar suara lintang membuat nya seketika terkejut dan terbangun dari tidur nya dengan cepat menatap orang yang kini berada di depan nya.
Tubuh alan merasakan lemas, bayang-bayang akan kejadian di masa lalu nya seakan kembali menghantui alan, alan menatap lintang dengan pandangan yang sangat tajam tersirat penuh kemarahan di dalam nya, tangan nya yang tadi ia lipat kini terkepal dengan sangat kuat sampai memperlihatkan ujung kuku nya yang kini memutih.
Lain halnya dengan devan dan aksen yang terlihat biasa saja memandang murid baru itu, namun ketika mereka melihat reaksi Alan dari bangku mereka membuat devan dan aksen mengerutkan kening bingung dengan prilaku Alan, mereka berdua saling tatap seolah saling bertanya ada apa dengan Alan. Lalu segera berhenti.
"Baiklah kamu boleh duduk di sebelah meja alan yang masih kosong dekat dengan jendela di sebelah sana" tunjuk bu dilah mengarah ke sampai bangku alan.
Sedangkan lintang terkejut mendengar nama yang sangat familiar baginya, ahhh, tidak, ia sangat mengenal nama itu dan tak akan pernah melupakan nya, tapi menurut nya nama itu hanya kebetulan mirip, mungkin hanya marga nya saja yang berbeda, lintang menggangguki ucapan guru itu kemudian pamit untuk segera duduk di bangku nya.
Di saat lintang melangkah mendekati meja nya dapat alan rasakan aurat dominan lintang yang sangat ia kenal semakin terasa, tak salah lagi ialah lintang yang dulu ia kenal, hanya penampilan nya saja yang berubah.
Ia semakin dekat hingga kini berada di depan nya sekarang "hey, boleh aku duduk di sini?" tanya lintang sopan menampilkan senyum di wajahnya.
"K-kau!"
..
.
.
.
.
TBC.
Waduh lintang si bangsa*t yang pernah alan sukai akhirnya balik lagi nih, duh gimana ya kedepan nya, apa mereka bakalan jadian di kehidupan kedua alan ga ya? Jadi penasaran nih, vira pun jadi ikut penasaran padahal yang nulis cerita nya vira sendiri😅
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BETWEEN THREEE SOULS {Transmigrasi Alan) [END]
RomanceSeorang pemuda SMA Bernama Alan Wirat Majaya yang harus memperjuangkan cintanya demi seorang teman laki lakinya lintang bagas kara yang tidak mau menerima cinta alan, sampai akhirnya alan berniat untuk mengakhiri hidupnya karna sudah menyerah pada c...