Tinggalkan vote dan komentar kalian jika ceritanya menarik....
Happy Reading~
..
.
*Hati-hati typo bertebaran!!Sementara pemuda yang terlihat sedikit lebih tinggi di antara keduanya tersenyum menyeringai, karna sebelumnya ia tidak pernah melihat pemuda yang tampak tidak merasa takut ataupun terusik dengan apa yang mereka lakukan, benar-benar pemuda yang sangat unik.
"Woy! Lo denger gak! Sebelum gue-" ucapan pemuda itu yang bernama seno arkatama terpotong dikala alan yang berucap duluan karna tak tahan lagi dengan ocehan yang terus keluar dari mulut si abu Lahab satu ini.
"HEH! LO KALO MAU DUDUK YA DUDUK AJA GAK USAH PAKE BENTAK SEGALA!! lagian banyak kok tempat duduk lain di kantin ini! Tinggal pilih mau yang mana gitu aja kok ribet!! lo tuh ganggu mood gue aja tau gak!!" ucap Alan dengan nada yang lebih keras di setiap kalimatnya pada seno yang tadi membentaknya.
Ketiga pemuda itu seketika terdiam membisu dikala mendengar seorang pemuda yang lebih pendek dari mereka Membentaknya dengan nada yang tidak bersahabat, sementara seno yang di bentak Alan tidak Terima dan ingin membalas Alan tapi di tahan oleh pemuda yang lebih tinggi darinya, sepertinya pemuda itu adalah pemimpin dari mereka.
"Sudah, hentikan seno!" Ucap pemuda itu yang bernama delen adiwira menghalangi tubuh seno untuk mendekati Alan menggunakan tanggannya dengan nada seperti memerintah, "ahahaha, ga usah di ladenin manusia satu ini ya dek, adek lanjut makan aja kami ga ganggu kok, tapi bolehkan kita bertiga duduk di sini?" ucap pemuda lain dengan nada lembut yang sedikit lebih tinggi dari pemuda yang membentak Alan tadi, bernama ezera aditama.
"Hmm, boleh, tapi ga usah ganggu ya! Awas lo pada!!" Jawab Alan dengan nada sedikit ngegas, "iya" kemudian mereka bertiga duduk di bangku yang Alan tempati, suasana di kantin yang awalnya di penuhi riuh ricuh akibat pertarungan antara mulut alan dan si seno yang awalnya mancing emosi Alan kini kembali normal.
Namun Alan yang kembali menyantap makanan kembali merasakan risih dikala dua di antara ketiganya terus menatap Alan dengan pandangan aneh? Seperti ingin menginterogasi seorang pencuri saja "Ngapain lo pada ngeliatin gue kek gitu?!" Tannya Alan dengan nada sinis, gak tau apa kalo Alan tuh sensitif di liatin terus! "Ga, kita cuma penasaran aja, keknya kita sebelumnya ga pernah ngeliat adek di deket kantin ini, atau di kelas ips mana pun?" Ucap ezera Dengan tatapan penuh pertanyaan, berharap Alan akan menjawab pertanyaannya.
Alan tiba-tiba terdiam menghentikan aktivitas makannya 'Hah? Jadi si vino ini ga pernah ke kantin lain selain kantin ipa? Tapi kenapa? Kan si vino ga jelasin ada peraturan kalo siswa lain ga boleh ke kantin ips, b.Indonesia, atau ipa sekalipun, berati emang ga ada dong!' Batin Alan penuh pertanyaan, mengabaikan ezera, delen, dan seno yang penasaran namun tidak menunjukkan raut wajah penasaran mereka, menunggu jawaban dari Alan.
"I-itu karna gue baru pertama kali ke kantin ini" ucap Alan namun entah kenapa ia tiba-tiba menjadi gugup di depan mereka, "hmm, benarkah? Jadi kau buka anak ips?" Tanya ezera, Alan hanya mengangguk saja sebagai jawaban, sementara mereka bertiga diam-diam tersenyum menyeringai di kala melihat Alan yang hanya menganggukkan kepala.
"Jadi, kau siswa dari jurusan apa?" Delen tiba-tiba melontarkan pertanyaan ke Alan, yang malah membuat alan bingung harus menjawabnya atau tidak? Apa lagi dari nada bicara delen yang sangat dingin dan terlihat mengintimidasi, "g-gue dari jurusan..."
🌸
Okey, sambil menunggu Alan menjawab pertanyaan delen kita beralih dulu ke Devan dan aksen yang berada di kantin tepatnya di sebuah meja tengah sedang menikmati mie instan di temani segelas es teh tawar, namun ketika Devan ingin mengambil es tehnya yang ada di dekat tangannya, Devan di tiba-tiba merasakan perasaan yang aneh, sepertinya Devan melupakan sesuatu? Tapi apa?
"Ehh se, keknya kita kelupaan sesuatu deh tapi apa ya?" Tanya Devan yang membuat Aksen menghentikan acara makannya padahal Diki lagi udah mau habis tuh emie, "Dev, gausah ngadi-ngadi deh, emang apaan yang kita lupain? Alan? Ga mungkinlah! Kan Alan lagi di kantin ips, ga mungkin gue lupa" jawab Aksen sambil melanjutkan makannya.
"Heee aya si bagong tenan! , bukan itu tolol, maksud gue...Ehhh!! Apa lo bilang barusan? Kantin ips?!" Ucap devan dengan nada keras seketika Devan langsung berdiri dari duduknya, dan Aksen yang melihat Devan bangkit dari kursinya juga ikut terkejut, " lo ngagetin gue aja tau gak! kenapa emangnya? Ada yang salah?" Tanya Aksen tanpa rasa bersalah, sementara devan dengan seluruh stok kesabarannya berusaha menguatkan diri agar tidak kelepasan menembak pria satu ini.
"Bego! Kenapa lo ga cegah Alan kesana sih!" Marah Devan, Aksen semakin bingung di buatnya "lo lupa kalo jurusan kita memiliki banyak permusuhan antara jurusan B. Indonesia dan ips, sampai jurusan kita membuat peraturan yang di sepakati dari ketiga belah pihak, kalo ga ada satu siswa pun yang boleh ngelewatin batas wilayah dari jurusan masing-masing, kecuali itu hal yang penting, kalo sampe ada yang ngelewatin bakalan habis di hajar sama ketua pemimpinnya, termasuk cewe sekali pun."
jelas Devan panjang lebar, yang malah membuat Aksen semakin terkejut, kenapa juga dia bisa sampai lupa,
"ASTAGA ALAN!.."
..
.
.
.
.
TBC.
Terlalu aneh ceritanya? Ia vira tau kok, di maklumin aja yah, terimalah dengan lapang dada kalian kawan-kawan 😇
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BETWEEN THREEE SOULS {Transmigrasi Alan) [END]
Roman d'amourSeorang pemuda SMA Bernama Alan Wirat Majaya yang harus memperjuangkan cintanya demi seorang teman laki lakinya lintang bagas kara yang tidak mau menerima cinta alan, sampai akhirnya alan berniat untuk mengakhiri hidupnya karna sudah menyerah pada c...