BAB:33 Berusaha menahan

57 8 0
                                    

Tinggalkan vote dan komentar kalian jika ceritanya menarik....

Happy Reading~
.

.

.
Tangan cello mencengkram ujung baju nya kuat, menyalurkan amarah yang terus membakar jiwa nya, di sisi lain cello juga sebenarnya merasa senang, karna mendapatkan hiburan gratis dari alan, melihat nya yang selalu tersiksa, bahkan tidak di anggap sekalipun membuat kebahagiaan dan rasa puas tersendiri baginya.

🌸

Di kamar, kini terdengar suara isakan tangis kecil dari alan yang terduduk di depan pintu sembari memeluk lutut nya erat, matanya sembab mengeluarkan banyak air mata, bibir yang berwarna pink muda ranum kini tak henti-hentinya mengeluarkan isakan tangis.

"Hiks..kenapa takdir gue harus selalu seperti ini hiks..apa yang sudah gue perbuat di masa lalu hingga menjadi seperti ini sekarang hiks.." ucap alan dalam tangis nya.

"Seharusnya gue lebih memilih mati dari pada harus hidup untuk kedua kalinya hiks..hiks..gue lelah! Sangat lelah dengan semua ini hiks..tak bisakah gue hidup tenang sebentar di mansion ini? Hugg..rumah yang seharusnya menjadi tempat bernaung malah menjadi neraka dalam hidup gue.." ujar alan dengan suara parau nya, terus memeluk erat kaki dan meletakkan kepala di dalam lipatan tangan nya.

"Gue merindukan mereka, gue rindu dekapan kedua orang tua gue hiks..kapan gue bisa merasakan kasih sayang dari sesosok orang tua lagi hiks..apa gue harus mati dulu agar bisa mendapatkan nya lagi?" tanya nya pada diri sendiri.

Namun ia melupakan satu hal, bahwa Andaikan itu memang benar apa adanya alan akan melakukan nya sedari ia masuk keraga ini, tapi seperti nya itu tak akan pernah terjadi karna angan-angan nya hanya akan menjadi agan-agan semata, karna itu tak akan pernah terjadi walaupun ia harus memohon berkali-kali pada yang di atas, namun permohonan itu tak akan pernah terkabul.

"Hahhh, Tubuh gue ikut capek, batin gue juga merasakan nya, hiks..gue hanya ingin istirahat sebentar dan berharap besok akan ada sedikit hari yang indah" ujar alan lalu menyeka air matanya kasar, kemudian beranjak dari duduknya menuju tempat tidur dan segera menghempaskan kasar tubuh nya kedalam tempat tidur itu dan mulai menutup mata.

🌸

Malam hari nya alan terbangun di kala mendengar suara ketukar pintu datang dari arah luar kamar nya.

Tok

Tok

Tok

Alan membuka matanya sesaat kemudian menutup matanya kembali menghiraukan seseorang yang mengetuk pintu nya dari luar, namun semakin alan hiraukan semakin keras saja orang yang mengetuk pintu itu.

Akhhh!!

Teriak Alan frustasi tak tahan lagi akhirnya membuka mata sepenuhnya nya dan segera beranjak dari tempat tidur nya, menuju pintu kamar dan membuka pintu itu dengan kasar.

"LO KENAPA SIH ANJ-" bentakan Alan tertahan di ujung lidah nya di kala melihat deon si pelaku yang mengetuk pintu kini sedang berdiri di hadapan Alan, sambil mengangkat sebelah alis nya.

"Kenapa di tahan umpatan nya al?" tanya deon sembari menyilangkan kedua tangan nya menatap Alan sedikit tajam, "umm, ga kok bang, gapapa, kenapa datang ke kamar al?" cicit Alan bertanya, untung sempat ia tahan umpatan nya, jika tidak sudah di pastikan Alan akan langsung mendapatkan hukuman dari deon.

"Makan malam" jawab deon singkat yang langsung mendapatkan angukan paham dari Alan, "eumm, tapi bang boleh ga alan minta makanan nya di anterin maid ke kamar al aja?" tanya Alan yang langsung mendapatkan respon bingung dari deon.

"Hmm Kenapa dek? Adek sakit?" tanya deon dengan raut wajah kawatir sembari menempelkan punggung tangan nya ke arah dahi Alan, "eh, ga kok bang, ga jadi deh ayo turun" jawab Alan tiba-tiba dan langsung melepaskan tangan deon dari dahinya kemudian segera menuruni tangga.

Sebenarnya Alan tidak ingin makan bersama mereka apa lagi melihat wajah mereka yang sangat membuat Alan tidak suka, Alan juga ingin sekali menceritakan kejadian tadi, namun ia tahan karna tak ingin ada keributan apa lagi jika ia menceriakan nya, masalah itu akan semakin panjang, lebih baik ia diam dan menutup mulut nya rapat rapat.

Namun Alan mungkin juga tak akan tau jika mereka mulai membuat keributan dengan nya tentu saja alan lepas kendali dan akan mengeluarkan altar ego yang jiwanya milik.

🌸

Sementara di sisi lain.

"Daddy cell laparrr, hiks" rengek cello yang sedang berada di pangkuan serlo meminta makan, "sabar ya baby, tahan sebentar lagi okey?" ujar serlo lembut dengan mengusap rambut cello agar berhenti merengek, cello menanggapi ucapan serlo dengan anggukan pelan nya.

Tepat setelah itu, deon beserta Alan di belakang nya tiba di meja makan, tampak juga meja makan kosong, karna para maid masih menyiapkan nya, mereka memandang sekilas kehadiran deon terutama alan, lalu beralih pada kegiatan masing-masing "cih! lama sekali kalian datang, tak tau kah kalian jika adik bungsu kami sudah tak sanggup menahan lapar?" ujar relan kesal.

Heh! Gampang sekali mulut nya itu mengatakan kalau cello adalah adik bungsunya.

Dia melupakan satu fakta! bahwa siapa sebenarnya yang di maksudnya anak bungsu kandung di keluarga ini?

"Dan kau sialan, jika kau tak ingin makan, maka beritau saja, tak perlu membuat kami sampai menunggu lama, dasar tak tau diri!" timpah reza dengan nada makian di setiap kalimat nya.

Alan hanya diam saja dengan pandangan yang tertunduk kebawah menahan diri agar tak menangis, dalam hati ia sedang berusaha untuk kuat dan tak mengeluarkan altar ego, sifat asli dalam dirinya.

Sedangkan deon ingin maju membalas makian sikembar, namun ujung bajunya sudah lebih dulu di tarik dan ditahan oleh Alan, deon melihat Alan sekilas yang berada di belakang nya, mengelengkan kepala nya pelan yang masih terlihat menunduk, memberi tanda agar tidak membalas.

Alan perlahan berjalan melewati deon menuju bangku meja makan lumayan panjang yang masih kosong, yang di sebelah kanan tempat duduk nya terdapat abang sulung nya yang juga duduk, tak sedikitpun menatap ke arah nya seolah kehadiran Alan tak pernah ada.

Menghela nafas berat deon mengikuti Alan dari arah belakang, namun ketika deon ingin duduk di sebelah alan sebuah suara rengekan lebih dulu terdengar menghentikan deon.

"Daddy, cello mau duduk di sebelah abang al-"
.

.

.

.

.

.
TBC.
Dihh! gue agak jijik pas ngetik adegan cello yang di manja abis, udah gitu di sayang lagi, hoekkkk rasanya pen muntah anjerrr, gue do'ain si cello cepet² di basmi supaya hidup alan tenaga😤

LOVE BETWEEN THREEE SOULS {Transmigrasi Alan) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang