BAB:24 Apa salahnya?

66 11 2
                                    

Mohon perhatian semuanya, di bab kali ini mengandung adegan kekerasan mental dan fisik, jadi di mohon agar lebih bijak dalam menanggapi situasi!!
****
Tinggalkan vote dan komentar kalian jika ceritanya menarik....

Happy Reading~
.

.

.
"Apa pedulimu?"

Ucap Alan dengan nada datar sambil memandang serlo remeh, namun malah membuat serlo jadi semakin darah tinggi, "lagipula kau tidak pernah sekalipun peduli padaku, kenapa aku harus menjawabnya? Aku bukan lagi bagian dari keluarga ini, jadi aku bebas melakukan apapun yang ku suka tanpa ada yang melarangku" ucap Alan dengan nada mengintimidasi di setiap kalimatnya.

Plakk!

"Akhh!"

Serlo bangkit dari duduknya, menghampiri Alan dan menampar pipi Alan hingga tertoleh, bahkan akibat tamparan yang di berikan serlo telinga Alan sempat berdenging dengan keras, "dasar anak sialan, coba katakan sekali lagi!" ucap serlo dengan nada serak serta tajam, siapapun yang mendengar suara serlo sekarang akan bergidik ngeri, jangan lupakan tangan serlo yang sekarang dengan kuat mencengkeram dagu alan.

"Aghh, kau tuli? apa aku harus mengulanginya? baiklah, kau tidak pernah sekalipun peduli padaku, kenapa aku harus menjawabnya? Aku bukan lagi bagian dari keluarga ini, jadi aku bebas melakukan apapun yang ku suka tanpa ada yang melarangku, kau puas sekarang?" serlo tidak menanggapi pertanyaan alan, dan malah menunjukkan seringaian yang terpancar di wajahnya.

Baiklah ini sungguh mengerikan sekarang alan mulai merasakan takut, bulu kuduknya seketika berdiri, keringat mengucur deras di pelipisnya, alan tidak tau apa yang akan terjadi padanya nanti.

Tangan serlo yang semula mencengkram dagu alan, kini beralih dengan kuat menjambak rambut alan, saking kuatnya jambakan serlo sampai rasanya rambut alan akan lepas dari kepalanya, serlo menarik alan menuju ke suatu tempat, entah tempat apa itu, alan tidak tau, "aghh! Sakit, lepaskan aku, itu menyakitkan, kau akan membawaku ke mana?" teriak alan di kala merasakan sakit.

"Kau akan segera mengetahuinya anak sialan" ucap serlo dengan seringaian yang tak lepas dari wajahnya, alan semakin takut, apa yang akan di lakukan serlo padanya? kemana serlo akan membawanya? Itulah yang alan pikirkan sekarang.

Sementara di atas tangga terlihat seseorang yang sedang mengawasi sambil sesekali tertawa dengan seringai mengerikan yang terpancar di wajah nya, "haha, bagus! rencanaku berhasil, lagian siapa suruh pulang larut malam, jadi kena siksa kan sekarang? Tak sia-sia juga aku mengunci pintu jendela nya, untunglah dia tidak mengunci pintu kamarnya sehingga aku bisa masuk dengan mudah, rasakan itu, nikmatilah hukuman yang kau dapat haha" tawa cello pelan sembari beralih pergi dari tangga itu menuju kembali ke kamar nya.

🌸

Di sisi lain terlihat serlo yang sedang menarik alan ke sebuah tangga yang sangat gelap dan menyeramkan, cahaya penerangannya pun sangat minim, alan terus memberontak untuk melepaskan jambakan serlo dari kepalanya, namun hasilnya nihil, alan tidak bisa melepaskannya, "aghh! Tolong lepaskan, itu sakit sekali ughh" ucap alan terus meringis kesakitan, sementara seolah serlo menulikan pendengarannya, dan tidak berhenti untuk menarik alan.

Setelah menuruni tanga serlo membawa alan ke suatu ruangan, serlo membuka pintu ruangan itu dan langsung melempar Alan ke dalamnya, sehingga Alan tersungkur membentur marmer lantai yang sangat dingin.

"Akhh!" teriak Alan dikala merasakan sakit karna serlo melemparnya dengan sangat kuat, tampak dari raut wajahnya yang sangat mengerikan, sampai Alan saja merasakan takut namun di tahan sekuat tenaga.

"Apa kau masih ingat tempat ini sialan? Perhatikanlah baik-baik, karna kita sering sekali kesini." ucap serlo duduk di sebuah kursi sambil mengambil segelas wine yang telah di sediakan, namun pandangannya tak lepas dari alan.

Sementara Alan sedang berusaha untuk mengingat tempat apa ini, ia terus memaksa otaknya untuk mengingat, 'tempat apa ini, kenapa sulit banget untuk gue inget, ayolah cepat ingat' batin Alan terus berusaha mengingat, namun tiba-tiba saja kepalanya merasakan sakit seperti sebuah ingatan baru memaksa untuk masuk kedalam otaknya.

"Akhh!" perlahan ingatan itu mulai menerangkan suatu kejadian yang pilu, dimana kejadian itu menerangkan dimana raga yang Alan tempati ini sering disiksa oleh keluarganya karna kesalahan yang sebenarnya tak di lakukan vino di masa lalu, vino sering di siksa dengan berbagai cara yang menurut orang lain itu tidak masuk akal, mereka menyiksa vino tampa ampun bahkan suara rintihan kesakitan vino hanya di anggap angin lalu oleh mereka, sampai vino akhirnya meninggal di ruangan itu juga, dan di gantikan oleh raga Alan.

"Kau!" bentak Alan mengepalkan tangannya sambil menahan emosi yang sudah meluap-luap, Alan menatap serlo dengan pandangan tajam namun serlo hanya membalasnya dengan tatapan datar, "jadi kau sudah mengingatnya anak pembawa sial? Baiklah saatnya memberikan hukuman bagi anak yang nakal dan selalu membangkang sepertimu" serlo membanting gelas wine yang ada di tangan nya ke sembarang arah kemudian bangkit dari kursinya dan menuju ke arah alan.

"Apa yang akan kau lakukan?!" ucap Alan dengan nada dingin, "kau pasti sudah tau bukan?" Jawab serlo tak kalah dingin, jangan lupakan dengan seringaian yang tak pernah lepas dari wajah nya "pak tua sialan!" umpat Alan pada serlo, serlo tidak menghiraukannya dan malah merantai kedua tangan Alan dengan sangat kuat, sehingga Alan tidak dapat melepaskannya, Alan berusaha untuk memberontak melepaskan dirinya dari rantai itu, namun tak bisa.

"Sial, lepaskan aku!" teriak Alan terus memberontak, "tidak, sebelum kau mendapatkan hukumannya" serlo beralih mengambil sebuah cambuk di laci ukuran sedang, dan kembali lagi menghampiri Alan, "kau sudah siap baby? Mari kita mulai dan kau akan menghitungnya dari satu sampai lima puluh." ucap serlo sambil mengetatkan sebuah cambuk hitam yang kini berada di tangannya.

"Tidak, lepaskan aku!" tolak Alan masih berusaha untuk melepaskan diri, "baiklah mari kita mulai, mulailah berhitung" serlo mulai mencambuk Alan dengan tenaga yang kuat.

Ctas!

Ctas!

"Akhhh..."

Teriak Alan di kala merasakan sakitnya cambukan yang di berikan serlo, rasanya seperti di berikan bara api pada tubuhnya.

Ctas!

"Akhh..hentikan itu sakit sekali akhh!" teriak Alan lirih merasakan tubuhnya akan segera remuk, "maka dari itu mulailah berhitung" perintah serlo tegas, Alan langsung menurutinya.

Ctas!

"Akhh!!, s-satu"

Ctas!

"Duaa akhh!!"

Ctas!

"Ssshh, tiga"

Ctas!

Ctas!

Ctas!......
.

.

.

.

.

.
TBC.
Kurang menyiksa plus ekstrim nih kayak nya, masa cuma di cambuk doang ye gak ges? Kurang ekstrim nanti lah vira coba lagi hehe😄 silakan di vote dan komen ٩(ര̀ᴗര́)ᵇʸᵉ

LOVE BETWEEN THREEE SOULS {Transmigrasi Alan) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang