BAB:44 Terungkapnya sebuah kebenaran

101 12 2
                                    

Tinggalkan vote dan komentar kalian jika ceritanya menarik....

Happy Reading~
.

.

.
"Bukan alan pelakunya melainkan cello" ujar galen yang mendapatkan tatapan tak mengenakkan dari serlo dan ke tiga anaknya, "apa maksudmu galen, beraninya kau menuduh anak ku seperti itu!" murka serlo yang di hadiahi tatapan datar oleh galen.

"Tch! Sebenarnya anak kandung mu yang asli si jalang sialan itu atau alan, bang!" ucap galen menaikan sedikit nada bicara nya yang seketika membuat serlo terdiam kaku.

Suasana di ruang tamu Hening sejenak, sampai galen kembali membuka pembicaraan.

"Kalian masih tak percaya? Baik! Akan ku tunjukkkan, David!! Bawakan laptop ku dan tunjukkan pada mereka" perintah galen pada pengawal sekaligus sekertaris kepercayaan nya, "baik tuan" patuh David lalu pergi mengambil apa yang di perintahkan galen, tak berselang lama David pun datang dan membawa sebuah laptop yang menunjukkan sebuah rekaman CCTV ruang tamu.

Bisa di bilang galen yang memerintah anak buah nya untuk menghack kamera cctv tepat sebelum kejadian itu terjadi, untuk jaga-jaga saja jika terjadi sesuatu, dan benar saja tak butuh waktu lama sudah muncul sebuah kejadian baru.

Yang memperlihatkan dengan jelas sebuah kejadian di mana bukan alan yang mencelakai cello melainkan cello sendirilah yang mencelakai dirinya, dan seolah membuat scenario untuk menjebak alan, semua anggota keluarga bramantya yang melihat rekaman itu terkejut, namun dengan cepat menetralkan raut wajahnya.

"Itu tak mungkin terjadi, kau pasti sudah meminta seseorang untuk mengedit videonya, ya kan!!" bentak serlo dengan cepat mencengkeram kerah baju galen.

Sedangkan galen hanya tersenyum sinis menatap serlo, lalu beralih menghempaskan tangan serlo dari kerah baju nya, jujur rasanya hanya seperti di gigit semut saja tak ada rasa sakit sama sekali.

"Hah, apa video itu menurut mu juga palsu?" ucap galen dengan jari telunjuk menunjuk ke arah laptop tadi, serlo kembali melihat laptop itu yang memperlihatkan sebuah kejadian yang sangat mengejutkan.

Di mana rekaman itu berisi tentang sebuah video dimana vino yang di pukuli dan di sekap di gudang sekolah selama tiga hari penuh, tanpa kabar sama sekali, kemudian beralih ke video yang lain yang memperlihatkan cello dengan pakaian tertutup memakai masker dan topi hitam, memasuki sebuah kafe yang jarang di kunjungi banyak orang.

Terlihat ia sedang menemui seorang pria tua paruh baya lengkap memakai setelan jar formal, dan langsung memeluk nya dengan sangat erat, seperti orang yang sudah lama ingin melepas rindu.

Pria itu juga membalas pelukan cello tak kalah erat, setelah itu mereka duduk dan pria itu mulai membuka pembicaraan, "apa kau sudah membawa apa yang ku minta?" tanya pria itu meraih secangkir kopi yang ada di atas meja lalu meminumnya.

"Sudah, sesuai yang ayah minta" ucap cello memanggil pria di depan nya ini dengan sebutan 'ayah' karna sebenarnya orang tua cello yang asli masih hidup, bukan cuma 1 tapi keduanya masih ada sampai sekarang.

bagaimana bisa seperti itu?

Kita kembali ke awal kejadian.

Cello flesbek on

Di hari itu, hujan yang begitu deras turun di kota, sangat lebat dan angin bertiup kencang, seolah mendukung hujan untuk terus turun membasahi bumi.

Aku duduk di dalam mobil memandangi suasana kota yang sunyi nan deras karna hujan yang tak berhenti turun, ayah sedang fokus menyetir dan ibu sedang memainkan ponsel nya, pandangan ku pun seketika teralihkan di kala ibu membuka pembicaraan terlebih dahulu.

"Kita harus melakukan nya jika ingin menjatuhkan kekayaan keluarga sialan itu" ucap sang istri yang di ketahui bernama vexana hilda aksselion, sementara sang suami bernama Galileo verata aksselion yang sedari tadi hanya diam dan menyimak.

"aku tak ingin kita terus berada di posisi ketiga, aku ingin jadi yang pertama dan tak rela ada seorang pun yang berani merebut posisi pertama selain keluarga aksselino" sambung ibu meremat ponsel yang berada di tangan nya.

"Baiklah, akan segera ku lakukan, tapi apa tak apa mengorbankan nya?" tanya ayah memandang ku dari kaca spion mobil, yang hanya menatap mereka dengan pandang polos tak mengerti apa yang tengah di bicarakan.

"Tak apa, asalkan tujuan ku tercapai" ujar ibu, setelah itu tak ada pembicaraan lagi di antara mereka selain suara rintikan hujan yang deras.

Aku kembali memandang kedua orang tuaku dengan tatapan bingung, dan mereka hanya tersenyum padaku, Hujan sudah berhenti dan 1 setengah jam sudah berlalu, kini kami sudah sampai di tempat yang...aku sendiri pun tak tau tempat apa itu.

Yang jelas tempat itu berdiri sebuah rumah dengan ukuran sederhana, memiliki sebuah taman yang cukup luas di penulis banyak permainan, seperti taman bermain anak-anak, namun di dekat rumah itu terdapat sebuah papan besar dengan tulisan yang tak bisa aku baca.

Sedang asik melihat sekitar tanpa sadar ibu membawaku turun dari mobil, dan mendudukkan ku di sebuah ayunan di taman itu, lalu ibu berpesan padaku, "cello tunggu sini bentar ya, nanti kalo ada yang jemput cello ikut aja oky?" ujar ibu lalu di sambut anggukan patuh oleh ku.

Namun sedetik kemudian aku memberanikan diri untuk bertanya, "ibuu sama ayah mau kemanah? Ko ga ajak cel sih?" ucap ku dengan raut wajah sedikit kesal "ibu sama ayah ada urusan bentar nanti ibu jemput lagi oky sayang" ucap Ibu sambil mengelus pipiku yang terlihat kecil di tangan nya.

"Jaga dirimu dan jangan pergi kemana pun understand baby?"

"I understand dad!" jawabku semangat sambil mengepalkan kedua tangan di atas dada, mereka pun pergi menaiki mobil melaju meninggalkan area taman, dengan aku yang masih berada di sana menunggu mereka menjemputku.

Lama menunggu mereka tak kunjung kembali sampai akhirnya seorang ibu-ibu paruh baya yang merupakan pemilik panti asuhan itu datang dan menghampiriku, dia menanyakan di mana orang tuaku, aku hanya menjawab dengan sewajarnya, kemudian ibu membawaku masuk ke dalam panti Itu.

Selama di panti aku menjadi sosok yang pendiam tak banyak bicara atau pun bergaul dengan siapa pun, hari-hariku ku habiskan hanya duduk di ayunan taman, sampai di hari itu orang tuaku tak kunjung kembali, dan aku sudah di adopsi oleh pria yang melihatku di taman waktu itu.

Apa kalian berpikir aku akan menolaknya?

Tidak, aku tidak akan menolak nya, karna ini bisa menjadi sebuah peluang kesempatan emas bagiku untuk bertemu dengan orang tuaku kembali.

Pria itu yang di ketahui bernama serlo membawaku ke sebuah mansion megah, dan aku di sambut baik oleh semua anggota keluarga nya, kecuali satu orang yang tak menyukai ku, dia adalah bungsu keluarga itu yang sedari awal tak menyukai kehadiranku, aku tidak peduli sama sekali.

Karna tujuan ku sebenarnya untuk menemui keluarga ku, sampai akhirnya aku merebut posisi bungsu di keluarganya itu.

Singkat cerita kini aku tumbuh menjadi lebih dewasa walaupun umur ku di bilang masih terlalu muda, dan di saat itulah orang tuaku datang menemuiku, dan menceritakan semua rencana yang akan mereka lakukan, termasuk rencana mereka di masa lalu yang menitipkanku di panti itu, dengan tujuan memasukkan ku kedalam mansion bramantya.

Dan sampai sekarang aku masih menuruti perintah mereka dan menjalankan semua rencana itu, aku tak peduli dengan keluarga itu, karna yang ku peduli hanya kebahagiaan keluargaku.

Cello flashback off
.

.

.

.

.

.
TBC.
Silakan di vote dan komen cerita nya, maaf keun ges kalo ada typo ya😁

LOVE BETWEEN THREEE SOULS {Transmigrasi Alan) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang