BAB:15 Alan terlalu kezel ke deon

131 13 2
                                    

Tinggalkan vote dan komentar kalian jika ceritanya menarik....

Happy Reading~
.

.

.
Setelah itu mobil pun melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan pekarangan mansion yang tampak sunyi sepi, karna masih terlalu pagi.

🌸

Sepuluh menit sudah berlalu, kini mobil deon yang di tumpangi Alan sudah sampai di gerbang sekolah OF THE WINNER, yang sangat luas, besar dan megah, seperti sekolah asrama para bangsawan di era Kerajaan terdahulu, namun bedanya ini sekolah versi zaman modern, bukan zaman abat pertengahan!!

Sementara para siswa/i yang berada di area sekolah menatap kagum mobil yang baru datang itu, mobil yang sangat mewah, dengan warna hitam mengkilap, dan lambang burung emas di atas plak mobilnya namun, tidak mungkin seorang siswa/i di perbolehkan memakai kendaraan yang terlalu mencolok di sekolah ini, itu melanggar peraturan sekolah, lalu, siapa yang berada di dalam mobil itu?
Kira-kira seperti itulah rasa penasaran yang ada di benak mereka.

Di sisi lain Pandangan alan yang berada di dalam mobil deon, terus tertuju pada sekolah itu, yang megah, dan indah, seumur hidup Alan belum pernah melihat sekolah sebagus dan seluas itu, ya, walaupun Alan tinggal di negara yang sama dengan vino, tapi Alan hanyalah berasal dari siswa kelas menengah, sekolah pun sederhana, namun nyaman untuk sekolah di sana, karena masih terjaga lingkungannya.

Bisa di bilang sekolah yang Alan tempati dulu mayoritasnya di isi oleh mahasiswa dari tingkat menengah ke bawah sampai atas, hampir semuanya di isi dengan mahasiswa yang memiliki kepintaran dan bakatnya yang membuahkan segudang prestasi bagi nama sekolah SMA NEGERI 1 BANGSA, walaupun sekolahnya tidak sebagus dan semewah sekolah of the winner, namun sekolah Alan dulu di juluki sekolah dengan segudang prestasi bangsa.

Sungguh, sepertinya Alan merindukan sekolah dan teman temannya dulu, bagaimana ke adaan sekolahnya dulu? Siapa sekarang yang menjadi bendahara sekolah di Sana? Bagaimana ke adaan teman-temannya? Apa mereka merindukannya? Bagaimana reaksi mereka jika mengetahui Alan hidup kembali, terutama ayah velen dan bunda vamira? Alan tersenyum miris, begitu banyak pertanyaan yang muncul di benaknya.

Deon yang berada di samping Alan menatap heran, kenapa Alan termenung sambil tersenyum sendiri, bukankah itu hal yang aneh? "Alan" deon menegur Alan membuyarkan lamunannya, Alan mengarahkan pandangannya ke arah deon yang memanggilnya.

"Hah, kenapa bang?" tanya Alan binggung kenapa deon memanggilnya, "abang yang seharusnya nanya kek gitu, kenapa adek melamun sambil senyum sendiri, adek demam, sakit, atau masih pusing?" tanya deon sambil mengusap kepala Alan, "gak kok bang, Alan gak kenapa-napa, Alan cuma seneng aja akhirnya Alan bisa sekolah lagi, Alan berangkat dulu ya bang!" ucap Alan berpamitan pada deon sambil berniat membuka pintu samping kiri mobil.

Namun deon tiba-tiba menghentikan Alan, "alan,tunggu!" "kenapa bang?" tanya Alan heran, "abang lupa kasih kamu uang jajan, kamu mau minta berapa?" ucap deon sambil mengeluarkan dompet di saku celananya dan membuka dompet itu.

"Oh iya, biasanya kalo kesekolah kagak lengkap tanpa dana, Umm, Alan minta yang warna ijo aja 1 bang" deon langsung mengeluarkan 2 lembar uang waran merah, "loh! Al mintanya yang ijo bang, bukan merah" Alan tu kezel karna deon ngasih uang 2 lembar warna merah bukannya warna ijo.

"tapi abang cuma punya yang warna merah bukan hijau" deon langsung memperlihatkan isi uang di dalam dompetnya yang berwarna merah semua, mungkin itu sekitar satu juta lebih, sementara sisanya hanya ada 5 kartu blackcard serta 1 kartu SIM yang pernah Alan lihat di dompet ayahnya.

Mau tak mau alan menerima uang yang di berikan deon padanya, kini alan menatap uang yang ada di tangannya sambil berpikir apa yang harus alan lakukan dengan uang sebanyak ini? Dalam pikirannya.

Sementara deon menatap alan bingung kenapa alan melamun lagi "kenapa? Uangnya kurang? Atau mau abang tambahin lagi?" tanya deon sambil mengoda alan sembari menyodorkan beberapa lembar uang lagi, alan tergelak, "e-engak kok bang, ini aja udah cukup kok, lagian al bukan botie mata duitan 'kek cello' yang selalu minta duit banyak, gini-gini alan juga sadar diri"

Cerocos alan dengan nada cerewetnya, deon hanya terkekeh melihat tingkat laku alan yang bisa di bilang unik? Bukan! Lebih tepatnya mengemaskan, andai daddy, abang, dan para adiknya melihat perubahan sikap alan saat ini, pasti mereka akan merasa sangat gemas sampai ingin memakan pipi alan yang mulai terlihat gembul, namun sepertinya itu tidak akan terjadi.

"Yauda ya bang, alan pamit dulu" ucap alan sambil membuka pintu mobil dan keluar dari mobil itu, deon hanya menanggapinya dengan deheman saja, dan kemudian melajukan mobilnya meninggalkan sekolah itu.

Sementara tatapan para siswa/i yang terkagum-kagu melihat paras alan yang keluar dari mobil deon tadi, menatap alan tampan nan cantik, ada yang berbisik-bisik ada juga yang berteriak histeris, mereka bertanya satu sama lain

"apa di sekolah ini kedatangan murid pindahan baru?"

" Kenapa dia sangat tampan!!!"

"Siapa dia?"

"Apa Sepertinya aku perna melihatnya, tapi di mana?"

"Wahhh, sepertinya cello dan parah blasteran lainnya akan mendapat saingan baru~"

Kira-kira seperti itu yang di ucapkan para kaum hawa dan mungkin termasuk juga kaum adam, alan menghiraukannya, di dalam batinnya, bertanya,'apa mereka tidak perna melihat orang yang tampan? Sehingga mereka menjadi tidak waras sekarang' tanya alan dalam batinnya sambil melangkah menuju di mana keberadaan kelasnya.

🌸

Kini alan sudah sampai di pintu depan kelasnya X IPA 4 tampa berniat berlama-lama lagi alan langsung masuk kedalam kelasnya, alan tidak sabar ingin mengistirahatkan kakinya yang sudah sedari tadi terasa pegal dan ngilu, 'anake masih muda kok sudah jompo koyo ngene tohh (T^T)'
.

.

.

.

.

.
TBC.
Kependekan gak sih ceritanya? Vira nulis gak sampe seribuan, cuma sekitar 800an, tapi kadang ada juga yang sampe 1000an lebih, tergantung alurlah ya, okey silakan di vote and komennya babay👋

LOVE BETWEEN THREEE SOULS {Transmigrasi Alan) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang