BAB:46 Masalah apa lagi yang datang?

81 10 2
                                    

Tinggalkan vote dan komentar kalian jika ceritanya menarik....

Happy Reading~
.

.

.
Dan tepat di saat itu juga, deon yang sudah pulang dari kantor, melihat daddy dan abang serta adiknya yang hanya diam di ruang tamu, entah apa yang mereka pikirkan deon tak peduli, yang harus ia lakukan sekarang adalah kekamar membersihkan diri, tak lupa mengecek keadaan alan takut terjadi sesuatu.

🌸

"Hah selesai, sekarang waktunya mengecek keadaan alan, apa yang sedang ia lakukan sekarang?" ucap girang deon yang baru saja keluar dari kamar mandinya setelah membersihkan diri, dan sekarang ia beralih menuju kamar alan.

Sesampainya di kamar alan, nampak pintu yang di tutup terdengar begitu hening sekali, deon mengetuk pintu kamar alan berharap alan belum tidur sekarang.

Tok

Tok

Tok

"Al, ini bang deon, abang boleh masuk ga?" ucap deon memanggil alan sambil mengetuk pintu nya tidak terlalu keras, namun sama sekali tak ada tanggapan dari dalam, dengan inisiatif deon memegang gagang pintu lalu memutar nya.

Cklek

Ternyata pintu kamar alan tak di kunci, tanpa buang waktu lagi deon langsung menerobos masuk ke dalam kamar alan tak lupa menutup nya kembali, di dalam kamar alan deon melihat alan yang sedang tertidur begitu pulas sekali di atas ranjang, sampai lampu kamar nya saja alan lupa matikan.

Perlahan deon berjalan menuju ranjang kamar alan untuk mematikan lampu tidur, setelah itu mulai menarik selimut menutupi separuh tubuh alan, "hmm ketika alan kecil tidur wajahnya tampak damai dan tenang, seolah tak memiliki beban, apa yang sedang ia impikan sekarang?" tanya deon entah pada siapa, kini duduk di dekat alan yang tidur, menatap wajahmya dengan penuh rasa tenang.

"Sebaiknya aku membiarkan nya untuk beristirahat" ucap deon mengelus kening alan sesaat kemudian beranjak keluarga dari kamar alan dengan langkah perlahan agar tak membangunkan nya.

Setelah menutup pintu kamar alan deon mendengar suara seseorang yang memanggil dari arah belakang punggung nya, "deon" suara itu terdengar begitu familiar, deon berbalik dan mendapati seseorang yang memanggilnya ternyata veden dan di samping adalah velen.

"Bang veden, bang velen, kapan kalian datang ke mansion?" tanya deon, "hmm sekitar beberapa jam yang lalu" jawab veden datar.

"bagaimana, apa dia sudah tidur?" giliran velen sekarang yang bertanya.

"Ya dia sudah tidur, tapi ku rasa ini terlalu cepat karna Alan biasanya tidur di atas jam 10 malam, apa terjadi sesuatu sebelumnya?"

"Tidak banyak, hanya saja hama itu sekarang sudah tak ada lagi di mansion ini"

"Maksud kalian?" tanya deon tak mengerti, veden dan velen saling bertatapan sesaat kemudian velen mulai menjelaskan apa yang telah terjadi sebelum kedatangan deon, sementara di tempat lain...

🌸

Tak jauh dari arah kota, terlihat seorang pemuda dengan rambut acak-acakan, pakaian sedikit kotor karna terciprat genangan air hujan, sedang berjalan luntang-lantung tanpa arah tujuan, bahkan tempat bernaung pun tak ada.

Kalian tau siapa?

Siapa lagi kalau bukan cello, akibat di usir secara mendadak membuat nya tak bisa mengambil barang-barang nya yang berharga di mansion itu, sungguh nasib yang sial!! Namun seperti itulah takdir mempermainkan nya.

"ARGGHHH! KAPARAT SIALAN!! apa yang harus kulakukan sekarang, ayah pasti tak akan mau menampungku jika aku tak membuahkan hasil yang menguntungkan untuk nya, ini semua karna alan sialan itu!" teriak cello frustasi mengacak-acak rambut nya tak karuan.

Akibat frustasi di pikiran nya terlalu tinggi Tiba-tiba sembuh ide gila muncul di pikiran nya "Heh! aku tak akan membiarkan nya hidup dengan tenang" ucap cello seketika menyeringai bak iblish, lalu merogoh saku celana nya dan mengambil sebuah ponsel lalu dengan mahir jarinya menekan sembuh angka sehingga membentuk sembuh nomor yang akan di tuju.

Drtttt

panggilan itu mulai tersambung dari pihak lain.

Halo...

"....."

Aku punya tugas untuk mu dengan bayaran yang tentunya mahal...

"....."

Baiklah, akan ku beri tau apa yang harus kau lakukan, dengarkan baik-baik, kau harus melakukan...apa kau sanggup melakukan nya?

"....."

Baiklah setelah tugas mu selesai aku akan memberi tau langkah apa selanjutnya...

"....."

"Tapi ingat! Jangan sampai meninggalkan sebuh jejak, atau kau tak akan bisa merasakan tubuhmu lagi"

"....."

Panggilan pun di putus cello secara sepihak "Hehe, kita lihat kejutan apa yang akan datang di pagi hari nanti" ucap cello tertawa sangat lebar, di sisi lain kediaman bramantya....

🌸

"Lebih kurang seperti itu kejadiannya" ucap velen menghela nafas sambil menyilangkan kedua tangan nya di atas dada, "jadi, setelah semua yang terjadi, apa kalian akan tetap membawa Alan pergi?" ucap deon dengan raut wajah sedih memandang mereka.

"Seperti yang di katakan velen sebelumnya kami akan tetap membawa nya pergi, bahkan Alan tak menolak sama sekali karna di sana hidupnya akan jauh lebih baik dari pada berada di sini"

"Hahh, baiklah jika memang itu kemauan Alan sendiri aku tak memiliki hak untuk mencegahnya pergi, ini sudah terlalu larut, besok aku juga ada pertemuan dengan klien pemasaran baru sebaiknya aku akan tidur sekarang" ucap deon kemudian berlalu pergi kekamar nya, begitu juga dengan veden dan velen.

🌸

Keesokan paginya di kediaman bramantya, suasana mansion tampak semakin suram dari hari biasanya, semua anggota keluarga berkumpul di meja makan untuk sarapan tak terkecuali alan yang sedari tadi tak kunjung turun untuk sarapan.

"Deon, dimana alan kenapa belum turun untuk sarapan?" tanya galen yang sedari tadi tak melihat alan, "mungkin dia belum bangun, aku akan ke kamarnya untuk membangunkan alan" ujar deon berniat beranjak dari tempat duduknya, namun di tahan oleh si kembar twins.

"Tunggu, kami juga ingin ikut menemuinya" ujar relan dan reza serempak, "tidak, sebaiknya kalian tetap duduk di sini" ucap galen kembali angkat bicara.

"Apa yang kau lakukan galen, mereka hanya ingin menemui alan" ucap serlo membela kembar twins "tidak, aku tak akan membiarkan mereka membuat masalah lagi, deon pergi, bawa alan turun untuk sarapan" perintah galen, deon langsung beranjak menuju kamar alan.

Tak berselang lama deon datang namun dengan langkah yang tergesa-gesa, "daddy papa abang!! alan dia....."
.

.

.

.

.

.
TBC.

LOVE BETWEEN THREEE SOULS {Transmigrasi Alan) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang