Tinggalkan vote dan komentar kalian jika ceritanya menarik....
Happy Reading~
..
.
"Gak!!! Dia pasti bohong, ayah sama bunda ga mungkin meninggal, gakkk!!" alan berteriak histeris sambil menggelengkan kepala, dan seketika jatuh terduduk di lantai berusaha menyangkal kenyataan pahit yang kini menimpa nya, kerasnya teriakan alan sampai membuat para pengunjung yang ada di cafe itu terganggu.Namun juga tak berani menegur mereka apa lagi sang manager yang melihat di antara pemuda yang sedang terduduk bersimpuh sambil menangis, di kelilingi dua pria dengan badan yang lumayan kekar, apa lagi dengan lambang anggota geng di belakang jaket yang mereka kenakan, sudah di pastikan ia akan berakhir paling tidak di rumah sakit sebelum berada di neraka.
"Ayah bunda ga mungkin tinggalin alan, kalian bohong...kalian pasti bohong!!!" teriak alan di sela-sela tangis nya, kemudian bangkit dan segera lari dengan sekuat tenaga meninggalkan jefan dan lian yang masih berada di cafe itu, "alan tunggu! Sial! Lian lo bayar tagihan nya, sementara gue akan ngejar alan, takut dia bakalan ngelakuin hal aneh lagi kek waktu itu" ujar jefan, lian hanya menganggukkan kepalanya, jefan kemudian ikut berlari menyusul alan yang entah kemana pergi nya.
🌸
Di tempat lain, terlihat seorang pemuda mengeluarkan air mata tanpa henti, yang sedang berlari dengan sekuat tenaga tanpa arah tujuan, yap! Ia adalah alan, tak pernah berhenti atau pun melihat kebelakang, ia hanya terus berlari, sampai suatu ketika ia berhenti karna sudah terlalu lelah dan tak kuat lagi untuk berlari.
Ia berhenti di sebuah pantai yang ada di pinggir kota, dengan hamparan pasir putih yang siap menyapa siapa saja yang datang kesana dan termasuk arus ombak serta air yang berwarna kebiruan menyatu dengan sinar matahari yang hampir tenggelam, matanya terpejam menetralkan derup nafas nya yang tak beraturan, angin laut yang sangat dingin kini menerpa pipinya yang sembab karna basah, namun rasanya angin itu semakin lama semakin menusuk tubuh dan jantung nya.
Sangat sakit! itu sangat sakit, itu yang tengah ia rasakan saat ini, "ARGGGGG!!!" ia berteriak sangat keras sembari mendongakkan kepala ke arah langit, melepaskan semua perasaan rasa sakit serta masalah yang selama ini ia pendam dalam hatinya, ia tak tahan lagi dengan semua penderitaan yang dunia berikan padanya, haruskah ia menyerah?
Haruskah ia pergi saja dari dunia ini? Mungkinkah itu akan jadi lebih baik? Tanya alan terus tanpa henti pada dirinya sendiri, 'jangan kak, jangan melakukan hal bodoh seperti itu, cukup vino saja yang pergi, kakak juga jangan ikut' ujar vino dengan suara yang parau dalam pikiran alan,"hiks..bagaimana jika aku ingin menyerah vino hiks..?" tanya alan sambil terisak dalam tangis nya pada vino.
'Jangan seperti itu kak, vino tau kakak Adalah orang yang kuat, jangan mudah menyerah kak, jalan kakak masih panjang, ini juga bukan akhir dari semua nya' ucap vino menyemangati alan dari batinnya, "hiks..tapi aku tak kuat lagi vino, rasanya tubuhku sudah hampir hancur, di tambah dengan kenyataan kedua orang tuaku sudah lebih dulu pergi meninggalkan ku, rasanya sakit!! Sakit sekali..hiks..hiks." tangis alan dengan nafas yang tersengal-sengal.
'Jangan berkata seperti itu kak, setiap orang pasti akan segera pergi meninggalkan kita, tak perduli itu adalah orang yang bahkan kita sayangi sekalipun atau tidak, kakak setidaknya masih beruntung pernah merasakan yang namanya kasih sayang lebih baik dari vino, jadi vino harap kakak lebih bisa mengiklankan orang yang kakak sayangi' jelas vino yang seketika membuat alan menghentikan tangis nya, dan segera menyeka air matanya.
"Vino, apa benar kalau ayah bunda sudah ga ada? Heukk" tanya Vino masih sedikit terisak, memastikan yang ia ketahui, 'um, itu benar kak' Vino hanya menjawab dengan perasaan bersalah.
Deg!
"la-lalu ayah bunda bagaimana?"
tanya alan dengan suara yang bergetar ingin menahan tangis nya lagi.'Tak perlu khawatirkan mereka kak, mereka di sini baik-baik saja, apa kakak ingin bertemu dengan mereka?' tanya vino yang langsung membuat alan tertegun tak percaya, "benarkah? caranya?" 'pandang fokus ke arah laut, lalu pejamkan mata kakak, kosongkan pikiran, jangan berpikir tentang apa pun saat ini, atur nafas dan mulailah fokus' instruksi vino yang langsung di turuti alan.
Alan pun mulai melakukan apa yang di katakan vino, ia mulai fokus dengan posisi mata tertutup tertuju pada laut biru yang sekarang berubah menjadi warna jingga seperti warna mata hari terbenam.
🌸
tak berselang lama alan pun mulai tengelam dalam lautan mimpi dan pikirannya, alan sekarang sedang terlihat bermimpi namun pikiran serta tubuh nya masih tetap terjaga.
Alan flashback on
Di dalam mimpi alan, alan melihat dunia yang sama seperti waktu terakir ia kunjungi di saat alan pertama kali bertemu dengan Vino, tempat nya masih sama, pohon yang rindang, dan bunga-bunga berwarna-warni yang bermekaran mengelilingi sekitar pohon itu.
Alan perlahan melihat ke sekeliling dekat dengan pohon itu, hamparan bunga serta angin yang bertiup sangat lembut dan tenang, namun juga sangat sejuk, itu membuat alan sangat tenang, alan yang masih berdiri menikmati suasana yang damai, tiba-tiba alan merasakan ada seseorang yang menepuk pundak nya.
"Alan..." seseorang memanggilnya dari belakang dengan suara yang sangat lembut nan merdu dari balik punggung alan, alan yang mendengar suara itu sangat terkejut dengan badan yang bergetar menahan isak tangis yang sebentar lagi akan keluar.
Alan dengan tubuh yang bergetar perlahan mulai membalikkan badan nya ke arah belakang yang memanggilnya.
Tes
Tes
Tes
..
.
.
.
.
TBC.
Silakan di vote dan komen nya kawan kawan! Waduh! Kalian Bisa ketebak ga yah mereka siapa? Ga mungkin ga tau ye kan?Yaudah segitu aja dulu, lagi ngantuk mau ngetik cucah😪
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BETWEEN THREEE SOULS {Transmigrasi Alan) [END]
RomanceSeorang pemuda SMA Bernama Alan Wirat Majaya yang harus memperjuangkan cintanya demi seorang teman laki lakinya lintang bagas kara yang tidak mau menerima cinta alan, sampai akhirnya alan berniat untuk mengakhiri hidupnya karna sudah menyerah pada c...