Tinggalkan vote dan komentar kalian jika ceritanya menarik....
Happy Reading~
..
.
"Hmm?-" ujar mereka yang ada di meja itu kompak."Alan jahat! kenapa tidak mengajak ku juga"kesal angga, namun di abaikan alan.
"Oky, kalian tunggu sini bentar nanti kita balik lagi, ayo al" mereka pun langsung berjalan meninggalkan area kantin, lebih tepat nya ke arah toilet cowo.
"Loh! Kalian, alan kemana Dev?" ujar aksen di ikuti lintang yang datang dari arah belakang dengan membawa nanpan berisi pesanan mereka.
"Oh, tadi ada urusan bentar" Jawab devan mengambil nanpan di tangan aksen dan meletakkan nya di atas meja.
"Urusan apa Dev?"
"Hmm gue juga ga tau"
"Apa perlu kita susul?" ujar aksen yang terlihat khawatir.
"Tak perlu, karna dia bersama anggota inti the Tig'rs" ujar dellino santai yang terlihat sedang memainkan benda pipih yang ada di tangan nya.
Namun sepertinya aksen masih terlihat khawatir akan terjadi sesuatu pada alan, walaupun bersama anggota inti the tig'rs. 'Apa perlu aku menyusul nya?' ujar aksen dengan tatapan cemas.
🌸
Sementara di toilet, "lian, jefan gimana ini? Lintang balik lagi?" ujar alan dengan mata yang berkaca-kaca.
"Hah?! Yang bener al? Kok bisa?"
"Gue juga ga tau tiba-tiba lintang pindah sekolah, dan kebetulan sekelas"
"Yaudah, untuk sementara waktu lo pura-pura ga kenal dia aja, atau ga anggap dia ga pernah ada, nanti kalau lintang berusaha ngedeketin lo lagi kita bakalan lindungin lo, oky?" ujar lian menangkup kedua pipi alan dan menghapus lembut air mata yang keluar dari mata alan.
"Tapi....kalau dia tau siapa gue gimana? Gue ga mau kembali lagi kek dulu jef, an, gue ga mau..hiks" alan kembali menangis, membuat jefan dan lian ikut lirih
"Semampu gue sama lian bakalan berusaha buat ngejauhin dan nyembunyiin identitas lo dari lintang" ujar jefan menenangkan alan dari isak tangis nya, alan hanya bisa mengangguk kecil sembari menghapus sisa air matanya yang menetes.
"Keknya kita harus balik, udah lama kita ninggalin mereka takutnya mereka khawatir" ujar lian yang di angguki setuju oleh alan dan jefan.
Aksen membuka pintu toilet untuk keluar dari dalam toilet, namun alangkah terkejutnya mereka mendapati aksen berdiri di depan mereka, apa aksen baru saja menguping pembicaraan mereka?
"Aksen!" alan terkejut mendapati aksen ada di hadapan mereka dengan raut wajah penuh pertanyaan, "apa yang baru saja kalian bicarakan di toilet, dan kenapa kau takut dengan lintang al?"
Pertanyaan yang keluar dari mulut aksen sukses membuat tubuh alan terguncang, mengingat rasa takut akan kejadian di masa lalu kembali menghantui dirinya.
Tubuh alan lemas seperti ingin tumbang, jefan yang peka dengan reaksi tubuh alan memegang erat kedua bahu nya agar tak jatuh, "biar gue yang cerita" ujar kian mengusap punggung alan sesaat untuk memenangkan nya.
"Kita akan bicara di dalam, bisakah kau kembali menutup pintunya?" perintah lian, aksen hanya menurut dan menutup pintu toilet.
🌸
15 menit sudah berlalu sejak kejadian di mana aksen mengetahui suatu kebenaran tentang alan, dan kini mereka sudah kembali dari toilet, awalnya aksen syok dan tak percaya dengan apa yang baru saja lian sampaikan padanya, karena hal mustahil bagi seseorang di dunia ini untuk berpindah jiwa sehingga membuat nya pada awalnya tak percaya sama sekali.
Namun, perlahan setelah mendengar keseluruhan cerita yang di sampaikan membuat aksen perlahan mulai percaya dengan masa lalu alan, dia juga tau bahwa dia bukanlah alan yang asli, dia juga tau bahwa kini alan yang asli sudah tak ada lagi, namun jelas aksen lebih menyukai sikap alan yang sekarang daripada yang dulu.
Walaupun aksen sempat merasakan kesedihan karna kehilangan sosok alan yang asli, yang dulunya sangat manis dan ramah pada nya dan devan, meski alan yang asli dulu jelas memiliki kepribadian yang tertutup dan tak memiliki banyak teman, namun alan yang asli tetap senang bisa memiliki teman seperti aksen dan jefan.
Mereka berempat kini kembali ke kantin tempat mereka duduk di ikuti alan dari belakang, namun sebelum lian duduk alan sempat menarik ujung baju seragam lian pelan, "an, gue duduk deket lo ya?" ujar alan berbisik pelan melihat lintang yang ikut bergabung di satu meja yang sama.
"Hmm oke" mereka pun duduk dengan alan yang di tengah-tengah lian dan jefan, sementara lintang di dekat aksen dan devan, "sen, si alan kenapa sih? Kek lagi takut sama sesuatu?" devan menyenggol bahu aksen membuat nya menoleh seketika, "nanti gue ceritain setelah pulang sekolah" balas aksen yang membuat devan tak bertanya lagi.
"kalian lama sekali, aku sudah lapar menunggu kalian sejak tadi" gerutu seno kesal memajukan bibir nya membuat aksen dan devan yang tadi berbisik mengalihkan pandangan ke arah seno.
Ctak!
Agh!
Satu sentilan jari berhasil mendarat di kening seno, pelaku nya adalah angga, "bisa tidak untuk bersikap tidak sok imut di depan orang lain, karna itu Sangat tak cocok dengan mu" ujar angga menatap jijik pada seno.
"Cih! Memang kau siapa? Presiden?berani mengatur ku? Ekonomi keluarga mu saja setara dengan keluargaku" cibir seno membalas makian angga.
Angga ingin membalas namun sudah lebih dulu mendapatkan amukan dari alam "Ck! Kalian bisa berenti tengkar nya gak? Ato sekalian mau gue buang ke kali, hah!" marah alan membuat mereka berdua terdiam tak berani berbicara lagi, namun kali ini saling melontarkan sebuah tatapan tajam.
"Hahaha, sudahlah tak usah di hiraukan, baby makan makanan mu sebelum sempat dingin" ujar delen di sertai kekehan kecil yang keluar dari mulut nya, alan menurut dan mulai memakan makanan nya.
Selama makan di meja itu sama sekali hening tak ada yang bicara sepatah kata pun, karna sudah menjadi tradisi di setiap kalangan keluarga untuk mewajibkan anak nya untuk tak bicara saat sedang makan.
..
.
.
.
.
TBC.
Sorry yang tadi salah up gess, ini juga ngetik nya pas subuh pas pertengahan sahur jadinya gitu deh agak melek Dikit, untung aja tau soalnya sempet baca juga tadi, duh goblok banget gue( ⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥̀)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BETWEEN THREEE SOULS {Transmigrasi Alan) [END]
RomanceSeorang pemuda SMA Bernama Alan Wirat Majaya yang harus memperjuangkan cintanya demi seorang teman laki lakinya lintang bagas kara yang tidak mau menerima cinta alan, sampai akhirnya alan berniat untuk mengakhiri hidupnya karna sudah menyerah pada c...