BAB:48 Bohong

77 9 0
                                    

Tinggalkan vote dan komentar kalian jika ceritanya menarik....

Happy Reading~
.

.

.
"Bagaimana? Apa kau menyukainya? HAHAHA!!" Tawa keras cello bak psikopat gila, Alan tak membalas namun justru hanya diam, "ck! Apa kau tuli sekarang sialan!!" Bentak cello yang tadinya tertawa keras sekarang menunjukkan raut wajah penuh kemarahan karna tak mendapatkan jawaban dari Alan.

Grebb

Baggg

"Ughh"

"jawab sialan!!!" Bentak cello melempar sebuah batu dengan ukuran kepalan tangan orang dewasa ke arah kepala Alan Sehingga menyebabkan kepala Alan luka dan bukan hanya luka tapi memar biru di dahi nya pun ikut muncul.

"Apa kau tak malu melakukan ini semua hanya untuk tujuan egois orang tuamu" ucap Alan suara yang berat menghina terkesan sangat kuat, di tambah tatapan nya saat ini menajam tertuju pada cello yang malah membalasnya dengan tersenyum sinis.

"Aku tak akan malu walaupun harus memusnahkan seluruh keturunan bramantya sampai ke akar-akarnya sekalipun demi terwujud nya keinginan kedua orang tuaku yang ingin menghancurkan keluargamu" tunjuk cello pada Alan dengan tekat yang kuat terpancar dari tatapan matanya.

"Kau benar-benar sudah di butakan kasih sayang orang tua mu sendiri sehingga kau berani berbuat sejauh ini? Hanya untuk mendapat kasih sayang mereka? Apa kau tak sadar bahwa kau hanya di jadikan alat untuk mencapai tujuan serakah mereka? Kau tak sadar bahwa jika tujuan mereka tercapai kau tak akan di butuhkan lagi dan akan di buang?"

"DIAM!!!" Sentak cello menghentikan ucapan Alan yang menyakiti pikiran nya.

"kau bohong, kau benar-benar pembohong, orang tua ku tak akan mungkin membuangku, kau pasti hanya memprovokasi ku agar aku lengah dan pada saat yang tepat kau akan melarikan diri, benarkan!!" Bentak cello dengan emosi yang sudah meluap-luap di kepalanya.

"Kau cerdik, tapi kurang pintar, apa kau lupa bahwa aku bahkan tak akan bisa melakukan itu karna kau mengikat ku terlalu kencang" jawab alan yang membuat cello seketika terdiam.

Benar juga yang di katakan Alan, bahwa cello mengikat nya terlalu kencang, sampai Alan kesulitan untuk melepaskan diri karna ikatan cello yang terlalu rapih dan terampil, sehingga Alan tak bisa melepaskan diri walaupun ia mencoba nya berulang kali.

"Diam kau!"

Bugg

Bugg

Heukk

Cello geram akibat tak bisa mengontrol emosinya dengan benar tanpa sadar menumbuk perut Alan dengan kuat sehingga membuat Alan berteriak sangat kencang dan seketika itu juga ia pingsan akibat tak bisa menahan rasa sakit di perut nya.

"heh lemah hanya segitu saja pertahananmu, namun ingat ini baik-baik, jangan samakan aku dengan mu karna aku hanya tak di perhatikan mereka saja, bukan berarti mereka mengabaikanku" ucap cello menjambak rambut Alan dan menghempaskan nya secara kasar.

Lalu keluar dari gubuk itu, dan tepat di saat itu juga seseorang menelfon nya dari tempat lain, cello melihat ponsel nya dan di panggilan itu tertera tulisan ayah nya, melihat siapa yang menelfon nya mata cello seketika bersinar cerah, cello buru-buru mengangkat telfon itu saking bahagianya.

Dertttt

Halo ayah...

"......"

Aku sudah melakukan tugasku dengan
baik

"......"

Benarkah? Baiklah sesuai keinginan ayah

"......"

Panggilan itu di putus oleh pihak lain, "kalian berempat jaga tempat ini, kalau sampai lepas kepala kalian gantinya, sisanya ikut dengan ku" ucap cello memberi printah pada bawahan nya yang bertugas menjaga gubuk itu.

"Baik tuan" patuh mereka lalu pergi mengikuti cello entah kemana, sementara yang lainnya masih bertugas menjaga gubuk itu dari ke bobolan.

🌸

Kita beralih ke kediaman bramantya saat ini, di kediaman bramantya saat ini tepat nya di ruang tamu.

"Bagaimana? Apa kau sudah menemukan nya eren?" Ucap serlo yang masih duduk berada di ruang tamu tanpa beranjak sedikit pun dari kursi kebesaran nya.

"Maaf...tapi saya belum berhasil tuan" jawab eren sedikit menundukkan kepala nya takut menatap mata sang majikan nya, serlo yang mendengar hasil yang tak memuaskan untuk nya membuat serlo geram namun sesaat di tahannya, karna serlo tau bahwa tak mudah untuk mencari seseorang yang hilang, walaupun harus memerlukan waktu yang sangat lama.

"Haaahh, tidak apa-apa kau sudah bekerja keras, teruskan mencari dan bila ada kabar segera beritahu" ucap serlo menghela nafas sesaat lalu memijat pangkat hidup nya lesu, eren yang mendengar nya langsung membungkuk hormat lalu segera pergi melakukan tugasnya kembali.

Setelah kepergian eren kini datang dua kembar twins yang baru pulang dari sekolahnya, mereka berjalan lemas lalu menyenderkan tubuhnya di atas sofa.

Plukk

"Bagaimana? Apa kalian mendapatkan sesuatu?" Ucap serlo membuat mereka seketika kembali memposisikan tubuh mereka tegap, "sayangnya...kami tak menemukan apa-apa" jawab relan terlihat sedih membuat serlo kembali menghela nafas nya berat.

"Itu benar, bahkan kami tak dapat menemukan Alan di sekitar sekolah" sambung reza membenarkan ucapan relan.

"Tampaknya kita harus meminta bantuan-"

"kami pulang" ucapan serlo tiba-tiba terpotong oleh kedatangan eden berserta deon yang berada di belakang nya, "bagaimana?" Tanya serlo sambil menghampiri kedua putranya.

Namun hanya mendapatkan gelengan dari keduanya, "kami masih terus mencari" ucap eden semakin membuat mereka frustasi sehingga terlarut dalam pikiran mereka sendiri, mereka seakan membayangkan jika terjadi sesuatu pada Alan, apa yang akan mereka lakukan nanti? Apakah mereka siap menghadapi kepergian Alan?

Berbagai pikiran buruk trus menghantui mereka sehingga mereka tak dapat berpikir jernih kembali, di saat mereka sedang terlarut sebuah suara ponsel serlo yang berdering membuat mereka membuyarkan lamunan mereka.

Serlo beralih mengambil ponsel nya, dan ketika mengetahui siapa yang menelfon nya serlo segera mengangkat telfon itu dengan cepat.

Halo...
.

.

.

.

.

.
TBC.
Silakan tinggalkan vote dan komennya, bye ٩(ര̀ᴗര́)ᵇʸᵉ

LOVE BETWEEN THREEE SOULS {Transmigrasi Alan) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang