Tinggalkan vote dan komentar kalian jika ceritanya menarik....
Happy Reading~
..
.
"Heh.. Masih hidup lo, dasar hama" bisik cello tepat di telinga alan, tubuh Alan seketika membeku, berusah mencerna bisikan cello tadi.Apa yang baru saja di katakan protagonis ini barusan?
'Inget al, jangan gegabah, lo pura pura amnesia untuk sementara waktu' batin Alan mengingatkan.
"Abang" alan langsung mendorong cello dengan kasar hingga pelukannya terlepas, dan cello langsung jatuh menyentuh lantai.
Brukk...
Semua yang ada di ruang tamu itu terkejut melihat cello yang jatuh ke lantai.
"Hiks Abang kok jahat sih sama cello, padahal cello kan mau peluk abang hiks" ucap cello dengan memperlihatkan wajahnya yang sok polos, lugu, yang tersiksa itu.
Alan yang melihat tingkah laku cello yang begitu dramatis merasa ingin muntah, namun ia tahan kuat-kuat rasa ingin muntahnya itu.
Sementara deon yang melihat apa yang baru saja di lakukan alan, terkejut dengan tatapan tak percaya dengan apa yang di perbuat alan kepada cello, namun tak di pungkiri juga bahwa deon lebih suka dengan prilaku Alan yang sekarang.
"Vino! Apa yang kau lakukan" bentak kepala keluarga di ruang tamu itu kepada Alan.
Alan hanya menatap ke arah pria yang membentaknya dengan tatapan dingin dan terkesan acuh, serlo yang melihat tatapan Alan barusan terpaku sesaat.
"Dasar anak sialan!" bentak abang pertama vino 'EDEN HAZARD BRAMANTYA, atau lebih tepatnya kepada Alan, namun Alan hanya mengacuhkannya, dan terlihat tidak memperdulikan bentakan Eden padanya.
"Cih, anak tidak tau diri" " dasar pembuat masalah " ucap abang kembar Alan ' RELAN EDLA BRAMANTYA ' dan 'REZA ADELA BRAMANTYA dengan nada menghina, kemudian keduanya berlari menghampiri cello dan membantunya untuk berdiri, "cello, cello gak papa kan? " ucap relan dengan nada lembut sambil mengelus-ngelus rambut cello.
"Cello, mana yang sakit, abang bawa kerumah sakit ya?" reza sama kawatirnya dengan relan.
"Gak papa kok bang" ucap cello sambil menunjukkan wajah imutnya yang mampu membuat seluruh yang ada di ruang tamu itu seketika hatinya menjadi hangat, namun berbeda jika Alan yang melihatnya jadi ingin muntah.
Alan sudah jengah dengan drama keluarga cemara ini, akan lebih baik jika Alan tidak usah datang ke mansion ini dan lebih memilih tinggal dengan galen papanya serta kedua kakak kembarnya di prancis.
Alan melangkah mendekati deon, "kamar?" ucap Alan bertanya.
"Lantai 3, pintu kamar warna biru laut" ucap deon dengan sedikit dingin kepada alan, alan hanya mengangguk dan langsung menuju tangga atas kamarnya.
Namun di saat alan baru menginjak anak tangga pertama, suara serlo sudah lebih dulu menghentikan langkahnya.
"Vino dimana rasa belas kasihanmu kepada cello, bukannya meminta maaf, malah langsung pergi begitu saja, apa kau tidak punya hati hah? " ucap serlo dengan nada sedikit membentak.
"Maaf tuan SERLO VINOVAL BRAMANTYA yang terhormat, memangnya cello siapa bagi saja? Dia bukan sodara kandung saya, dia hanya anak yang di pungut dari panti asuhan, tidak lebih, dan satu lagi, mulai sekarang panggil saya dengan sebutan Alan bukan vino" ucap alan dengan menekankan kata alan, lalu kembali melanjutkan menaiki tangga.
Serlo mematung mencoba mencerna semua perkataan vino tadi, apa yang baru saja di katakan vino tadi sangat mengejutkan bagi serlo, bagaimana tidak, karna vino yang selama ini ia kenal adalah anak yang manja akan haus kasih sayang darinya dan kedua abang vino, bahkan vino yang dulu tidak akan pernah berani memandang serlo, namun sekarang nyatanya vino berani menatapnya dengan tatapan dingin dan acuh, sungguh mengejutkan bukan? .
🌸
Dua menit kemudian Alan kini menemukan kamar vino dengan ciri yang sama, Alan membuka pintu kamar itu kemudian masuk kedalamnya, tak lupa menutup dan menguncinya kembali.
Di dalam kamar, Alan menatap sekeliling kamar vino dengan tatapan menyelidi, tidak ada yang menarik dari kamar vino, hanya kamar yang bernuansa biru laut, tempat tidur yang kecil hanya muat untuk satu orang, meja belajar yang di atasnya hanya ada laptop di atasnya, namun entah kenapa rak buku di sana sangat lah besar dan di penuhi buku buku yang tersusun rapih.
Alan tidak ingin ambil pusing dengan rak buku itu, Alan kini sudah lelah akhirnya Alan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu untuk menyegarkan pikirannya.
Alan masuk kedalam kamar mandi yang ukurannya tidak terlalu besar, namun cukup muat untuk dirinya sendiri, Alan menjalankan air di bathub dan melepas pakaian yang di kenakannya, dan mulai berendam didalam bathub itu.
"ahhh, ini baru namanya surga" ucap Alan dengan penuh rasa lega, sepuluh menit kemudian kini Alan sudah selesai menyegarkan dirinya, Alan beranjak dari bathubnya, memakai anduk sebatas pinggang dan beralih menuju cermin yang ada di wastafel dekat bathub itu.
Alan menatap pantulan tubuh vino di cermin itu, 'menyedihkan' itulah satu kata yang terlintas di pikiran Alan saat ini, tubuh yang di tempati Alan saat terdapat luka memar dan sayatan di sekujur tubuhnya, bahkan luka memar itu terlihat tampak berwarna biru, 'kau memang sangat kuat vino, aku saja belum tentu sekuat dirimu, namun kau tenang saja, karna sekarang aku Alan Wirat Majaya, akan mengubah nasib tubuhmu untuk selamanya, namun aku juga akan tetap membalaskan dendamku pada mereka'
Alan keluar dari kamar mandinya, membuka lemari dan mengambil pakaian di lemari itu, untungnya pakai itu sesuai dengan seleranya, yaitu pakaian yang tidak terlalu ketat, namun ketika di pakai baju yang di pilih alan terlihat kebesaran untuk ukuran tubuh vino yang kian hari semakin mengecil ke ukuran tubuh Alan, saking besarnya sampai terlihat bahu Alan yang bidang dan putih, seputih susu.
Setelah Alan selesai berpakaian Alan beranjak menuju meja belajar yang di atasnya hanya ada laptop, Alan membuka laptop itu untung saja laptop itu tidak di buat kata sandi oleh vino, jadi Alan lebih leluasa membukanya.
Dengan mahir tangannya menari di atas keyboard laptop itu, tidak ada yang menarik dari laptop itu, hanya ada aplikasi bawaaan, selebihnya hanya di isi dengan aplikasi instagram dan aplikasi pengeditan foto atau video.
Alan mulai membuka instagram dan melihat akun vino, Alan terkejut ternyata followers vino sudah sampai 18M lebih, selebihnya di saat Alan melihat postingan vino, ternyata vino suka menyanyi dan membuat cerita yang menarik sebagai postingannya.
Dan sepertinya Alan jadi tertarik untuk melanjutkan kegiatan vino di instagram, siapa tau itu akan menjadi sebagai senjata yang berguna bagi Alan di masa depan.
..
.
.
.
.
.
TBC.
udah segitu dulu ceritanya, nanti Vira sambung lagi, silahkan tinggalkan vote dan komentar kalian✨ babayy
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BETWEEN THREEE SOULS {Transmigrasi Alan) [END]
RomanceSeorang pemuda SMA Bernama Alan Wirat Majaya yang harus memperjuangkan cintanya demi seorang teman laki lakinya lintang bagas kara yang tidak mau menerima cinta alan, sampai akhirnya alan berniat untuk mengakhiri hidupnya karna sudah menyerah pada c...