LOVE BETWEEN THREEE SOULS {Transmigrasi Alan) [END]

BAB:20 "hoamm~ hadirr yang mulia"

Tinggalkan vote dan komentar kalian jika ceritanya menarik....

Happy Reading~
.

.

.
"Umm, bukan kek gitu, maksud kita tuh..."

"Umm, jadi gini dulu di sekolah ini perna terjadi bentrok antara masing-masing jurusan, hanya karna sebuah perbedaan pendapat, akibatnya ketiga jurusan itu sampai sekarang masih tetap menjalin sebuah permusuhan sampai sekarang, Kita yang berada di jurusan lain ga bisa main asal masuk ke wilayah jurusan lain, karna akan berakibat fatal bagi kita, dan lo masih beruntung karna pemimpin dari jurusan ips itu mau ngelepasin lo dan juga gue sama aksen, kalo gak kita ga bakalan tau apa yang bakal di lakuin sama mereka" jelas devan panjang lebar.

Alan hanya terdiam, berpikir dalam batinnya menyimak apa yang barusan di jelaskan Devan, 'tunggu! Jadi gue udah ketemu sama salah satu pemimpin dari wilayah sekolah ini, tapi kenapa gue sampe ga sadar sih? padahal vino udah sempat ngasih tau gue buat ngehindar dari mereka semua, tapi! Kenapa vino cuma nyuruh gue buat ngehindar dari mereka? Bukannya memberikan penjelasan secara detail dan jelas, dan juga kenapa dia ga ngasih tau kalo di antara jurusan itu sempat terjadi permusuhan? Ini sama aja dengan dia Ngejerumusin gue ke sarangnya para singga! vinooo!!!" Teriak Alan kesal dalam batinnya.

'Hoamm~, Hadirrr yang mulia agung nan tampan mempesona, ada yang bisa saya bantu?' Sementara yang di panggil hanya menunjukkan wajah polosnya yang terlihat seperti habis bangun tidur, malah justru membuat Alan semakin kesal di buatnya, 'kenapa kau tidak mengatakan kalau di sekolah ini pernah terjadi permusuhan antara 3 kelompok?' Ucap Alan dengan nada yang sengaja di buatnya dingin untuk membuat vino jadi takut, namun bukannya membuat vino takut malah justru membuatnya seketika tertawa terbahak bahak.

Karna nada yang di ucapkan Alan dingin malah terkesan nada seperti wanita yang sedang memarahi pacarnya, 'kenapa kau malah tertawa, apanya yang lucu? Cepat jawab saja pertanyaanku!' Ucap Alan dalam batinnya semakin kesal dan geram di buat vino.

'Haha, baiklah-baiklah, akan vino jawab, lagian kakak juga ga nanya apa-apa tentang sejarah sekolah, dan malah waktu itu cuma nyimak doang apa yang vino jelasin, vino kira kak Alan udah tau, atau memang kak Alan ga mau tau tentang itu, makannya vino ga kasih tau, biar surprise mungkin?' Ujar vino sambil nyengir kuda, memang ga ada ahlak ni anak, Alan heran si vino ini dulunya di kasih makan apa sih, sampai jadi kek gini sekarang.

'Surprise-surprise gundulmu! Mungkin jika kau sejak dari tadi memberitahuku, aku sekarang mungkin tidak akan bertemu dengan salah satu dari mereka, sekarang salah satu pemimpin dari tiga wilayah itu sudah bertemu denganku, dan pasti akan membunuhku jika aku sampai menyakiti si cello itu.'

'Itu tidak mungkin terjadi kak, selagi dua dari tiga wilayah itu tidak bertemu langsung dengan cello, dan kau tidak menyakiti cello secara langsung di depan mata mereka, kau akan tetap aman' ucap vino melalui pikiran alan, yang spontan saja langsung di jawab Alan dengan anggukan kepalanya, yang justru membuat devan dan aksen yang berada di samping Alan, sedang menatap Alan dengan pandangan bingung, karna Alan dari tadi hanya terdiam dan tiba-tiba saja menganggukkan kepalanya, aneh sekali?

"Sen, tu anak kenapa? Kok tiba-tiba jadi ngangguk sendiri sih, kek orang ga waras gitu?" Ucap devan menyeka bahu aksen, "loh, kok tanya gue sih! emang gue orang tuanya? Ya mana gue tau lah" jawab aksen tak peduli, "yaelah, kan si alan temen lo, udah! Tegur sana, dari pada makin aneh tu anak nanti kita juga yang bakalan repot, emang lo mau nanti manggil pak ustadz kemari? Gue si ogah ya, mana repot lagi nanti mau nyarinya kemana coba?"

"Ye, si alan temen lo juga kalek, yaudah gue negur dia dulu, al, lo kenapa? kok ngangguk-ngangguk gitu sih? Ada yang lucu ya?" Al spontan langsung terkejut di kala aksen berucap sambil menepuk pundak alan, yang malah justru membuat alan terkejut, "ah! Ga papa kok, ini pala gue tiba-tiba pegel makannya gue ngangguk, biar ga pegel lagi, hehe" jawab alan tersenyum sambil menampakkan gigi gisulnya, yang justru membuat alan jadi tampak imut, sangat mengemaskan.

Seandainya saja aksen dan devan bukan anak baik-baik pasti sedari mereka bertemu dengan Alan, pasti si Alan sudah mereka karungin dan segera membawanya pulang untuk di jadikan hewan peliharaan mereka sendiri.

'Haha, makannya kak kalo mau ngangguk tuh liat-liat dulu situasinya, jadi di kira orang ga waraskan? hahaha' tawa vino di kepala alan pecah saat itu juga karna tak sanggup lagi menahannya, 'haha, mau tak sleding? Atau tak tendang sampean?' Tiba-tiba alan berucap dengan nada serta aura yang dingin hingga sampai membuat vino yang sedang menertawai alan terdiam seketika di buatnya.

"Al, lo serius leher lo itu emang ga papa?
Atau mau ke UKS aja biar di priksa? Takutnya leher lo itu bukannya pegel malah patah leher lagi" tanya devan kawatir aksen pun jadi ikut kawatir, "ga usah, leher gue ga Kenapa-napa kok, lagian kita juga udah mau nyampe kelas nih, tanggung kalo harus ke UKS sekarang bisa-bisa ntar bel lagi, udah ayo buruan kaki gue udah pegel nih" ucap alan yang langsung mendapatkan anggukan dari keduanya, mereka pun melanjutkan berjalan ke kelas X mipa 4 dengan hikmat sambil menunggu bel tanda jam pelajaran di mulai.
.

.

.

.

.

.
TBC.
Telat Dikit ga ngaruh kan ya? Seharusnya dari pagi tadi sih! Oke
Ulang! ulang!

Selamat tahun baru semua nya, gak  kerasa udah pergantian tahun aja nih, Harapan vira kali ini cuma satu, bisa libur panjang lagi huwaaaa vira rindu libur panjang lagi soalnya vira akhir akhir ini kurang tidur, jadi semoga bisa tidur dengan nyenyak sampai tahun depan amin.

Kalo kalian apa harapan nya nih? Tapi jangan aneh-aneh yah, soalnya ga bakalan di kabulin kalo aneh harapan nya, sama kek vira permintaan nya aneh (T_T)

Selamat tahun baru sekali lagi ya bye bye, see you next chapter
(-^〇^-)