BAB:42 Sedikit kebahagiaan

93 8 0
                                    

Tinggalkan vote dan komentar kalian jika ceritanya menarik....

Happy Reading~
.

.

.
"Ah iya makasih pak cuma bakat alami" jawab alan, sang sopir hanya tertawa getil mendengar jawab alan, alan lalu membuka pintu mobil taksi itu dan turun di depan gerbang mansion, sementara sopir taksi itu mulai melajukan mobil nya meninggalkan pekarangan mansion.

Alan segera memasuki mansion tak ingin berlama-lama di luar, di sekitar parkiran mansion Alan melihat begitu banyak mobil dengan merek rivendell hitam terparkir apik di parkiran mansion bramantya.

Alan bertanya dalam hati mobil siapa itu? karna setaunya keluarga bramantya tak perna mengoleksi mobil dengan merek seperti itu, karna merek rivendell bukan berasal dari Indonesia, sudah di pastikan itu bukanlah mobil mereka, apakah di dalam mansion sedang ada tamu yang datang? Ataukah sedang ada acara?

Hentalah, mari kita lihat saja, Alan melewati parkiran menuju mansion, saat sampai Alan masuk kedalam dan tak lupa menutup pintu kembali, di saat alan berbalik berniat ingin menuju ke arah kamar nya, tapi, seseorang dari arah ruang tamu memanggil alan, karna jarak pintu utama dengan ruang tamu cukup dekat hanya berjarak beberapa meter saja, namun luas.

"Alan..." seseorang itu memanggil mana alan dengan suara ritme yang berat.

Alan mengarahkan pandangannya ke arah orang yang memanggil nya, dan ternyata bukan hanya ada satu orang yang ada di sana, melainkan ternyata seluruh anggota keluarga bramantya berkumpul di sana termasuk tiga orang tambahan, dua di antaranya adalah sepasang kembar, dan satu lagi sekitar berumur 38 tahun yang tadi memanggilnya.

"Kenapa hanya berdiri saya di sana, kemarilah, apa kau tak merindukanku babyboy?" ujar pria itu memanggil alan.

"Iya itu benar sekali" "Apa kau tak merindukan kami baby?"ujar dua pemuda kembar yang duduk di sebelah orang itu.

"Papa?" beo alan bergumam, yang di ketahui yang memanggil alan tak lain adalah galen 'galen Adiwiranjaya' jangan lupakan anak kembar yang berada di samping kiri nya, veden edenat adiwiranjaya, dan velen xenox adiwiranjaya.

"Ya babyboy kemarilah, dan berikan tas mu pada pelayan"

"Papaa~" Mendengar itu alan langsung berlari menghampiri galen tak lupa segera memberikan tas nya pada pelayan yang tadi menghampirinya.

"Papaaa, aku sangat rindu papa" ucap alan menubruk tubuh galen, yang kini galen membenarkan posisi alan duduk di pangkuan nya.

"Papa juga sangat merindukanmu baby" balas galen tersenyum sambil mengelus pipi gembul alan yang terlihat sedikit kempis akibat kekurangan gizi.

"Hum! Baby rindu papa, tapi apa baby tak merindukan kami juga?" rajuk velen yang duduk dekat veden.

"Rinduu~ tapi nanti hehehe" kekeh alan yang masih asik berada di pangkuan galen, melupakan serlo dan anak nya yang lain sedari tadi melihat ke akraban mereka yang membuat hati mereka begitu sakit.

Jadi seperti ini rasanya di abaikan? Batin serlo dan yang lainnya merasakan hal sama yang alan rasakan, kecuali cello yang memandang keharmonisan mereka justru membuat nya naik darah tinggi, namun apa yang bisa dia lakukan hanya bisa menonton.

Tanpa cello sadari tadi galen melihat perubahan ekspresi cello yang tampak marah, kini galen tersenyum iblis dalam hati, 'jadi begini sifat aslinya, heh! tunggu tanggal mainnya' ujar galen dalam hati menyeringai.

"Alan, bagaimana sekolahmu?" tanya serlo yang berada di sebelah sofa yang di tempati galen, namun alan tak menjawab malah mengabaikan pertanyaan serlo.

LOVE BETWEEN THREEE SOULS {Transmigrasi Alan) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang